BAB II (part 5)

203 50 33
                                    

Setelah beranjak dari bangunan tadi, Se Mi hanya melangkahkan kakinya menyusuri jalanan yang ia bahkan tak tahu di mana. Ia bisa saja menghentikan taksi dan meminta untuk diantarkan kembali ke hotel, tapi ia tidak ingin. Se Mi memilih untuk berjalan kaki sembari menikmati keindahan arsitektur kota Paris selagi ia masih di sana. Sesekali gadis itu membeli makanan ringan yang dijual di stan-stan makanan yang berada di pinggir jalan.

Sebuah mobil tiba-tiba saja berhenti tepat di samping Se Mi yang ketika itu sedang berjalan santai, membuat Se Mi mau tak mau harus menghentikan langkahnya. "Eoh? Tto mannanneyo," ucap seseorang di dalam mobil itu. Ia tampak menurunkan kaca mobilnya lalu memiringkan kepalanya agar dapat melihat dengan jelas wajah Se Mi. (Kita bertemu lagi rupanya.)

"Eoh? Jeon Jung Kook-ssi?" pekik Se Mi setelah ia mengetahui siapa pemilik mobil itu.

Lelaki yang dipanggil 'Jung Kook' itu tampak tertawa kecil seraya berucap, "Kau masih mengingat namaku rupanya."

"Tentu saja."

"Masuklah," ucap Jung Kook meminta agar Se Mi memasuki mobilnya. Se Mi hanya menurut. Lagi pula gadis itu juga sudah lelah karena sejak tadi sudah berjalan kaki.

"Kau... pria yang beruntung rupanya," kata Se Mi setelah ia memasangkan sabuk pengamannya dengan benar.

"Sudah kubilang padamu, kan?" Sudah dipastikan wajah Jung Kook saat ini penuh dengan senyum kemenangan. "Jadi, siapa namamu?"

"Tak bisakah kita mencari makan dulu? Ini sudah waktunya makan siang dan aku lapar," oceh Se Mi seketika. Ia tidak megerti kenapa pria ini terobsesi sekali untuk mengetahui namanya. Di sisi lain, ia juga merasa bingung. Meski pria itu tinggal di benua lain, bagaimana bisa ada orang Korea yang tidak mengenalnya? Apakah di Paris tidak ada internet?

Jung Kook hanya menyunggingkan senyumnya lalu melajukan mobilnya. Sesuai perintah Se Mi, Jung Kook tampaknya mengajak gadis itu makan siang di sebuah restoran yang tidak jauh dari tempat pertemuan mereka tadi. Jung Kook memilih meja dekat jendela kaca besar yang menghadap langsung ke jalan. Menikmati makan siang dengan pemandangan daun maple yang berguguran cukup romantis, bukan?

"Kau ingin makan apa?" tanya Jung Kook.

Se Mi tampak meraih buku menu yang baru saja diberikan oleh pramusaji restoran itu. Dibolak-baliknya halaman buku menu itu beriringan dengan kedua bola matanya yang bergerak ke bawah lalu ke kanan dan kembali lagi ke kiri.

"Mustard Chicken," jawab Se Mi setelah ia menemukan makanan yang diinginkannya.

"Hanya itu?"

Se Mi hanya menganggukkan kepalanya.

Jung Kook kemudian mengatakan pada pramusaji itu apa yang ingin Se Mi dan ia pesan. Pramusaji itu tampak mengangguk paham lalu berbalik meninggalkan keduanya. Cukup lama setelah kepergian pramusaji tadi, baik Jung Kook mau pun Se Mi, keduanya sama-sama bungkam. Mereka tampaknya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Namaku Yoo Se Mi," ucap Se Mi memecah keheningan di antara keduanya.

"Ah, Yoo Se Mi," gumam Jung Kook yang mengucapkan kembali nama Se Mi sambil menganggukkan-anggukkan kepalanya. Senyumannya yang menawan juga tampak terukir di bibirnya. "Cantik."

"Apa kau bilang sesuatu?" Se Mi seperti mendengar Jung Kook mengucapkan sebuah kata setelah lelaki itu menggumamkan namanya. Namun, entah kata apa itu ia sendiri tak dapat mendengarnya dengan jelas karena lelaki itu nyaris berbisik dalam mengucapkannya.

"Tidak," sahut Jung Kook cepat dan sepertinya Se Mi juga tampak tidak begitu peduli. "Sedang apa kau di dekat sini tadi?"

"Hanya berjalan-jalan. Aku bosan jika harus terus-terusan berada di hotel," jawab Se Mi seadanya meski pada kenyataannya bukan itu tujuan awalnya.

RETROUVAILLES [END] ✔Where stories live. Discover now