BAB V (part 2)

122 20 0
                                    

"Kita bertemu lagi, tanpa sengaja. Jadi, bisakah kau mengubah jawabanmu dan memilih bersamaku?" tanya Jung Kook yang berhasil mengejutkan semua orang yang ada di ruangan itu.

"Jeon Jung Kook! Apa yang baru saja kau katakan?" sergah Ji Hye yang sepertinya sudah mengerti ke mana arah pembicaraan yang dimulai putranya itu. Jung Kook mencintai Se Mi. Ini tidak boleh terjadi mengingat tentang dirinya yang hendak menikah dengan ayah Se Mi. Bagaimana pun Jung Kook dan Se Mi hanya boleh bersama sebagai kakak adik, bukan sebagai sepasang kekasih seperti yang Jung Kook inginkan.

"Aku tidak menyangka kau akan langsung mengatakan itu secepat ini." Hancur sudah usaha Ji Hye yang mencoba menghentikan pembicaraan Jung Kook ketika Se Mi justru membalasnya.

"Sudah kukatakan padamu, aku akan mengatakannya setelah kita bertemu lagi. Dan kita bertemu lagi sekarang." Jung Kook tampak mengambil jeda sebelum melanjutkan, "Jadi, bagaimana?"

Se Mi terdiam cukup lama hingga membuat Jung Kook tidak sabar dan kembali berucap, "Berhenti menuruti egomu, Yoo Se Mi. Kau bahkan sudah mengatakan padaku bahwa kau juga mencintaiku."

"Apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian berdua?" Jang Soo sepertinya sudah tidak tahan dengan pembicaraan dua anak muda itu. Jung Kook memang pria yang sempurna. Setiap gadis yang melihatnya pasti akan jatuh cinta, tak terkecuali dengan Se Mi. Hanya saja ia tidak bisa membiarkan putri satu-satunya itu bersama dengan Jung Kook yang notabene adalah putra calon istrinya.

Jung Kook sama sekali tak menghiraukan Jang Soo maupun ibunya. Pandangannya tetap ia kunci hanya pada gadis di hadapannya. "Se Mi-ssi, apakah kali ini juga, kau akan kembali menolak pesonaku? Bahkan setelah tanpa sadar kau terjatuh ke dalamnya?" tanya Jung Kook sekali lagi dengan tatapannya yang mampu menyihir setiap gadis untuk masuk ke dalam fantasi.

Jika Jung Kook sudah menatapnya seperti itu, maka runtuhlah sudah segalanya yang ada pada diri Se Mi. Tatapan itulah yang sudah meruntuhkan pertahanan yang Se Mi bangun selama empat tahun terakhir. Tatapan itulah yang membuat jantungnya—setelah sekian lama—kembali berdegup kencang untuk seorang pria. Dan entah mendapat bisikan apa, Se Mi kali ini menekan egonya dan mengikuti kehendak hatinya.

"Kurasa kali ini, tak ada lagi alasan untukku menolak pesonamu."

***

"Ada apa di antara kalian berdua?" tanya Jang Soo sambil memijat pelipisnya frustasi. Kini di bilik restoran itu hanya bersisa dirinya dan putrinya. Ji Hye memilih untuk langsung pulang setelah tepat Se Mi membalas pengakuan cinta putranya. Sementara Jung Kook, tentu saja ia memilih untuk mengikuti ibunya dan menjelaskan segalanya—jika memang ibunya membutuhkan penjelasan darinya.

"Ayah masih belum bisa melihatnya? Aku dan Jung Kook saling mencintai," jawab Se Mi santai. Ia terlihat sangat tenang saat ini, berbeda dengan ayahnya yang terlihat sangat kacau sekarang.

"Apa ini salah satu strategimu?" tuduh Jang Soo setelah terdiam sejenak. Dilayangkannya tatapan tajam miliknya pada putrid satu-satunya itu. Sejak awal putrinya itu memang tak pernah menyetujui keinginannya untuk menikah lagi. Tidak menutup kemungkinan bahwa apa yang baru saja terjadi hanyalah sebuah tipu daya yang mereka ciptakan untuk semakin menentang rencana pernikahannya.

Se Mi tampak menghela napasnya lalu mengalihkan pandangannya pada sang ayah. "Kami tanpa sengaja bertemu lalu tanpa sengaja jatuh cinta. Aku menolaknya ketika dia memintaku berpacaran dengannya karena itu pasti akan sulit mengingat jarak dan waktu yang memisahkan kami. Dan tanpa sengaja kami dipertemukan lagi sekarang. Bukankah ini artinya, Tuhan bahkan merestui kami?" jelas Se Mi pada ayahnya meski sebenarnya ia malas. Ia hanya tidak ingin ayahnya menanam pemikiran bahwa hubungan yang baru saja terbentuk antara dirinya dan Jung Kook hanyalah sebuah dusta walau sebenarnya memang ada tujuan lain dibaliknya.

"Tetap saja ini tidak boleh terjadi. Jung Kook hanya akan menjadi kakakmu, bukan suamimu," sahut Jang Soo penuh penekanan. Rasa marah dan juga lelah terpancar jelas dari sorot matanya.

"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Lagi pula sejak awal, aku tidak pernah merestui pernikahan kalian. Dan sekarang, aku memiliki alasan yang kuat untuk semakin menentang pernikahan kalian," balas Se Mi tetap tenang yang membuat ayahnya berada pada batas kesabarannya.

Jang Soo seketika bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari ruangan itu. Se Mi tampak menyunggingkan senyum getirnya ketika hanya tersisa ia seorang di dalam sana. Diambilnya ponsel dari dalam tasnya. Ia menekan lama angka satu pada layar ponselnya lalu menempelkan benda persegi panjang itu pada telinga kirinya.

"Oppa, jemput aku sekarang."

***

Ji Hye langsung melempar tas dan tubuhnya ke atas sofa yang ada di ruang tengah rumahnya. Wajahnya terlihat sangat lelah. Sepertinya sedang banyak pikiran yang memenuhi ruang otaknya sekarang ini. Jung Kook yang sejak tadi hanya mengikutinya tanpa membuka suara sedikit pun kini tampak berdiri tidak jauh darinya. Masih sama, bungkam. Itu membuatnya semakin frustasi sekarang.

"Kau tidak ingin menjelaskan apa pun?" tanya Ji Hye setengah menyindir sambil melirik tajam pada putra semata wayangnya itu.

"Apa yang ingin Ibu perjelas?"

Ji Hye menghela napasnya lelah sebelum berucap, "Sejak kapan kau mulai menyukainya?"

"Sejak pertama kali bertemu dengannya, hari pertama ia tiba di Paris," jawab Jung Kook seadanya karena memang kenyataannya seperti itu.

"Kau yakin perasaanmu untuknya adalah cinta? Bukan hanya rasa kagum sesaat?"

"Dia satu-satunya gadis yang membuatku menjadi seperti orang gila hanya karena tidak bertemu dengannya."

"Tapi kalian tidak ditakdirkan untuk bersama sebagai pasangan—"

"Hanya karena rencana Ibu untuk menikah dengan ayahnya?" potong Jung Kook. "Pernikahan kalian masih rencana. Tidak ada yang tahu bagaimana ke depannya," lanjutnya. Ia terlihat berusaha keras menahan emosinya sekarang.

Keduanya terdiam. Cukup lama hingga Ji Hye membuka suaranya. "Apa kau juga menentang pernikahan kami? Sama seperti Se Mi?"

"Awalnya aku tidak begitu peduli dengan pernikahan Ibu, sama seperti ketika Ayah bilang akan menikah lagi. Namun, ketika tahu bahwa orang yang akan Ibu nikahi adalah ayah Se Mi, jelas saja aku menentangnya. Itulah alasan yang membuatku berani mengaku lagi padanya di depan kalian saat itu juga," jawab Jung Kook mencoba jujur. Tidak. Semua yang dikatakannya memang benar adanya.

Tepat setelah mengatakan itu, Jung Kook membungkukkan badannya dan melangkah pergi, meninggalkan ibunya yang lebih terlihat frustasi dari pada sebelumnya. Tidak mungkin Jung Kook menginap di rumah ibunya. Bukannya membuat keadaan menjadi stabil, justru itu akan semakin memperkeruh suasana hati ibunya. Lagi pula ia juga memiliki apartemen pribadi di Seoul.

Mobil Jung Kook yang memang ia simpan di rumah ibunya selama ia berada di Paris tampak melaju di tengah ingar kota Seoul pada malam hari. Tujuannya saat ini adalah apartemennya. Satu-satunya tempat damai yang ia miliki di kota tempat ia dilahirkan ini.

***

RETROUVAILLES [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang