Part 13

3K 234 14
                                    

Tepat saat Baekhyun terbangun dari tidurnya yang nyaman keesokan harinya ia mendapati dirinya sudah berada di kamarnya. Ia ingat betul bahwa semalam ia sempat tertidur dengan begitu nyaman dalam pelukan seseorang. Hyungnya, Channie hyungnya yang selama 10 tahun ini tak ia temui bahkan tak ia ingat sedikitpun.

Sejenak ia teringat tentang kejadian semalam. Dimana ia berniat untuk berganti pakaian di kamar tamu apartemen Kevin lalu ia dipertontonkan video kilas balik masa lalu nya. Tanpa sadar air matanya kembali menetes di kedua sisi pipi bulatnya tanpa bisa dicegah. Baekhyun pun tak ada niatan untuk menghapusnya hingga ia kembali terisak dan semakin membuat dadanya kian sesak.

"Baek - Astaga!! Baekhyun, kau kenapa?".

Luhan baru saja memasuki kamar tuan mudanya. Bermaksud untuk mengecek bagaimana kondisi Baekhyun setelah diantar pulang dalam kondisi tidur oleh Kevin semalam. Dalam otaknya, Baekhyun tertidur dalam perjalanan seperti biasa ia tak tahu bahwa lelaki yang kini menangis terisak itu pingsan semalam.

Ia panik luar biasa mendapati sang tuan muda menangis terisak-isak seperti itu kala terbangun dari tidurnya. Ia langsung mendekat, naik ke atas ranjang dan memeluk Baekhyun yang sudah terduduk dia tengah ranjangnya.
"Jangan menangis Baek. Katakan pada ku kau kenapa? Apa lelaki bernama Kevin semalam menyakiti mu?".

Baekhyun menggeleng pelan. Sementara dirinya yang tengah dipeluk oleh Luhan merasakan sesuatu, ia merasa pelukan Luhan terasa biasa saja sedangkan pelukan Chanyeol semalam sungguh sangat luar biasa. Ia bahkan masih bisa merasakan hangat dan nyamannya pelukan Chanyeol saat ia pingsan karena terlalu lama menangis hebat semalam.

"Baiklah kalau ia tak menyakiti mu, lalu kenapa kau menangis Baekie? Katakan pada ku ada apa?".

"A-aku tidak tau.... hiks~".

"Sstt.... tenang Baek. Semuanya akan baik-baik saja. Tenangkan diri mu okay, tak akan terjadi apapun. Semua akan baik-baik saja".

Luhan melepas pelukannya, ia dapat melihat mata Baekhyun yang sipit itu bengkak dan sembab. Ia tak tega melihatnya, belum lagi suhu tubuh Baekhyun yang terasa hangat saat ia tak sengaja berainggungan dengan kulit Baekhyun, membuatnya sedikit khawatir.

"Maria!!". Panggil Luhan sedikit teriak, yang terpanggil segera menghampiri tuannya di lantai dua. Di kamar Baekhyun lebih tepatnya.

"Yes sir".

"Please prepare warm water in the basin, a small towel and a large towel".

"Yes sir".

Luhan memerintahkan Bibi Maria untuk menyiapkan air hangat dalam baskom, satu buah handuk kecil untuk membasuh tubuh Baekhyun dengan air hangat itu dan handuk besar untuk mengelap. Luhan tak tega jika membiarkan Baekhyun mandi dalam kondisinya yang seperti itu jadi Luhan putuskan untuk membasuh tubuh mungil itu menggunakan handuk yang akan ia basahi air hangat kemudia diperas sampai airnya habis.

"Excuse me, this is what you need sir. Any else?".

"Nope, you can continue your work".

Bibi Maria segera keluar dan menutup pintu kamar Baekhyun. Sedangkan sang tuan muda masih terisak kecil, ia bahkan pasrah saja ketika kancing piyama yang dikenakannya satu persatu dilepas oleh Luhan. Lalu piyama atasannya terlepas dari tubuhnya hingga menampakkan kulitnya yang putih dan bersih.

"Maaf jika hyung lancang, Baekhyun-ah. Hyung hanya ingin mengelap tubuh mu agar kau lebih nyaman, karena sepertinya kau sedikit demam dan hyung tak tega membiarkan mu mandi dalam kondisi seperti ini".

Perlahan Luhan memasukkan handuk kecil dalam baskom dan memerasnya hingga tak ada air menetes lalu ia usapkan handuk setengah basah itu ke wajah Baekhyun lebih dulu dengan lembut lalu kembali memasukkannya ke dalam air hangat dalam baskom dan mengusap bagian tubuh Baekhyun yang lain, mulai dada, penggung, perut, lengan, tangan dan semua tubuh Baekhyun tak ada yang luput darinya.

[5] Sapphire Blue | BROTHERSHIP | ✔Where stories live. Discover now