BAB XII (part 3)

69 11 0
                                    


"Jadi, itulah alasanmu kenapa tidak pernah menceritakan padaku maupun pada Tae Hyung Hyeong tentang keluargamu?" tanya Jung Kook begitu selesai mendengar kisah hidup Ki Hyun.

Ki Hyun mengangguk. "Aku tidak pernah merasakan apa itu keluarga yang sesungguhnya karena yang selalu berada di sisiku saat itu hanyalah Se Mi. Ibuku bahkan tidak bisa melakukan banyak hal untukku," balasnya dengan pandangannya menerawang entah ke mana.

"Kau harus tahu bagaimana Se Mi berusaha keras untuk menahan rindunya padamu. Dia begitu membutuhkanmu di sampingnya," ucap Jung Kook pelan.

"Ada kau yang bisa selalu di sampingnya," sahut Ki Hyun ringan yang membuat Jung Kook menatap sedikit kesal padanya.

"Aku kekasihnya dan kau kakaknya. Dia kehilangan seseorang yang seharusnya mengisi posisi seorang kakak baginya, dan aku tidak bisa mengisi posisi itu."

"Karena kau kekasihnya?"

"Tepat sekali."

Ki Hyun menghela napas pelan. "Aku sangat bersyukur karena orang yang menjadi kekasih adikku adalah kau," ucapnya sembari mengarahkan pandangannya pada Jung Kook.

"Kenapa?"

"Karena aku percaya kau pria baik-baik. Lebih dari itu, aku percaya kau akan selalu menjaganya."

Jung Kook memandang curiga pada pria di hadapannya. "Kau tidak akan menetap di sini?"

"Oppa akan pergi lagi?"

Kedua pria itu lalu beralih menatap pada Se Mi yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang Ki Hyun.

Karena tak mendapat tanggapan dari Ki Hyun, Se Mi pun segera memutari sofa yang diduduki Ki Hyun dan mendudukkan dirinya tepat di samping sang kakak. "Jawab aku. Oppa akan pergi lagi?" desaknya.

"Oppa tidak bisa berada di sini," jawab Ki Hyun pelan.

"Dan meninggalkanku? Lalu bagaimana dengan janjimu? Oppa bahkan sudah berjanji akan selalu menjagaku, bukan?"

"Aku memang berjanji padamu, tapi maaf, aku sungguh tidak bisa melakukannya."

"Kenapa? Karena ayah?" Tebakan Se Mi sepertinya benar karena Ki Hyun hanya bergeming. "Oppa tidak perlu memikirkan soal ayah ketika Oppa bahkan memiliki alasan lain yang lebih penting untuk tetap tinggal di sini," lanjutnya.

Ki Hyun tampak menaikkan sebelah alisnya. "Apa?"

"Aku. Aku sangat membutuhkan Oppa. Begitu juga dengan Eomma yang sangat membutuhkan Oppa. Dia tidak punya siapa-siapa lagi setelah bercerai dengan Ayah. Jadi, kumohon tetaplah di sini, eoh?" mohon Se Mi. Air matanya kembali mengalir. Rasanya percuma saja ia menenangkan diri tadi.

"Se Mi benar. Tetaplah di sini. Kau tidak ingin melihat Se Mi menangis lagi karenamu, bukan?" Jung Kook menyuarakan pendapatnya.

Ki Hyun tertegun. Bukan, bukan karena mendengar ucapan Jung Kook barusan, tapi karena mendengar pernyataan Se Mi tentang keadaan ibunya. "Tunggu dulu, Ibu dan Ayah... bercerai?" Selama di Paris, Ki Hyun memang tidak pernah mencari tahu tentang kabar terkini keluarganya. Hanya kabar Se Mi yang sering ia cari tahu karena selain merupakan orang yang paling disayanginya, Se Mi adalah seorang public figure yang mana semua berita terbaru tentangnya akan sangat mudah diakses.

"Dua tahun lalu setelah Oppa pergi tiba-tiba," jawab Se Mi. "Oppa tidak tahu?"

Ki Hyun menggeleng. Ia pikir setelah kepergiannya, keluarga yang seharusnya harmonis itu akan menjadi harmonis. "Lalu di mana Ibu sekarang?"

"Ibu sekarang menetap di Gangneung, dekat pantai Gyeongpo. Dia membuka rumah makan seafood yang sudah cukup besar di sana," jawab Se Mi.

"Lalu ayah?"

Se Mi mengembuskan napasnya kesal. "Ayah akan menikah lagi. Dan Oppa tahu siapa yang akan dinikahinya?"

"Siapa?"

"Ibuku," jawab Jung Kook dengan wajah masamnya yang membuat Ki Hyun membulatkan matanya seketika. Apa telinganya baru saja salah dengar?

"Oppa tidak salah dengar. Ayah memang akan menikah dengan Ibu Jung Kook. Aku benar-benar kesal karena itu," ucap Se Mi yang seolah bisa membaca pikiran Ki Hyun.

"Maka dari itu, Oppa tetaplah di sini dan membantuku untuk menggagalkan pernikahan mereka, mengingat Yoon Gi Oppa sudah tidak mendukungku bersama Jung Kook lagi setelah tahu kenyataan itu." Mengingat Yoon Gi yang selalu berada di pihak ayahnya membuat Se Mi merasa kesal sendiri.

"Apa kau sangat mencintai Jung Kook?" tanya Ki Hyun pada Se Mi sambil menunjuk ke arah Jung Kook dengan dagunya.

"Eoh. Sangat," jawab Se Mi tanpa berpikir barang sedetik. Ia memang sudah sangat mantap untuk memberikan seluruh hatinya pada pria yang memiliki senyum sungguh menawan itu.

"Aku tidak tahu kenapa, tapi aku merasa sangat senang dan juga puas mendengarnya," ucap Jung Kook dengan wajah berserinya. Dan jangan lupakan senyum menawan yang selalu menjadi ciri khasnya.

Se Mi pun membalas senyuman Jung Kook dengan senyum tercantiknya. "Kalian ingin makan apa? Aku akan memasaknya untuk kalian."

"Apa saja. Asalkan itu buatanmu, aku akan dengan senang hati memakannya," sahut Jung Kook masih dengan bibir yang melengkungkan senyum menawan.

"Oppa?" Se Mi mengalihkan pandangannya pada Ki Hyun.

"Terserah kau. Aku akan menyukai apa pun yang kau masak," sahut Ki Hyun. Senyum yang tak kalah menawan dengan milik Jung Kook tampak terukir indah di bibir sempurnanya.

"Baiklah."

Dan Se Mi pun segera menuju dapur milik Jung Kook untuk memasak. Mengingat ini adalah kali pertamanya memasak untuk kekasih dan juga kakak yang selalu dirindukannya membuat Se Mi sedikit merasa gugup. Namun, akhirnya, ia pun mulai memasak dengan percaya diri tanpa menghiraukan kegugupannya.

***

Selamat pagi semua^^

Cukup telat untuk mengucapkannya, but, Happy New Year^^

Beribu maaf untuk kalian yang mungkin ada yang masih nungguin cerita ini. Maaf banget udah ngilang lama banget dan baru muncul lagi sekarang :(

Karena sekarang lagi libur semester dan pastinya bakal gabut akut, kemungkinan besar aku akan balik nulis lagi dan sering up^^

Makasih banget buat kalian yang masih mau baca cerita ini lagi meskipun masih ada banyak kekurangan di sana-sini :)

Merci beaucoup~ 사랑해요~

RETROUVAILLES [END] ✔Where stories live. Discover now