BAB III (part 1)

160 31 7
                                    

Se Mi melemparkan tubuhnya ke atas ranjang berukuran king size yang berada di kamar hotelnya. Ia menenggelamkan wajahnya pada salah satu bantal di atas ranjang itu. Kejadian yang baru saja terjadi sore tadi benar-benar tak mau lepas dari ingatannya. Dalam hatinya, Se Mi merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa ia dengan mudahnya terlarut dalam permainan pria yang bahkan baru dua kali ditemuinya itu.

"Kita lihat apakah kemungkinan yang kau bicarakan tadi siang terjadi atau tidak."

Se Mi terlihat membulatkan matanya sempurna ketika Jung Kook tiba-tiba menempelkan bibir lembutnya pada bibir Se Mi. Es krim yang semula berada dalam genggamannya seketika terjatuh menghantam aspal. Cukup lama mereka berdua hanya diam dengan bibir yang saling bersentuhan. Hingga tanpa sadar, Se Mi memejamkan kedua matanya dan perlahan mulai melumat lembut bibir Jung Kook. Mengetahui ini, Jung Kook pun membalasnya dengan lumatan lembut pula. Cukup lama hingga akhirnya Jung Kook melepaskan ciumannya.

Jung Kook tampak menatap dalam mata Se Mi. Senyum menawan diam-diam terukir indah di bibirnya. Sementara Se Mi, gadis itu sibuk mengalihkan pandangannya, berusaha keras menyembunyikan rona merah di wajah cantiknya.

"Ss... Sebaiknya kau antar aku kembali ke hotel sekarang." Se Mi benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan suasana canggung yang sejak tadi menyelimuti mereka. Tidak. Sepertinya rasa canggung itu hanya menyelimuti Se Mi seorang. Buktinya Jung Kook saja dengan mantap menatap ke arah Se Mi tanpa keraguan sedikit pun. Senyumnya pun tampak terukir semakin jelas.

"Baiklah." Jung Kook terpaksa memalingkan pandangannya dari Se Mi. Ia lalu melangkahkan kakinya, mengikuti Se Mi yang sudah melangkah terlebih dahulu.

Se Mi menggelengkan kepalanya kuat, mencoba menghapus kejadian itu dari otaknya meski ia tahu akan sia-sia. Memori akan dirinya yang menerima begitu saja ciuman Jung Kook tidak akan pernah lepas dari ingatannya. Jika bisa, ia ingin sekali bumi menelannya saat ini juga. Ia tidak berani untuk menampakkan lagi wajahnya, apalagi di hadapan Jung Kook. Ia benar-benar malu.

Se Mi tampak bangkit dari posisi tengkurapnya sesaat setelah mendengar ponselnya berbunyi, tanda sebuah pesan baru saja masuk. Sebelah tangannya tampak meraih tas selempangnya di mana ponselnya berada. Ia mendapati sebuah pesan dari manajernya, Min Yoon Gi, setelah ia membuka kunci ponselnya. Segera saja jemarinya bergerak untuk membuka pesan itu.

Hei, anak nakal!
Kenapa kau tak menghubungiku setelah sampai di sana? Ini bahkan sudah tiga hari. Kau baik-baik saja, bukan?
Oh iya, kau pasti sudah mulai melakukan pekerjaanmu di sana, kan? Apa kau sudah menyapa CEO Delta Parfume?

Kalimat terakhir di pesan itu segera mengingatkan dirinya jika ia sama sekali belum menyapa CEO Delta Parfume tempatnya bekerja. "Benar saja. Bagaimana aku bisa lupa menyapa atasanku?" gumam Se Mi pada dirinya sendiri. Sebelah tangannya yang mengepal terangkat untuk memukul pelan kepalanya, merutuki kelalaiannya.

Jemari lentiknya kemudian tampak menekan layar ponselnya. Sepertinya ia tengah membalas pesan kakak sepupu sekaligus manajernya itu.

Maafkan aku, aku benar-benar lupa jika harus menghubungimu. Tentu saja aku baik-baik saja. Aku belum menyapa CEO Delta Parfume. Aku benar-benar tidak ingat jika harus menyapanya.

Se Mi lalu melempar ponselnya ke belakang. Beruntung saja benda persegi panjang itu mendarat masih di area ranjang. Se Mi tampak memejamkan matanya, menarik napasnya dalam lalu mengembuskannya pelan. Kedua matanya perlahan kembali terbuka. Detik berikutnya, gadis itu segera beranjak dari tempatnya lalu berjalan menjauhi ranjangnya menuju kamar mandi.

***

Mobil itu tampak berhenti di depan sebuah mansion. Kemudian terlihat Jung Kook keluar dari mobil itu. Langkahnya yang ringan perlahan memasuki mansion itu yang tak lain adalah miliknya pribadi.

RETROUVAILLES [END] ✔Where stories live. Discover now