BAB XVI

75 13 0
                                    

Cinta dan perpisahan selalu menjadi pemanis dalam hidup. Tak ada satu pun makhluk di seluruh alam ini yang mampu menghindari dua hal yang memberikan tawa juga air mata.

Cinta yang selalu diartikan sebagai sebuah lambang kasih sayang dan kebahagiaan pun pada dasarnya bisa sangat menyakitkan. Ketika seseorang yang kita cintai dan bahkan telah kita sebut namanya berulang kali dalam doa kepada Sang Kuasa, pada kenyataannya tak bisa membalas perasaan kita. Bukankah kisah cinta sepihak seperti itu sungguh memilukan?

Begitu pun dengan perpisahan yang selamanya bukan hal pahit. Ketika dua sejoli yang terikat dalam suatu hubungan sudah tak lagi merasakan hakikat sebenarnya dari kemurnian cinta, bukankah perpisahan baik-baik yang menjadi keputusan akhir mereka menjadi perpisahan yang manis alih-alih memilukan?

Tiga bulan telah berlalu sejak malam itu, malam di mana hatinya merasakan kehancuran. Sebuah akhir hubungan yang memilukan harus ia telan mentah-mentah. Hatinya, pikirannya, tubuhnya, bahkan sisi profesionalitasnya pun harus hancur karena hal pahit itu.

Malam itu, ketika dirinya kembali ke kediaman ibunya, dia sudah tak mendapati pria itu di sana. Pria itu benar-benar sudah pergi dari sisinya. Ketika pagi menjelang, pria itu juga tidak menunjukkan wajahnya bahkan sekadar untuk membawanya kembali ke huniannya mengingat pria itulah yang telah menculiknya waktu itu.

Sekembalinya Se Mi ke huniannya, gadis itu baru menyadari satu hal. Seperti yang telah dikatakan Jung Kook bahwa malam itu adalah malam terakhir mereka, bukan hanya malam terakhir mereka di kota Gangneung, tetapi juga malam terakhir mereka bersama. Pria itu benar-benar telah pergi.

Rasa sakit yang ia rasakan mungkin memang terlalu dalam hingga membuatnya melupakan siapa dirinya. Yoo Se Mi, gadis itu bukanlah gadis biasa yang menjalani kehidupan biasa seperti para gadis kebanyakan. Dia adalah seseorang yang harus selalu terlihat sempurna di depan kamera bahkan ketika sakit sekalipun.

Namun, selama tiga bulan terakhir, yang gadis itu lakukan hanyalah meringkuk di ranjang empuknya. Dia bahkan tidak memedulikan kebutuhan jasmaninya. Bahkan ketika ibunya, Ki Hyun, Yoon Gi, Ji Min, hingga Nam Joon datang untuk sekadar menyuapinya agar tidak telat makan, gadis itu hanya menerima sekitar dua sampai tiga suap saja. Setelah itu, dirinya akan kembali menghabiskan waktunya dengan termenung dan sesekali menangis.

"Apakah Jung Kook sebegitu berartinya bagimu? Tak bisakah aku, yang sempat tergantikan posisinya oleh pria itu, menghapus lukamu dan mengambil kembali posisiku di hatimu?" ucap Ji Min meletakkan kembali sendok yang masih berisi penuh dengan nasi dan potongan kecil lauk pada piring yang berada di genggamannya.

Kedua mata sembab gadis itu menatap penuh duka pada pria yang duduk di sisi kiri ranjangnya. Ia terlalu lemah bahkan hanya untuk sekadar berkata untuk membalas perkataan pria itu. Gadis itu memiringkan tubuhnya dan kembali meringkuk membelakangi Ji Min.

Pria itu mendesah lelah. Apakah waktu tiga bulan belum cukup untuknya menyelami lautan lara? Berapa lama lagi orang-orang di sekitarnya, terutama dirinya, harus menunggu agar gadis itu mau mencoba untuk bangkit dan menyembuhkan lukanya? Belum puaskah gadis itu membuat mereka, orang-orang yang mengasihinya termasuk para penggemarnya, merasa khawatir terhadap dirinya? Oh, lihatlah. Kondisinya yang seperti ini bahkan membuatnya sudah terlihat seperti mayat hidup.

Ji Min mengurungkan niatnya untuk meninggalkan kamar gadis itu ketika suara lemah terdengar memanggil namanya nyaris berbisik. "Ada apa?"

Dengan mata merah karena terlalu banyak menangis dan bibir yang bergetar, gadis itu berujar lemah, "Tak bisakah kau menemaniku malam ini?"

Mengangguk kecil, pria itu lalu meletakkan piring yang isinya hanya berkurang dua suap di meja kecil di samping kiri ranjang. Tanpa ragu, Ji Min langsung naik ke atas ranjang dan membaringkan diri di sisi gadis itu, membiarkan gadis itu menangis hingga terlelap di pelukannya.

RETROUVAILLES [END] ✔Where stories live. Discover now