3

1K 39 3
                                    

Hanya suara radio yang dari tadi terus mengoceh ditengah keheningan antara Darya dan Ayana. Jika Darya tengah fokus menyetir, Ayana tengah sibuk dengan pikirannya sendiri. Banyak hal yang ada dipikiran Ayana saat ini.

"Lo beneran adiknya Naya?" kata Darya setelah mobil itu berhenti karena lampu merah.

Ayana mengangguk, "emangnya kenapa?" Ayana menoleh kearah Darya.

Darya menggeleng pelan,"enggak. Btw kita belum kenalan 'kan?"

"Lah, emangnya harus gitu kita kenalan?" satu alis Ayana terangkat. "Udah tau nama juga," ucap Ayana lagi.

"Enggak sih, biar akrab aja," kata Darya dan langsung menginjak gas setelah lampu sudah berganti warna menjadi hijau.

• Satu SMA •

"Beneran nih, kak. Gak mampir dulu?" tawar Ayana pada Darya.

Darya menggeleng pelan lalu tersenyum, "udah sore. Lain kali aja."

"Makasih kak, daaahhhh." Ayana melambaikan tangan pada Darya yang sudah mulai menjauh.

Ketika Ayana membuka gerbang, ia dikejutkan dengan suara klakson mobil milik sang mama.

"Adeek! Dibuka itu pintunya!! bengong kamu," teriak Dinda dari dalam mobil.

"Iya.. Iyaa"

Setelah menutup gerbang kembali, Ayana langsung masuk kedalam rumah.

"Naya mana Dek?" tanya Dinda setelah melihat Ayana pulang seorang diri.

Ayana mengangkat bahunya lalu berjalan keatas menuju kamarnya dilantai dua.

Sementara itu Dinda yang melihat putri bungsunya bersikap seperti itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

Ayana merebahkan dirinya setelah mengganti seragam sekolah dengan baju rumahan. Saat akan memejamkan mata suara notifikasi dari handphonenya membuat Ayana berdecak pelan.

Kanaya Maharani :
Adek, bilangin mama jemput aku yaaa😊😊.

Kayana Narayani :
Lah, emang ka Naya dimana? Bukannya sudah pulang dari tadi?

Kanaya Maharani is calling...

"Kenapa sih?" kata Ayana setelah menslide layar handphonenya.

"Bilangin mama jemput,"

"Lah?"

"Mobil gue mogok, trus atmnya gak berguna..." Ayana bisa mendengar dari nada bicara Naya, bahwa kakaknya itu lagi kesal.

"Kan, satelit telkom bergeser, makanya gak mau" jawab Ayana. "Kakak lagi didaerah mana emang?"

"Deket sama bengkel yang mau masuk ke tol itu loh,"

"Jauuh amat... Kakak ngapain kesana? Kalau mama tahu bisa berabe lohh" kata Ayana membuat Naya yang berada diseberang sana berdecak.

"Udahlah dek, bilangin mama yaa,"

"Ogah!"

"Tapi---" sebelum Naya menjawab Ayana lebih dulu mematikan sambungan telepon itu.

• Satu SMA •

"Yaya, baru datang?" suara lembut menyapa pendengaran Darya yang baru saja sampai dirumah. Darya menengok sang Mama yang berada diruang tamu sambil tersenyum, lalu menghampiri perempuan yang masih cantik walau sudah memasuki kepala lima.

Darya lalu duduk disamping Rika setelah mencium tangannya. Darya melepas menyandarkan dirinya dibahu Rika.

"Manja banget sih lo!" kata Daren yang tiba-tiba datang dan bergabung dengan mereka.

"Sirik." balas Darya sinis.

"Sudah-sudah kalian ini, sudah pada gede masih aja kayak gitu." Rika melerai kedua jagoannya yang terlihat seperti anak kecil.

Darya lalu beranjak bangun meninggalkan Rika dan Daren menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

"Darya!!! Ada yang nelpon!" teriak Daren saat mengetahui handphone milik Darya berbunyi. Darya yang saat itu sudah berada diujung tangga atas, langsung berbalik turun dan menghampiri adik kembarnya itu.

Kanaya Maharani is calling...

Darya menslide layar handphonenya dan menempelkannya pada teling kirinya. "Iya Nay," sahut Darya saat baru saja Naya berkata hallo Darya.

"Dar... Gue bisa minta tolong ke, lo?" tanya Naya diseberang sana dengan nada bicara ragu.

"Iya, minta tolong apa?" jawab Darya langsung.

Darya mendengar tarikan napas dari Naya sebelum Naya berkata. "Bisa samperin gue gak? Di bengkel yang mau masuk ke tol itu loh, disampingnya indomerit."

Darya mengerutkan dahinya, "sekarang?"

"Lah-iya."

"Oke." ucap Darya dan sambungan telepon langsung dimatikan sipenelpon.

Sementara itu Daren masih anteng diposisinya saat ini. Dipinggiran sofa, dengan menopang dagu pada telinga sofa. "Siapa?" tanya Daren dengan kode dari matanya.

"Naya." Darya berkata pelan lalu bergegas menuju kamar untuk berganti baju sebelum bertemu dengan Naya.

• Satu SMA •

Darya segera turun dari mobil setelah sampai ditempat yang diberikan oleh Naya tadi. Darya segera menghampiri Naya yang terlihat cemas, duduk didepan bengkel dengan seragam sekolah tadi.

"Naya?"

Merasa namanya dipanggil, Naya mendongak dan tersenyum tipis saat mengetahui itu Darya.

"Lo, kenapa?" tanya Darya to the point pada Naya.

Naya menoleh kearah mobilnya, "mobil gue mogok, trus gue gak bawa uang buat banyar bengkelnya." kata Naya "Minjem duit lo, ya?"

Darya diam, didalam hatinya Darya berkata, jika saja bukan Naya mungkin Darya ogah keluar siang hari. Menggangu waktu tidurnya saja!

"Gimana?" Naya menyenggol lengan Darya pelan.

Darya menangguk pelan, langsung saja ia mengambil dompet yang berada disakunya.

"Berapa-"

"Tujuh ratus lima puluh ribu," kata Naya cepat. Darya menyerahkan uang sesuai dengan nominal yang Naya sebutkan tadi.

"Thanks..." Naya tersenyum lalu masuk kedalam bengkel dan membayar tagihan tadi.

Satu SMAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum