4

6.3K 314 5
                                    

Ketika ujian datang dalam hidupmu, maka kamu harus menjalaninya! Karena lari tak akan menyelesaikan masalah, namun justru membawa masalah baru dalam kehidupanmu.
*******

Waktu berjalan begitu saja. Namun ingatan Malvin tentang kejadian beberapa hari yang lalu, masih saja mengusik pikirannya. Bagaimana dia bisa melakukan itu? Kenapa dia tak bisa mengendalikan nafsunya? Apakah dia mulai tertarik dengan seorang wanita?

Sungguh semuanya masih menjadi teka-teki dalam hidupnya.

Malvin bukanlah orang yang mudah jatuh cinta. Bahkan dia benar-benar membenci wanita. Namun entah mengapa, rasanya berbeda ketika berada didekat Vanya. Seolah ada magnet yang menarik dirinya, dan membawanya semakin mendekat.

Malam ini Malvin akan pergi kerumah Kakeknya, dia sudah berjanji untuk datang mengahadiri undangan makan malam dari sang Kakek. Dia berjalan dengan santainya, keluar dari lobby apartemennya. Selama ini dia memang lebih memilih untuk tinggal sendiri, maka dari itu dia membeli apartemen mewah yang berada tidak jauh dar kantornya.

Mobil yang dikendarainya kini melaju cepat membelah jalanan Ibu kota, memasuki salah satu kawasan perumahan elit. Tak lama dia sudah memberhentikan mobilnya, dipekarangan rumah mewah milik Kakeknya.

Malvin keluar dari dalam mobil, dan memasuki rumah mewah tersebut. Tepat saat berada diruang tamu, salah satu pelayan memberitahukan bahwa dirinya sudah ditunggu oleh Kakeknya diruang makan. Dia pun hanya mengangguk lalu berjalan meninggalkan pelayan itu untuk menuju ruang makan.

Tepat saat dia sudah berada diruang makan. Dia kejutkan dengan kehadiran seorang wanita yang amat dibencinya, wanita yang sudah sangat lama menghilang dari kehidupannya.
"Untuk apa dia datang kesini Kek?" tanya Malvin dengan penuh emosi.

"Malvin! Kakek tidak pernah mengajarkan kamu untuk bersikap tidak sopan seperti itu ya, apa lagi terhadap Ibu kamu sendiri!" tegas sang Kakek.

"Ibu? Ibu macam apa yang Kakek maksud? Ibu yang sudah meninggalkan suami dan anaknya demi keegoisannya sendiri? Ibu yang sudah menelantarkan anaknya dan memilih mencari kebahagiaannya sendiri? Apa itu yang disebut Ibu? Bahkan karena dia, Papi harus pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya!" ucap Malvin berusaha mengeluarkan segala rasa sakit yang selama ini dideritanya.
Dia benar-benar kecewa dengan wanita yang saat ini ada dihadapannya, dia tak ingin melihat sosok itu lagi hadir dalam hidupnya.

"Malvin maafkan Mami! Mami menyesal Nak, tolong izinkan Mami menebus segalanya" ucap wanita itu yang kini sudah berderai air mata.

"Maaf? Maaf dari anda tidak bisa mengembalikan masa kecil saya! Maaf anda tidak bisa menggembalikan hidup Papi saya! Jadi lebih baik sekarang anda pergi, dan jangan pernah mengusik kehidupan saya!" tegas Malvin.

"Malvin!" teriak Kakek Malvin

"Sudah Pa. Ini memang salah Maria. Tidak seharusnya Maria datang kesini, sekali lagi Maria minta maaf Pa. Tolong jaga Malvin" ucap wanita itu yang kemudian meninggalkan kediaman Kakek Marlo Hugo.

Malvin masih mematung ditempatnya, bahkan dia tak sudi untuk menatap Ibunya yang kala itu meninggalkan ruang makan.
"Kenapa kamu seperti ini Malvin?" tanya sang Kakek dengan intonasi lembutnya.

"Harusnya aku yang bertanya kepada Kakek. Kenapa Kakek membiarkan wanita itu kembali?" balas Malvin yang kini sudah duduk dikursinya.

"Kakek hanya ingin kamu berdamai dengan masa lalu. Kakek tidak ingin kamu membawa dendam untuk masa depan. Kakek menyanyagimu Malvin, dan Kakek ingin yang terbaik untuk kamu" jelas sang Kakek yang kini mulai mengatur nafasnya. "Kakek tidak mau kamu hidup dengan membawa luka dari masa lalu. Bahkan kamu selalu menolak setiap gadis yang Kakek kenalkan kepadamu. Kamu harus ingat Malvin, tidak semua wanita seperti Mami kamu" lanjutnya.

"Jika ini berkaitan dengan perjodohan dan pernikahan, maka Kakek tidak perlu khawatir lagi! Secepatnya Malvin akan membawa gadis pilihan Malvin sendiri kehadapan Kakek" tegasnya yang kemudian mulai berdiri dari posisinya dan hendak meninggalkan ruang makan.

"Jagan mengambil keputusan berdasarkan emosi! Kakek tau kamu tidak serius dengan ucapan kamu itu!" ucap sang Kakek memperingatkan.

"Malvin tidak sedang bercanda, Kakek siapkan saja pesta pernikahannya!" tegasnya yang kemudian melanjutkan langkahnya.

🍃🍃🍃🍃🍃

Suasana dirumah Vanya yang dulunya ramai, kini menjadi sunyi setelah kehadiran seorang gadis yang merupakan saudara tirinya. Marsha. Gadis yang barus saja kehilangan Ibunya karena sebuah kecelakaan. Karena merasa memiliki tanggung jawab atas putrinya, Papa Vanya membawa Marsha pulang dan menjadikkannya adik untuk Vanya.

Vanya sebenarnya senang sekali mendengar kedatangan Marsha, itu berarti dia akan mendapatkan teman baru dirumah. Namun setelah beberapa hari tinggal dirumahnya sebagai keluarga, Marsha justru tak memperlihatkan keramah tamahannya. Dia lebih sering diam dan mengurung diri dikamar. Seperti hari ini, dia hanya akan keluar kamar ketika Vanya atau Mama dan Papanya yang mengajaknya untuk makan bersama dimeja makan.

"Sayang, tolong panggilkan Marsha dikamarnya! Ajak dia makan malam bersama!" pintanya Mama yang dibalas anggukan oleh Vanya.

Vanya pun berjalan menaiki tangah menuju kamar Marsha. Setelah tiba didepan kamar adiknya itu, dia mengetuk pintu dan berucap "Marsha, waktunya makan malam. Mama Papa dan Kakak menunggumu dibawah ya!" teriaknya yang kini masih berdiri dibalik pintu, menunggu jawaban dari sang pemilik kamar.

Namun bukannya jawaban yang dia dapat, justru kini pintu kamar sudah terbuka dan menampakkan sosok gadis manis dengan ekspresi dinginnya. Gadis itu berjalan keluar kamarnya tanpa memperdulikan keberadaan Vanya yang sedari tadi menunggunya.
"Kamu harus lebih sabar, Vanya!" ucapnya pada diri sendiri yang kemudian mengikuti langkah Marsha dari belakang.

To Be Countinud 😊
Happy Valentine's Day 😙😙 gk bisa kasih coklat, kasih publis satu part aja ya 💕
Jangan lupa koment dan votementnya juga!👌

Look At Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang