Part 8

4.8K 329 87
                                    

Gak sempet ngedit.... typo tolong maafkan yaah....

*******


Tepat pukul 9.05 malam Luhan berhasil menemukan tuan muda kesayangannya. Lelaki bermata rusa itu sangat panik saat ia menemukan Baekhyun dalam keadaan yang tidak baik, bahasa kasarnya sekarat. Nafas Baekhyun melemah, pendek dan tak beraturan disertai bunyi seperti tikus terjepit membuatnya semakin khawatir.

Sesaat setelah memakaikan jaket hangat ke tubuh Baekhyun yang sudah dingin, Luhan menuntun Baekhyun untuk segera masuk ke dalam mobil dan menyemprotkan inhaler yang selalu ada di mobilnya untuk berjaga-jaga kalau asma tuan mudanya kambuh, seperti sekarang. Namun sayangnya inhaler yang biasanya selalu bekerja cepat meredakan penyempitan pada paru-paru Baekhyun itu sekarang tidak berguna, lelaki bermata sipit seperti puppy itu tetap bernafas seperti saat Luhan menemukannya.

Luhan yang panik tanpa pikir panjang segera melajukan mobil tuan mudanya menuju rumah sakit, sesekali matanya melirik Baekhyun yang sudah memejamkan kedua mata indahnya sambil berusaha sekuat tenaga mengatur nafasnya.

Luhan langsung menelfon orang kepercayaan ayah Beakhyun yang lain, Lee Joon, untuk segera menuju Seoul Int. Hospital agar saat Luhan sudah sampai di sana ada orang yang akan mengangkat tubuh mungil berisi milik Baekhyun sehingga ia cepat mendapat penanganan.

"Joon!! Soul Internasional Hospital. Tuan muda memburuk!!". Seru Luhan saat telfonnya sudah tersambung dengan Lee Joon, setelah mengatakan kalimatnya Luhanpun segera mematikan panggilan dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi seperti orang kesetanan. Sesekali kepalanya ia tolehkan untuk melihat kondisi Baekhyun.

Tentunya Lee Joon yang saat itu sedang di jalan untuk mencari Baekhyun menghentikan kegiatannya dan meluncur dengan segera ke tempat yang diperintahkan Luhan.

"Tidak, kita pulang hyung. Kau ingin aku cepat mati dengan membawa ku ke sana? Apa kau gila?!". Desis Baekhyun di sela-sela pengaturan nafasnya yang membuat kalimatnya hampir tenggelam, beruntung pendengaran Luhan masih tajam jadi ia bisa menangkap apa yang dikatakan oleh sang tuan muda di sebelahnya.

"Tapi Baek - ".

"Pulang atau akan ku ledakkan kepala mu". Ancam Baekhyun memotong kalimat Luhan. Lihatlah, bahkan di saat seperti ini Baekhyun masih bisa bertingkah menyebalkan. Tapi sekali lagi Luhan bisa apa selain menurut, bisa saja tanpa sepengetahuannya Baekhyun membawa senjata api rakitannya yang lain bukan?

Luhan menghela nafasnya pelan, di telinganya masih terdengar bunyi 'ngik' yang cukup kuat setiap Baekhyun menarik ataupun menghembuskan nafasnya, itu membuatnya meringis membayangkan betapa sulitnya si mungil bernafas akibat paru-parunya yang menyempit karena terlalu lama berada di tempat yang dingin.

Luhan mengambil inhaler di dashboard dan menyerahkannya pada Baekhyun yang bersandar dengan lemas di jok penumpang sebelah kursi kemudi.

"Baiklah, kita pulang tapi buka mulut mu dan semprotkan inhaler ini sebanyak 3x lalu bernafaslah dengan perlahan sampai pernafasan mu menjadi lebih baik".

Baekhyun hanya menerima inhaler pereda asma dari Luhan dan mengikuti instruksi pelayan setianya itu. Membuka mulutnya kemudian menyemprotkan inhaler sebanyak 3x lalu bernafas dengan perlahan sampai setidaknya ia bisa bernafas sedikit lebih baik.

"Bagaimana bisa kau sampai kambuh seperti ini Baek?". Tanya Luhan setelah beberapa saat berlalu dan Baekhyun mulai sedikit bisa mengontrol nafasnya.

"Aku baik-baik saja hyung, jangan khawatir". Jawab Baekhyun lemah, perlahan matanya terpejam namun suara Luhan masih tetap terdengar sampai ia mendesis karena terganggu.

[5] Sapphire Blue | BROTHERSHIP | ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ