11

5.1K 267 5
                                    

BENCI dan CINTA. Dua rasa yang berbeda, namun saling berkaitan dalam hati manusia.
******

"Malvin" ucap Vanya gugup melihat sosok Malvin yang ada dihadapannya saat ini.

Bukan hanya karena kehadirannya dia terkejut. Namun juga karena tatapannya yang membuat hati Vanya takut. Dia takut jika Malvin akan salah paham dengan apa yang sudah dilihatnya. Dia tak ingin kembali menyulur emosi dari kekasihnya itu.

"Kembali ke kantor sekarang!" perinta tegas Malvin pada sekertari sekaligus calon istrinya itu.

"Tapi...".

"Kembali ke kantor sekarang atau kamu mau tetap disini dan berhenti bekerja!" putus Malvin kembali memotong ucapan Vanya, lalu melangkah meninggalkan meja tersebut.

Vanya masih mematung ditempatnya. Dia tau benar jika saat ini Malvin sedang marah, dan dia tak ingin kesalah pahaman ini tetap berlanjut.
"Sorry ya, Rid. Aku harus segera kembali ke kantor" Vanya langsung saja merah tasnya lalu berlari mengejar Malvin yang masih berada dipintu kaffe.

"Iy..." Riddick hendak mengucapkan kalimatnya, namun terhenti saat Vanya dengan cepat menghilang dari hadapannya untuk menggejar kekasihnya.

"Apakah sudah tidak ada harapan lagi untuk ku?" gumam Riddick pelan, masih melihat punggung Vanya yang semakin menjauh dari jangkauannya.

Riddick sadar, jika hubungannya dengan Vanya tidak akan pernah lebih dari sekedar sahabat. Cukup lama dia bertahan menjalani hubungan yang berkedok persahabatan dengan Vanya, hanya agar bisa selalu menjaga dan berada disisi gadis itu.

Namun kini semuanya sia-sia. Dia tak mungkin bisa mendapatkan hati Vanya. Gadis itu kini sudah memilih tambatan hatinya sendiri, dan tak akan ada ruang lagi bagi Riddick untuk menjangkaunya.

🍃🍃🍃🍃🍃

Vanya kini sudah berada didalam mobil Malvin. Lelaki itu tadi memang hanya menggertak Vanya, agar gadis itu mau untuk ikut kembali ke kantor bersamanya. Karena setelah meluapkan amarahnya dikaffe tadi, ternyata dia memperlambat langkahnya setelah keluar dari pintu kaffe. Dia menunggu bagai mana reaksi gadisnya. Dan ternyata benar, gadis itu lebih memilihnya dibandingkan lelaki yang tadi bersamanya dikaffe.

Hal itu cukup membuat hati Malvin senang, entah apa alasannya. Menadadak dia cemburu ketika melihat Vanya bersama lelaki lain. Mungkin ini yang dinamakan CINTA?

Tunggu, CINTA?
Bukankah dia amat membenci sosok wanita? Namun kenapa sekarang dia justru jatuh cinta?

Biarkan saja. Bukankah rasa benci dan cinta itu sama? Sama-sama bisa membuat seseorang gila.

"Maafkan aku, Malvin" ucap Vanya pelan yang masih bisa terdengar oleh Malvin.
Dia tak ingin membuat Malvin marah lagi. Baru tadi pagi dia berjanji pada dirinya sendiri, dan siang harinya dia justru mengingkari ucapannya itu.

"Diamlah. Aku sedang tak berselera untuk berbicara denganmu!" balas Malvin ketus.
Sepertinya dia memang masih marah. Terlihat dari raut wajahnya yang mulai berkerut dari area dahi hingga ujung matanya.

Vanya kembali terdiam, ucapan ketus Malvin sudah menjawab pertanyaannya itu secara tidak langsung.

Hanya ada kebekuan selama perjalanan menuju kantornya. Keduanya memilih bungkam dengan pikirannya masing-masing.

Vanya berfikir jika nanti setibanya dikantor, Malvin akan mengomelinya habis-habisan. Dan dia harus menerima itu dengan lapang dada. Setidaknya dia tau, jika ini memanglah kesalahannya.

Sedangkan Malvin, entah apa yang ada difikirannya saat ini. Ekspresinya sungguh tak terbaca. Raut wajah dinginnya itu benar-benar sangat mengerika, dan hanya tampak kekejaman dari sorotan matanya.

Beberapa menit berlalu, mobilnya kini sudah memasuki tempat parkir khusus yang tersedia dikantor Hugo Entertaiment. Malvin keluar dan berjalan dengan langkah panjangnya memasuki lobby kantornya itu. Sedangkan Vanya mengikutinya dari belakang, dengan berusaha keras menyamai langkah panjang bosnya itu.

Pintu lift terbuka, keduanya memasuki lift tersebut dan lift mulai berjalan menuju lantai 17 tempat ruangan Malvin berada.

Malvin tiba-tiba menarik tangan Vanya, membawa gadis itu kedalam pelukannya. Entah apa yang membuatnya bertindak seperti ini, sikapnya selalu saja berubah-ubah dalam hitungan detik.

Vanya hanya bisa pasrah dalam pelukan hangat Malvin. Dia yang tadinya merasa takut, kini mulai kembali tenang dalam dekapan kekasihnya. Sungguh, lelaki ini selalu sukses membuah pikirannya kacau dan jantungnya berdetak tak menentu.

Malvin mengurai pelukannya, lalu dia menarik tengkuk Vanya agar lebih dekat ke wajahnya. Perlahan tapi pasti, Malvin kini sudah menempelkan bibirnya pada bibir Vanya. Melumatnya lembut, dan menyesap rasa manis yang ada pada bibir gadis itu. Sungguh gila, bibir Vanya selalu saja membuatnya candu. Walau dia membenci sosok wanita, namun saat ini dia justru sedang menikmatinya. Menikmati ciuman memabukan, antara dirinya dengan Vanya.

Bagaimana pun dia tetaplah seorang priya dewasa yang memiliki gairah akan wanita. Disudut hatinya yang paling dalam, dia mulai tertarik akan sosok Vanya. Namun sisi kelam kehidupannya, justru membuatnya menolak dan mengubur kembali rasa itu dalam-dalam.

Tapi bodohnya dia. Semakin rasa itu terkubu, justru nantinya akan tumbuh dan menetap disana. Bagaikan biji kecil yang terkubur ditanah, lalu tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat. Seperti halnya perasaan itu, yang mungkin nanti akan menjadi boomerang tersendiri bagi kehidupannya.

"Jangan pernah dekat dengan lelaki lain lagi! Karena aku sangat tidak suka, jika orang lain menyentuh apa yang sudah menjadi milikku!" ucap Malvin setelah menyudahi ciumannya, lalu keluar dari lift saat pintunya sudah terbuka.

Vanya masih terdiam ditempatnya, berusaha menormalkan detak jantungnya. Ini adalah cuiman kedua mereka, namun Vanya masih saja meras canggung dibuatnya. Bagaimana tidak, kekasihnya itu selalu susah untuk ditebak.

Dan kenapa juga Malvin selalu menciumnya didalam lift? Apakah tidak ada tempat yang lebih romantis untuk berciuman?

Sungguh aneh. Mungkin mulai saat ini, Vanya harus selalu menyiapkan dirinya jika nanti mereka sedang berdua saja didalam lift. Karena bisa jadi, Malvin akan menciumnya lagi untuk yang ketiga kali.

To Be Continued 😊
Boleh minta votenya lebih banyak? Kalau tembus 30 vote, besok LC akan publis lagi 😊
Jadi gk ada salahnya kan kalian tekan tanda ⭐ yang ada dipojok kiri bawah 😉

Look At Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang