BAB 30 - Good Moment

ابدأ من البداية
                                    

"Lo inget?" tanya Bara. Masalahnya Caramel ini kan ingatannya pendek. Hebat kalau cewek ini bisa hapal nama teman-temannya di sekolah dasar.

Caramel menggeleng polos, waktu itu dia tidak terlalu tertarik untuk bermain selain dengan Bella. Bukan sombong atau apa, masalahnya cuma si Bella yang tidak cengeng. Karena dulu dia itu nakal.

Bara mendengus kecil dan meletakan kotak ity di nakas. "Sama Bella?"

"Sama siapa lagi?" tanya Caramel.

"Sorry gue nggak bisa nganter," kata Bara.

Caramel tersenyum lebar dan mengibaskan tangannya. Dia juga tidak minta diantar. Dia tahu kalau sekarang Bara cuma butuh istirahat. Mana mungkin dia minta diantar, menyusahkan.

"Pagi," sapa suara yang tidak asing untuk mereka.

Caramel dan Bara menoleh. Mereka tersenyum menyambut tante Rain dan om Fatar yang berdiri di ambang pintu. Baru hari ini mereka datang karena kemarin-kemarin om Fatar sedang tugas di luar dan pastinya tante Rain ikut. Katanya, tante Rain tidak mau pisah lama-lama.

Hubungan Bara dengan tantenya itu juga tidak terlalu akrab. Dia jarang ngobrol meskipun tante Rain adalah adik kandung daddynya. Maklum, hubungannya dengan daddy juga tidak baik dulu. Jadi seluruh keluarga daddy pun sama.

"Keponakan Tante," kata tante Rain sambil menangkup wajah Bara. "Saat dengar kamu sudah kembali dengan Daddymu percayalah, Tante langsung menangis senang."

Bara tersenyum. "Maaf untuk yang kemarin-kemarin."

Tante Rain tersenyum dan mencium kening Bara. "Sayang, yang terpenting sekarang adalah kamu dan Lyza sudah kembali. Daddymu pasti sangat senang sekarang."

"Jelas, sekarang Daddy enggak bisa berenti senyum," kekeh Caramel.

"Wah Tante dengar kamu ikut membantu, sepertinya anak ini memang akan jadi keponakanku," katanya dengan senyum senang. Tante Rain menjawil hidung Caramel. "Terima kasih karena sikapmu yang sama seperti Bundamu."

Om Fatar tertawa dan merangkul bahu Caramel. Karena bersahabat dengan ayah, jadi anak ini sudah seperti anaknya sendiri. Sejak kecil Caramel dan abang-abangnya juga sering main ke rumah dan main dengan anak-anaknya. Sekarang semua sudah besar dan memiliki kesibukan masing-masing. Jangankan untuk bermain, ketemu saja jarang.

"Dimana Ayahmu?" tanya om Fatar.

"Biasa, kalau sama Bunda serasa dunia milik berdua. Bunda kan manja, Kara jadi dicuekin," keluh Caramel. Tadi pagi semua abangnya pergi setelah sarapan. Mau main dengan ayah tapi bunda menempel terus.

"Yaa biarkan mereka, kamu kan sudah besar. Manja sama yang lain saja," kekeh tante Rain.

"Sama siapa Tante? Abang Raka sibuk, Bang Rafan sibuk, Bang Arkan sok sibuk," keluh Caramel.

"Kalau dengan keponakan Tante ini?"

Om Fatar tertawa geli. "Kita kan sudah dengar kalau dua orang ini suka bertengkar."

Tante Rain bertopang dagu dengan senyum gemasnya. "Emm aku jadi ingat Fian dan Karel dulu."

Bara mendengus kecil dan membuka plastik bawaan tantenya tadi. Dia tersenyum dan memberikan kotak susu cokelat ke Caramel. Seperti biasa, mata Caramel langsung berbinar senang. "Pelan-pelan minumnya."

Caamel mengangguk dengan semangat. Dia langsung meminumnya. Tante Rain sangat paham kesukaannya. Mungkin tantenya itu tahu kalau dia ada di sini. Karena kedatangan tante Rain dan om Fatar kamar ini jadi lebih ramai. Caramel suka ngobrol dengan om Fatar. Selalu ada bahasan yang seru dari omnya itu.

The Boy With A Fake Smileحيث تعيش القصص. اكتشف الآن