10

685 22 0
                                    

WARNING! TYPO BERTEBARAN!!






Sampai pukul delapan malam, hujan tak kunjung reda. Malahan makin bertambah parah, kilat dan suara petir pun turut menyertai. Aula di skat menjadi dua. Satu skat untuk cewe dan satunya lagi untuk cowo. Pantia dan peserta membaur tidak menggunakan tempat khusus lagi, kecuali tempat rapat panitia yang berada di belakang stage.

Setelah berganti pakaian tadi, Ayana mulai membaca buku materi yang diberikan. Beberapa anak, sudah terlihat tertidur ada juga yang bermain ponsel. Lebih tepatnya, mencari wi-fi. Termasuk Rani. Rani bahkan mencari tempat yang dekat colokan, dengan alasan agar lebih mudah mengisi daya ponselnya jika tiba-tiba habis.

"Ih... Parah! Wah... Parah nih," kata Rani tanpa sadar ketika ia melihat postingan seseorang di Instagram. Jari-jari Rani terus men-scroll komentar yang ada pada postingan itu. "Ayana, kakak lo udah taken?" Rani menyodorkan benda pipih itu ke depan wajah Ayana.

"Bukan pacarnya. Aelah, elo mah."

"Lah... Kalau gitu, ngapain foto berdua cobak? Pake caption 'with my Luv'."

"Foto berdua, bukan berarti taken 'kan." jawab Ayana.

"Tapi ini komentarnya..." Rani membuka kolom komentar dan terpampang nyata komentar-komentar yang meminta pj(pajak jadian) .

"Apa coba, faedahnya pacaran sama kakak sendiri?" kata Ayana membuat Rani membulatkan matanya. Benar-benar bulat.

"Ini... kakak, lo?!" kata Rani terkejut dan Ayana mengangguk. "Omaigattt!! Ganteng banget sih!"

"Jangan naksir sama kak Adit, udah punya calon. Nanti kalau pacaran sama elo, dikira pedofil lagi."

"Emang umur kakak lo, berapa?"

"Dua puluh empat."

"Ihh... Seriusan?? Ini mukanya kayak umur sembilah belas tahunan loh Na."

"Kak Adit, mah baby face. Makanya gak kelihatan kayak udah kerja."

"Udah kerja?" tanya Rani lagi.

Ayana menangguk, "iya. Kak Adit udah kerja, ngurusin hotel sama resort disini sama di Lombok."

Rani manggut-manggut ketika Ayana berkata seperti itu. "Cowo idaman banget," kata Rani menerawang.

• Satu SMA •

Daren kembali mengecek peserta yang belum tidur hingga pukul sebelas malam. Didampingi oleh korlap Denis yang membawa senter di sampingnya. Daren dan Denis tidak tidur di sket cowo, melainkan di bawah stage, menjaga barang-barang.

Daren menyipitkan matanya, saat berada di ujung sket cewe. Masih ada beberapa anak cewe yang belum tertidur, pasti mencari jaringan wi-fi . Daren pun berjalan mendekati anak itu dan ternyata itu adalah Ayana dan Rani.

"Kalian, kenapa belum tidur? Ini kan sudah waktunya tidur. Besok kalau dibangunin pagi, bilangnya masih ngantuk," ketus Daren sambil menyemprotkan sinar senter ke arah Ayana dan Rani.

"Sorry, ya kak. Saya mah gak pernah ngeluh, kalau dibangunin pagi." kata Ayana polos dan jujur.

Rani menahan tawanya ketika Ayana berkata seperti itu. Rani tersenyum, tersenyum mengejek lebih tepatnya. "Atau kak Daren mau nginep disini juga?" Rani menggeser tempat di sampingnya dan menepuk-nepuk space kosong itu.

Daren memplototi Rani dengan tajam setelah Rani berkata seperti itu. Daren mematikan sinar senternya lalu meninggalkan tempat Ayana dan Rani.

"Sensi banget sih, kayak singa lagi pms," celetuk Rani asal.

"Emangnya, singa, pake pms juga Ran?" respon Ayana asal.

Rani mengendikkan bahunya lalu mematikan handphone dan berbaring. "Ayo Na, tidur."

• Satu SMA •

Rencana kepulangan peserta di majukan menjadi siang hari ini. Agenda api unggun yang direncanakan nanti malam batal karena suatu hal. Penjelajahan pun batal di laksanakan. Semua peserta sudah siap dengan seragam pdh yang diberikan.

Ayana dan Rani keluar dari bilik toilet yang berbeda. Keduanya nampak cocok menggunakan seragam kebesaran PMR itu. Dan sudah menggunakan slayer berwarna kuning.

"Gimana Na, bagus gak?" tanya Rani ketika mereka berdua bercermin.

"Banget sih Ran. Nyesel gue baru ikut PMR," kata Ayana.

Rani tertawa pelan, lalu mengajak Ayana keluar dari toilet dan langsung menuju lapangan buper yang masih agak becek.

Palang Merah Indonesia
Sumber kasih umat manusia
Warisan luhur nusa dan bangsa
Wujud nyata pengayom pancasila
Gerak juangnya keseluruh nusa
Mendarmakan bakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci, tujuan PMI
Dipersada bunda pertiwi
Untuk umat manusia, diseluruh dunia
PMI menghantarkan jasa...

Lagu mars PMI yang dinyanyikan oleh semua orang yang ada di lapangan buper. Mereka nampak bangga menyanyikan lagu kebanggaan PMI itu. Selanjutnya dilanjutkan dengan lagu hymne PMI.

Palang Merah Indonesia
Wujud kepedulian nyata
Nurani yang suci
Untuk membantu menolong sesama
PMI, siaga setiap waktu
Berbakti
Dan mengabdi
Bagi umat manusia
Agar sehat sejahtera diseluruh dunia

Ayana tersenyum setelah menyanyikan kedua lagu itu. Ia berhasil menghapalkan kedua lagu itu dalam waktu singkat. Ada kebanggaan tersendiri bagi Ayana karena sudah mampu menghapalkan lagu kebesaran PMI.

Acara dilanjutkan dengan penyiraman air kumkuman sebagai simbol pelantikan resmi. Ayana mendapat giliran setelah Rani. Ayana sedikit menunduk ketika waka kesiswaan yang merupakan pembina PMR menyiramkan air itu diatas kepalanya. Ayana lalu mencium tangan pembina dan berjalan ke depan bendera merah putih. Ayana memberi hormat kepada bendera merah putih itu lalu menciumnya. Hal yang sama Ayana juga lakukan kepada bendera PMI.

• Satu SMA •

Ayana menunggu jemputan Naya di depan pos satpam. Banyak peserta juga ikut menunggu jemputan sepertinya. Sebuah mobil yaris berhenti dihadapannya. Kaca pengemudi mobil itu diturunkan dan memperlihatkan siapa pengemudi mobil itu.

"Udah ada yang jemput belom?" tanya Daren pada Ayana yang masih bengong karena kaget, Rani ada didalam mobil itu. "Ayana!"

"Eh... Udah kok, kak." sahut Ayana tersenyum. Ayana sedikit menunduk untuk memperjelas pandangannya. "Itu, Rani?"

"Iya," jawab Daren.

Rani yang merasa namanya disebut menoleh dan mendapati Ayana sedang melihat ke arahnya. Rani tersenyum seperti meminta ampun pada Ayana. Lalu Ayana menaikkan alisnya, meminta penjelasan pada sahabatnya itu.

Ayana kembali berdiri dan mempersilahkan mobil Daren meninggalkan area sekolah.

Kayana Narayani : elo ngutang penjelasan sama gue!

Ayana mengetik pesan itu lalu mengirimkannya untuk Rani.

Satu SMAWhere stories live. Discover now