15

611 19 1
                                    

Hari ini, kelas X IB1 kedatangan murid baru. Bukan murid baru sebenarnya, hanya saja pindahan dari jurusan tetangga. Seluruh siswa kelas pun menyambut murid baru itu. Termasuk Ayana dan Rani.

Ayana dan Rani dengan khidmat mendengarkan curhatan Asri. Asri berkata bahwa teman-teman sekelasnya pada nyinyir dan gak asik.

"Ho-oh. Anak IS2 emang sombong banget, dikira pada cantik-cantik kalik ya... Kalau gue bandingin sama anak IS1, masih bagusan IS1." kata Rani sejujur-jujurnya. "Mana waktu gue pulang bareng double D, malah disindir-sindir di snapgram. Pake kata 'cuma dugong pake pelet yang bisa pulang sekolah nebeng sama cogan lentera'. Pingin gue report juga akun mereka."

Ayana dan Asri tertawa, mendengarkan ungkapan kekesalan Rani.

"Huss.. Jangan nge- report akun orang sembarangan. Di report  balik, tau rasa lo!" Ayana memperingatkan Rani, agar sahabatnya itu tidak bersungguh-sungguh me-report akun orang.

"Iya... Iya," kata Rani mendengus kesal. "Eh, iya Sri. Lo udah beli buku jurusan?"

Asri menggeleng pelan saat ditanya oleh Rani. "Anterin aku beli yuk," pinta Asri pada kedua teman barunya.

• Satu SMA •

"Kayak gimana gitu, kita ke kantin barengan kayak gini." ujar Rani saat sampai di kantin. "Biasanya berdua mulu, kayak orang pacaran."

"Gue masih normal kalik Ran. Masih naksir cowo," kata Ayana sambil menelusuri kantin, mencari tempat duduk yang kosong. "Yok," Ayana menarik kedua sahabatnya ke sudut kantin dekat dengan washtafel dan ada Naya juga di bangku sebelahnya.

"Kak Nay Nay," colek Rani pada Naya yang tidak menyadari keberadaan mereka.

Naya menoleh dan melihat Ayana bersama dengan Rani dan satu orang lainnya. "Tumben lebih awal breaknya? Jam kosong ya?"

"Ho-oh. Bapaknya engga ada, bagus lah... gak dapet mapel yang melenceng dari jurusan," sahut Rani membuat Naya dan teman-temannya menghentikan aktivitas makan mereka. Rani menyadari jika ada yang salah dari perkataannya. "Ehem... maksudnya, kita ngantuk banget kak, kalau dapat Ekonomi atau Biologi. Padahal jurusan Bahasa, tapi dapet mapel; Ekonomilah, Biologi lah... bisa-bisa, besok kita dapet mapel anak SMK lagi."

Ayana langsung mencubit pinggang Rani saat Rani berkata seperti itu. "Udah, jangan nyerocos terus. Mau makan apa lo?"

"Mie goreng deh, cabenya banyakin."

"Asri mau gue pesenin juga?" tawar Ayana pada Asri.

Asri menggeleng cepat, "enggak Na. Aku bisa sendiri."

Sepeninggal Ayana dan Asri memesan makanan, Rani membuka fitur Instagram di tabnya. Saat asik men- scroll  postingan, sebuah direct massage masuk. Bukan untuk akunnya, melainkan akun Ayana yang di log-in tadi. Penasaran, Rani segera men - swicth akunnya dengan akun Ayana.

"Kak Daren?" gumam Rani pelan, ketika melihat Daren lah yang mengirimkan DM itu.

MDaren reply your stories
Jepitan rambutnya lucu. Baru beli pasti...

Rani mengulum senyumnya saat membaca isi direct massage itu. Sejak kapan kakaknya suka merhatiin jepitan rambut orang. Ia saja tidak tahu kalau Ayana menggunakan jepitan rambut baru.

Ketika akan mengetik balasannya, Rani melihat Ayana dan Asri datang. Segera ia men-swicth akunnya lagi.

Rani menghirup aroma mie goreng yang menggoda imannya itu. Setelah mengucapkan terima kasih dan berdoa, mereka akhirnya makan. Sesekali Rani melirik rambut Ayana yang memang di jepit menggunakan jepitan berwarna tosca.

"Jepitan baru tuh," kata Rani sambil menunjuk rambut Ayana dengan dagunya.

Ayana tersenyum menanggapi perkataan Rani. "Ini dikasih sama kak Naya, katanya ada orang yang ngasih. Tapi kak Nayanya gak suka, jadinya dikasih ke gue." jelas Ayana.

Rani manggut-manggut mendengar penjelasan Ayana.

• Satu SMA •

Jam kosong di jam terakhir itu memang menyenangkan. Kelas X IB1 mengucap syukur karena hal itu. Sebelum pulang, seisi kelas merayakan jam kosong itu dengan berjoged gemufamire.

"Nona manis putarlah ke kanan, ke kanan, ke kanan, ke kanan dan ke kanan, ke kanan, ke kanan, ke kanan manisee..." begitulah sebagian lirik dari alunan lagu gemufamire.

Seketika, kelas X IB1 berubah menjadi tempat senam. Suasana riuh dan ada beberapa anak yang tertawa melihat teman-teman mereka yang melakukan weird dance. Sudah ke tiga kalinya lagu itu diputar, tetapi tidak ada satupun siswa yang lelah. Malahan tambah semangat dan berteriak tidak jelas.

Sampai akhirnya pak Muspikun datang dan langsung menggebrak pintu. Seketika, seluruh murid di kelas X IB1 terdiam, begitu juga musiknya langsung mati.

"Siapa yang suruh kalian senam jam segini?!" tanyanya dengan nada marah. Dengan perlahan namun pasti, pak Muspikun berjalan ke dalam kelas. "Ketua kelas siapa?!"

Semua orang menunjuk Radian yang berada di samping meja guru sambil membawa speaker. Radian langsung menunduk saat semua orang termasuk pak Muspikun menatap kearahnya.

Pak Muspikun berjalan ke arah Radian lalu ia membisikkan sesuatu dan pergi meninggalkan kelas. Radian lalu kembali ke tempat dudukmya dan membereskan barang-barangnya.

"Pak Pikun bilang apa?" tanya Daya dari mejanya.

"Katanya, kalau mau senam di lapangan aja. Jangan dikelas, nanti penghuni kelasnya marah," teriak Radian membuat semua orang langsung keluar kelas dan pulang.

Satu SMAWhere stories live. Discover now