Begitu ia menangkap siluet si mungil saat keluar dari kelas, ia tahu kalau si mungil tak pergi ke kantin melainkan ke kantor guru. Alex tahu karena dari atas sana ia melihat Baekhyun berjalan bersisihan dengan gurunya, jadi tak mungkin ia melakukan misinya sekarang bukan?

"Sialan!! Guru itu membuat rencana ku terhambat".

Selesai mengumpat, Alex hanya menunggu kemunculan Baekhyun dari atas sana. Di sana ia bisa melihat jelas sekeliling sekolah, setidaknya ia bisa tahu bagaimana suasana sekitar saat ia akan melaksanakan rencananya itu.

Dan tak lama setelah itu Alex menyeringai lebar, targetnya sudah ada di depan matanya.

Baekhyun berjalan santai di koridor sekolah yang sepi, tentu saja ini jam istirahat semua murid Hanyang SHS tengah menikmati makan siangnya di kantin sekolah. Ia baru saja menyelesaikan tugas dari guru Shin dan baru akan ke kantin.

Tapi tiba-tiba .....

"Baekhyun!! Awas!!".

Brak!!....

Sebuah teriakan dibarengi dengan jatuhnya sebuah pot bunga yang terbuat dari tanah liat dari lantai atas menghentikan langkahnya. Bahkan karena kaget ia menjatuhkan tubuh mungilnya ke lantai. Tepat bersebelahan dengan pot yang sepertinya sengaja dijatuhkan untuk mencelakainya.

"Sialan!! Siapa yang berani melakukannya?!".

Baekhyun mendesis marah saat mendapati luka gores dengan darah segar yang mengalir di lengannya, mata sipitnya mengedar dengan tajam mencari siapa yang melakukan hal itu padanya. Namun nihil, ia hanya menemukan Joohyun yang berlari ke arahnya dengan tatapan khawatir.

Sebenarnya tak hanya Alex saja yang mengawasi Baekhyun, tapi juga Joohyun.

Selama ini memang tak ada yang tahu siapa Joohyun sebenarnya. Sosoknya yang sedikit pendiam membuatnya nampak misterius. Persis seperti Baekhyun, bedanya Baekhyun terlihat lebih kekanakan untuk menutupi topengnya.

"Kau baik-baik saja? Ya Tuhan, lengan mu berdarah. Ayo ke UKS, ini harus segera diobati".

Joohyun membantu Baekhyun berdiri dan memapah sahabat yang sudah seperti adiknya itu ke UKS. Ia tahu bahwa Baekhyun pasti sangat terkejut dengan kejadian ini.

Tanpa diketahui Alex, Joohyun menyeringai. Ia telah berhasil menyelamatkan target yang diinginkan Alex. Beruntung dirinya segera meneriaki Baekhyun begitu melihat gerak gerik yang mencurigakan dari seseorang di lantai tiga sana. Jika tidak, maka tamatlah riwayatnya di tangan Chanyeol karena adik kesayangannya pergi untuk selamanya akibat kecerobohannya dalam menjaga Baekhyun di sekolah.

Setibanya di UKS, Joohyun langsung membawa Baekhyun duduk di atas dipan dan mulai sibuk mencari cairan antiseptik untuk membersihkan luka Baekhyun dan perban untuk membalut luka itu.

"Aku tak tahu apa kesalahan mu hingga orang itu ingin menyakiti mu dengan menjatuhkan pot dari atas sana. Baruntung luka mu tak banyak dan tak terlalu dalam, kau harus berhati-hati mulai Baekhyun-ah". Ujar Joohyun disela aktivitas tangan lembutnya yang sibuk membersihkan luka Baekhyun.

"Noona, apa kau melihat seseorang yang menjatuhkan pot itu?".

Joohyun menghela nafasnya, ia telah selesai dengan pekerjaannya membersihkan luka itu, kini tinggal membalutnya.

"Aku tidak tahu pasti siapa dia, wajahnya tak begitu jelas karena aku melihatnya dari jauh tapi aku yakin dia siswa Hanyang, dia memakai seragam yang sama dengan kita. Dan tentu saja aku lebih mementingkan keselamatan mu dengan segera meneriaki mu tadi, jadi aku tak fokus pada wajahnya".

'Pasti ada hubungannya dengan meledaknya Mr. Wong bersama beberapa anak buahnya di Busan waktu itu. Aku tak menyangka jika akan secepat ini mereka datang. Aku harus bersiap-siap dan waspada, mereka bisa saja menyerang ku sewaktu-waktu. Alexander Wong, kau benar-benar pengecut kalau masih bermain di belakang ku'. Batin Baekhyun sambil menyeringai tipis.

[5] Sapphire Blue | BROTHERSHIP | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang