"Serius lo bro, wah jodoh lo kayaknya." kata Reza

"Tapi ko aku belum pernah liat dia di kampus" Batin Abizar.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Di kamarnya Abizar memikirkan perkataan Reza tadi, Apakah benar semenjak dia pergi Khairah melepas hijabnya? Lalu siapa orang yang ia lihat tadi subuh?

Tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut Abizar menunaikan ibadah sholat isya di rumahnya.

Tok.... Tok... Tok..

Suara ketukan pintu terdengar oleh Abizar ketika dia sedang berdo'a. Abizar menyudahi berdo'anya lalu membuka pintu itu.

"Eh Abi, kenapa tidak langsung masuk aja gak perlu ketuk pintu dulu?"

"Abi takut ganggu kamu Bizar, sebenarnya ada yang ingin abi bicarakan denganmu." Ustad Zakariya masuk ke kamar Abizar.

"Ada apa bi? sepertinya serius sekali."

"Begini nak, kamu tau dengan Pak Hamdan yang kamu temui tadi subuh."

Abizar mengangukan kepalanya, dia ingat dengan pria yang dimaksud oleh Abinya tersebut. Lalu apa hubungannya dengan dirinya.

"Tau bi, yang kemarin di mesjid itu'kan?"

Ustad Zakariya menganggukkan kepalanya tanda membenarkan.
"Jadi dulu Abi sama Pak Hamdan pernah bernazar buat menjodohkan kamu dengan putrinya dan Abi harap kamu menyetujuinya, Abi tidak akan memaksa, kamu bisa memikirkannya terlebih dahulu," kata Ustad Zakariya.

"Gimana ya bi, sebenarnya Abizar udah mempunyai pilihan, tapi jika itu sebuah nazar berarti harus dilaksanakan. Aku minta waktu yah bi untuk menyakinkan diriku sendiri." kata Abizar.

"Abi percayakan semuanya sama kamu, jika kamu memang sudah memiliki pilihan tidak apa jangan memaksakan," ucap Ustad Zakariya sambil menepuk bahu Abizar lalu dia pergi dari kamar Abizar.

Sekarang Abizar malah dibuat bingung antara berjuang untuk mendapatkan wanita yang di cintai nya atau meminang wanita yang di pilihkan oleh Abinya tersebut.

"Bagaimana ini?" Bingungnya.

Dia menghela nafasnya lalu menghamparkan sajadahnya dan dia akan meminta petunjuk dari Allah SWT. Semoga saja dengan itu dia bisa menemukan jawaban.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Hari ini Khairah akan pergi ke Yogyakarta. Sebenarnya dia masih libur 1 minggu lagi, namun temannya yang bernama Nina menelponnya katanya dia akan bertunangan dengan pacarnya jadi Khairah diminta datang ke rumah Nina di Yogya.

"Kamu bener akan pergi lagi ke Yogya? Libur kamu kan masih seminggu lagi," kata Abi Khairah.

"Iya nak, kamu baru 6 hari disini gak kangen apa sama ibu," ucap Umi Khairah yang tidak rela anaknya pergi lagi.

"Gimana ya? sebenarnya Khairah juga masih ingin disini, tapi temen Khairah ada yang mau tunangan, jadi Khairah merasa tidak enak kalau tidak menghadirinya," terang Khairah kepada kedua orangtuanya.

"Abi gimana mau izinin anak kita pergi," kata Uminya Khairah kepada Abinya.

"Mau gimana lagi, yaudah Abi sama Umi titip salam aja buat teman kamu yang mau tunangan itu."

"Makasih ya yah, insya allah entar Khairah sampaikan salamnya."

Khairah pun pergi ke Yogyakarta, tapi sebelum itu dia akan berpamitan dulu dengan teman masa kecilnya di kampung.

Khairah mengetuk pintu rumah itu.

Tok tok tok

"Assalamualaikum," ucap Khairah.

"Waalaikumsalam, eh kamu Khairah ayo masuk." Kata Diana yang baru saja membuka pintu dan mempersilahkan Khairah untuk masuk.

"Makasih Diana." Ucap Khairah lalu dia duduk di kursi ruang tamu.

"Tunggu ya aku bikinin minum dulu." ucap Diana lalu dia berdiri berniat akan pergi ke dapur.

Khairah memegang lengan Diana guna mencegah Diana untuk tetap di tempatnya. "Tidak usah repot-repot Diana, lagian aku tidak akan lama disininya, aku kesini mau pamitan sama kamu aja kok, aku mau ke Yogya lagi."

"Ko cepet banget Khairah, kamu disini baru juga beberapa hari." kata Diana yang terlihat sangat Sendih.

"Iya temen aku ada yang tunangan disana jadi aku harus menghadirinya. Maaf yah jadi jarang bertemu deh kita," terang Khairah.

"Oh yaudah, tapi kamu tetep hubungin aku ya Khairah."

"Iya pasti, yaudah kalau gitu aku pamit yah Diana, Asalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Khairah pun keluar dari rumah Diana, Khairah melihat lingkungan sekitarnya yang nampak beda, maklum saja dia sudah setahun tidak ada di kampungnya dan ini juga hari terakhir Khairah berada disini sebelum pergi ke Yogya.

Di tengah perjalannya dia tidak sengaja menabrak seseorang. Maklum saja Khairah melihat kearah kanan dan kirinya sampai lupa tidak melihat kearah depan.

"Eh maaf," kata Khairah saat melihat ada handpone yang terjatuh kebawah.

"Iya tidak papa." kata orang tersebut lalu dia mengambil handphonenya dan menatap wajah Khairah, sedangkan Khairah hanya menunduk takut.

"lo Khairah'kan?"

"Iya, ko kamu tau nama saya?" Kata Khairah terkejut karena orang yang bertabrakan tak sengaja denganya itu tau namanya.

"Lo lupa sama gue? Gue ini Reza temen SMP lo dulu."

Khairah mencoba mengingatnya, oh jadi lelaki yang dihadapamya itu adalah Reza teman Abizar dulu.

Lagi-lagi Khairah teringat dengan sosok Abizar. Tidak bisakan ingatannya itu tentang Abizar hilang saja.

"Oh maaf aku lupa," kata Khairah sambil menundukan kepalanya.

"Kamu sekarang menggunakan hijab lagi Khairah? Dan sekarang kamu pakai hijabnya syar'i gak kaya dulu waktu SMP kamu pakai hijab paris. Mudah- mudahan kamu tetep istiqomah yah pakai hijabnya jangan sampai di lepas lagi," kata Reza.

Tanpa Reza sadari sebenarnya apa yang di katakan olehnya yang sedikit menyindir itu menyakiti hati Khairah, tapi Khairah tidak marah karena memang dia merasa dulu seperti itu.

"Amin, Insya allah aku akan tetap istiqomah Reza, kalau begitu aku permisi dulu, Assalamualalikum,"

"Waalaikumsalam," kata Reza menata Khairah dari jauh.

Lalu khairah pergi meninggalkan Reza. Sedangkan Reza masih di tempat yang sama dia sedang berkutat dengan pikirannya

"Jika memang benar sekarang Khairah sudah berhijrah dan sekarang menggunakan Hijab syar'i, berarti yang di temui Abizar waktu itu kemungkinan benar Khairah dong," gumam Reza pada dirinya sendiri.

.
.
Bersambung

____________________________________

Jangan lupa kasih vote dan comennya ya.

Makasih semuanya..

Assalamualaikum.

Jadi Khairah mau bertemu dengan Abizar gak yah setalah ini??..  hayoh tebak

Biarlah Takdir Yang Menentukan (Tamat )Where stories live. Discover now