BAB VIII (part 2)

80 16 0
                                    

Nam Joon melempar tablet yang berada di tangannya ke atas meja di hadapannya. Ia mengusap wajahnya kasar lalu menghela napasnya frustasi. "Park Ji Min sialan. Bagaimana bisa dia memberikan pernyataan seperti itu di saat kita berusaha melindungi citranya juga?" desisnya. Ia memijat pelipisnya sementara kedua matanya tertutup.

Sekarang ini, Se Mi, Yoon Gi, Nam Joon, dan juga asistennya tengah berkumpul di ruangan Nam Joon. Bukan tanpa alasan, pertemuan mereka kini—lagi-lagi—karena skandal yang muncul antara Se Mi dan Ji Min. Memang mereka sudah membantah rumor yang beredar itu. Namun, tanpa disangka pihak agensi Ji Min justru memberikan konfirmasi bahwa rumor itu benar adanya. Mereka juga membeberkan tentang masa lalu keduanya yang sempat menjalin hubungan hingga akhirnya kembali bersama lagi, meski pada kenyataannya keduanya tak pernah kembali bersama.

Nam Joon berhenti memijat pelipisnya dan membuka matanya. Rasa geram dan frustasinya perlahan luntur dan berubah menjadi lebih tenang serta serius. "Sebaiknya kita tidak memberikan pernyataan apa pun untuk sementara waktu," ucapnya.

"Bukankah itu berarti kita juga membenarkan apa yang dikatakan Empire?" tanya Se Mi. Ia tampak menarik tubuhnya yang semula bersandar pada punggung sofa sedikit ke depan. Ia terlihat tidak setuju dengan keputusan Nam Joon tadi.

"Terdengar seperti itu memang, tapi jika kita membantahnya lagi, aku yakin Empire akan memberikan pernyataan yang lebih mengejutkan lagi." Nam Joon mengambil jeda. "Mari kita lihat. Jika pernyataan mereka nyatanya akan sangat mengganggu karirmu, kita akan mengadakan konferensi pers secepatnya," lanjutnya.

Se Mi menghela napasnya pasrah. Tidak ada gunanya membantah ucapan Nam Joon. Lagi pula, sejak pertama menandatangani kontrak, Nam Joon sudah berjanji akan selalu melindungi citra Se Mi di dunia hiburan yang bisa dikatakan kejam ini. Yang harus dilakukannya sekarang hanyalah percaya bahwa Nam Joon akan melakukan segala yang ia bisa untuk melindunginya.

"Kalian boleh pergi," ucap Nam Joon. Ketiga orang lainnya yang berada di sana pun meninggalkan ruangan, menyisakan Nam Joon yang masih terduduk di sofa.

"Aku ingin naik taksi," ucap Se Mi di sela langkahnya ketika ia baru saja keluar dari ruangan Nam Joon.

"Kau mau ke mana? Aku akan mengantarmu," sahut Yoon Gi yang berjalan tepat di sampingnya. Ia tampak menekan tombol di samping pintu lift.

"Oppa," rajuk Se Mi sambil menatap sebal pada pria di sampingnya.

Yoon Gi sama sekali tidak mengacuhkan Se Mi. Ia lalu masuk ke dalam lift ketika pintu lift terbuka. Mendahului Se Mi yang masih berdiri di tempatnya sambil masih memandang sebal padanya​.

"Kau tidak masuk?"

Se Mi dengan sebal melangkah masuk ke dalam lift dan memosisikan dirinya di samping Yoon Gi. Pintu lift pun tertutup. Selama beberapa detik ke depan, tak ada suara yang menggema di ruang kecil itu. Keduanya sama-sama bungkam.

"Kau mau ke mana?" tanya Yoon Gi setelah keduanya keluar dari lift.

"Antarkan aku ke rumah Ji Min," jawab Se Mi. Tak ada gunanya membantah. Sampai kapan pun ia tak akan pernah menang melawan kakak sepupunya itu.

Yoon Gi sempat terkejut. Namun, detik berikutnya ia mampu menguasai kembali dirinya. Tanpa berucap apa pun, ia langsung membimbing artisnya itu menuju mobil yang terparkir di depan gedung Zenith Entertainment. Ia tahu adik sepupunya itu pasti memiliki banyak kata yang ingin disampaikan untuk Ji Min mengingat pria itu sudah mengecewakan Se Mi. Bukan hanya Se Mi, tetapi dirinya dan banyak orang diluar sana yang juga kecewa dengan pernyataan​ Ji Min.

RETROUVAILLES [END] ✔Where stories live. Discover now