Part 20

3.2K 228 91
                                    

Pagi ini Chanyeol sangat bahagia, entah dari mana ia merasa mendapat energi super. Dia hari ini bangun lebih awal dari biasanya, tak lupa membersihkan diri lalu memasak makanan kesukaan adiknya.

Ya, adiknya, yang lebih suka disebut sebagai Baekhyun dari pada nama aslinya, Chanhyun .

Kira-kira sudah hampir tiga mingguan Chanyeol menjalani rutinitas ini. Dirinya sungguh berterimakasih pada Paman Byun yang membantunya untuk membujuk Baekhyun agar mau kembali ke rumah besar keluarga Park.

Padahal, ia hanya tak tahu jika ada proses tawar menawar bak orang jual-beli di pasar di balik kembalinya Baekhyun ke rumah besar itu.

Saat ini Chanyeol telah selesai memasak, hanya masakan rumahan biasa yang ia pastikan Baekhyun menyukainya.

Chanyeol tersenyum puas menatap menu sarapannya telah terpampang di meja, ia bergegas menuju kamar Baekhyun di lantai dua untuk membangunkan si mungil agar segera bersiap sekolah.

Chanyeol memasuki kamar Baekhyun tanpa mengetuk pintu lebih dulu, kamar itu tidak pernah terkunci sejak penghuninya kembali dari mansion Byun. Itulah yang menyebabkan dirinya bisa keluar dan masuk kamar Baekhyun dengan bebas.

Bibirnya mengembang, menarik sebuah kurva senyum yang membuat wajahnya terlihat semakin tampan setelah memasuki kamar adiknya dan mendapati sang adik masih bergelung dalam selimut tebalnya dengan mata sipitnya yang terpejam dan bibir tipis yang mengantarkan dengkuran halus.

Chanyeol melangkahkan kakinya mendekat ke kasur Baekhyun, masih dengan senyum lebarnya. Lalu tangannya mengusap kepala Baekhyun dengan lembut setelah duduk di pinggiran kasur Baekhyun.

"Chanhyunie~ banguun~ sudah pagi. Saatnya bersiap untuk sekolah".

Tak ada pergerakan apapun dari manusia bermata puppy itu, ia masih tertidur dengan begitu nyenyak.

Merasa hal itu tak akan berhasil, Chanyeol menggunakan cara kedua. Mengguncang kecil tubuh Baekhyun lalu menyerukan namanya, "Chanhyun, ayo bangun. Bersiap dan sekolah, eoh?".

Baekhyun hanya bergumam sambil menggerakkan kecil tubuhnya karena merasa tidur nyenyaknya terusik.

Tapi sayang, Baekhyun belum membuka matanya. Artinya bocah itu belum bangun.

Chanyeol memejamkan kedua matanya, ia menghembuskan nafasnya kasar. Sebenarnya ia sedikit lelah dan bosan membangunkan Baekhyun setiap hari untuk ke sekolah. Entah disengaja atau tidak, Baekhyun terkesan menyusahkan Chanyeol setiap paginya.

Tapi Chanyeol harus bisa menguasai dirinya, atau pertengkaran yang menyebabkan renggangnya hubungan keduanya terjadi lagi.

Seperti malam dimana ia bertengkar dengan Baekhyun hingga asmanya kambuh.

Meskipun Baekhyun sudah pulang ke rumah besar keluarga Park, Baekhyun hanya meletakkan raganya disana, tidak dengan hati dan jiwanya.

Terlihat sangat jelas, karena Baekhyun hanya akan menjawab pertanyaan yang Chanyeol ajukan seadanya tanpa ada niatan untuk memperpanjang obrolan mereka.

Setelah merasa berhasil menguasai diri, Chanyeol bangkit dari duduknya. Melangkahkan tungkainya menuju jendela kaca besar dan membuka tirai kamar Baekhyun.

Kebetulan sekali, bocah itu tidur menghadap cendela besar. Harapan Chanyeol, tidur Baekhyun akan terusik dengan masuknya cahaya dari luar.

Srak.....

Srak...

"Chanhyunie~ cepat bangun dan bersiap sekolah. Nanti terlambat".

Dan benar, Baekhyun menggeram sambil mengulet beberapa kali.

[5] Sapphire Blue | BROTHERSHIP | ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz