BAB XIII (part 1)

59 9 0
                                    

Ji Min tampak menyandarkan punggungnya pada punggung jok van yang dinaikinya. Kedua matanya terpejam dan kedua tangannya terlipat di depan dada. Ia benar-benar harus menjaga staminanya untuk melakukan serangkaian promosi album terbarunya yang dimulai malam ini.

Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam dan duduk di kursi kemudi. Orang itu lalu mengulurkan segelas kopi dingin pada Ji Min sembari berucap, "Minumlah ini."

Mendengar suara yang tak lain adalah milik manajernya membuat Ji Min pun membuka mata. Ia tampak menarik tubuhnya agar duduk dalam posisi tegak. Diraihnya kopi dingin itu dari tangan sang manajer lalu meneguknya.

"Jangan memikirkan segalanya seorang diri. Kau bisa mengatakan apa pun padaku," ucap Han Woo Hyuk, manajer Ji Min, yang terlihat sangat khawatir dengan Ji Min. Ia sudah menjadi manajer Ji Min sejak pria itu resmi menjadi trainee di Empire Entertainment. Itulah mengapa Ji Min sudah seperti adik laki-laki untuknya. Woo Hyuk sangat tahu jika penyanyinya itu sedang memiliki banyak pikiran akhir-akhir ini dan itu membuatnya sangat khawatir.

Ji Min tersenyum getir sambil memandang sendu pada gelas kopi di tangannya. "Aku hanya memikirkan bagaimana cara untuk merebut kembali hati Se Mi," ucapnya. "Dan aku juga menyesal karena telah melepasnya dulu. Jika saja saat itu aku tidak mengikuti kehendak ayah Se Mi, kita pasti masih bersama sekarang."

Woo Hyuk menatap sendu pada Ji Min. Memang benar alasan dibalik Ji Min yang memutuskan Se Mi saat itu adalah Yoo Jang Soo, ayah Se Mi sendiri. Jang Soo secara pribadi menemui Ji Min dan meminta lelaki itu agar memutuskan hubungan dengan Se Mi, putrinya.

Tentu saja Ji Min menolak permintaan itu karena ia sangat mencintai Se Mi. Apalagi alasan yang diberikan Jang Soo hanyalah Ji Min suka menyanyi dan ia tidak suka lelaki yang suka menyanyi. Bisa dipastikan mengapa Jang Soo mengatakan itu. Karena Ki Hyun sangat suka menyanyi dan ia sangat membenci Ki Hyun. Apa pun yang berhubungan dengan Ki Hyun, Jang Soo pasti akan membencinya. Dan Ji Min paham itu.

Karena itulah akhirnya Ji Min mengalah dan bersedia mengakhiri hubungannya dengan Se Mi. Jiwanya yang masih muda dan sangat labil itu takut jika Jang Soo menjadi semakin murka dan akan berimbas negatif padanya atau bahkan pada Se Mi jika ia terus mempertahankan hubungan itu.

"Sudahlah, tak ada gunanya membahas masa lalu," sahut Woo Hyuk. Ia tampak menghela napas lalu berucap, "Aku mengatakan ini sebagai seorang kakak. Jangan memaksa dia untuk mencintaimu. Biarkan dia bahagia dengan jalannya. Jika kebahagiaannya memang bukan bersamamu melainkan bersama orang lain, mengapa kau terus berkukuh untuk tinggal di sisinya sementara dia bahkan sudah tidak menginginkanmu?"

Ji Min terdiam. Mencoba mencerna setiap kata yang baru saja keluar dari mulut Woo Hyuk.

"Terlalu sakit untuk dilakukan memang, tapi itulah poin utama dari ketulusan cinta. Jika garis takdir memang menghubungkan kalian berdua, kemana pun kalian pergi, pada akhirnya kalian pasti akan menemukan jalan untuk kembali lagi. Kau mengerti maksudku?" lanjut Woo Hyuk.

Ji Min mengangguk pelan membuat Woo Hyuk menyunggingkan senyumnya. Ia lalu melajukan van itu menuju gedung Empire Entertainment. Setelah sampai, keduanya langsung memasuki gedung itu. Saat keduanya tiba di lantai tiga, mereka berpisah. Woo Hyuk harus mendiskusikan sesuatu yang menyangkut serangkaian promosi Ji Min nantinya sementara Ji Min sendiri harus berlatih karena pada comeback kali ini ia menyuguhkan sesuatu yang baru, dance.

Ketika ia sampai di belokan koridor yang membawanya menuju ruang latihan yang selama beberapa bulan terakhir menjadi tempat ia berlatih, Ji Min tak sengaja menabrak seorang gadis. Hampir saja gadis itu terjatuh jika saja Ji Min tidak meraih pinggangnya. "Kau tidak apa-apa?" tanya Ji Min cemas. Bagaimana pun gadis itu hampir saja terjatuh karena ulahnya.

"Eoh?" Sadar posisinya yang terlalu dekat dengan Ji Min membuat gadis itu segera menarik dirinya sedikit menjauh hingga tangan Ji Min yang menahan pinggangnya terlepas. Bagaimana pun Ji Min adalah idola para wanita. Berada dalam posisi seperti itu bersamanya membuat jantung gadis itu berdetak tak karuan. "Eh, aku tidak apa-apa," jawabnya gugup.

"Ah, syukurlah,." Ji Min tersenyum lega. "Tapi, aku belum pernah melihatmu. Kau baru di sini?"

"Ah, ne. Seonbaenim, annyeonghaseyo. Aku trainee baru di sini. Park Hyun Ni rago hamnida," ucap gadis bernama Hyun Ni itu sembari membungkuk sembilan puluh derajat. Sudah seharusnya ia menghormati pria di hadapannya yang merupakan seniornya di sini.

"Ah, begitu rupanya," sahut Ji Min sembari mengangguk pelan. Beberapa detik kemudian, senyum manis tampak terukir indah di bibirnya. "Berlatihlah dengan baik. Aku percaya kau akan menjadi bintang nanti," lanjutnya sembari mengacak puncak kepala Hyun Ni.

Setelah melakukan itu, Ji Min berlalu menuju ruang latihannya yang hanya berjarak beberapa langkah saja. Sementara Hyun Ni, gadis itu terlihat membeku di tempatnya. Dirinya seakan telah menyentuh langit ketujuh hanya karena sentuhan kecil yang diberikan Ji Min untuknya. Inilah salah satu pesona seorang pria tampan.

"Ouh, dia tampan sekali," pujinya atas ketampanan Ji Min yang baru saja membiusnya. Sadar bahwa harus berlatih vokal, Hyun Ni pun segera melanjutkan kembali langkahnya menuju ruang latihan vokal.

Sementara itu, Ji Min yang baru saja memasuki ruang latihannya pun segera memutar lagu baru miliknya, Love is Not Over. Baru saja ia hendak menggerakkan tubuhnya, pikirannya kembali melayang pada sosok Se Mi. Membuatnya hanya terdiam di tempat dan terhanyut dalam alunan lagu miliknya.

Seperti judul lagu itu, Ji Min berharap bahwa cintanya dengan Se Mi masih belum berakhir. Namun, mau dikata seperti apa pun, jika yang ada di hati dan pikiran gadis itu saat ini bukanlah dirinya, dia bisa apa?

Ji Min terduduk lemas di lantai kayu ruang latihan itu. Rasa sakit itu kembali mendera hatinya. Hingga membuatnya tersadar bahwa sudah tidak ada gunanya lagi baginya untuk memaksakan segala kehendaknya. Mengapa ia harus memaksa untuk berada di sisi Se Mi jika gadis itu bahkan sudah tidak membutuhkannya lagi?

"Tidak. Aku tidak boleh seperti ini. Aku tidak boleh lemah hanya karena seorang gadis," ucapnya menyadarkan dirinya kembali. Ia lalu bangkit dari duduknya dan memutar ulang lagunya. Tubuhnya perlahan bergerak mengikuti irama musik yang menggema di ruang yang cukup besar itu.

Benar kata Woo Hyuk Hyeong, jika garis takdir memang menghubungkan kami, pada akhirnya kami pasti akan kembali bersama, entah jalan seperti apa yang harus kami tempuh.

***

RETROUVAILLES [END] ✔Where stories live. Discover now