BAB VI (part 4)

93 20 0
                                    

Jang Soo menghentikan mobilnya di depan sebuah butik ternama di kawasan Apgujeong-dong. Ia tampak membenarkan letak jas abu-abunya sebelum memasuki butik itu. Langkahnya perlahan terhenti seiring dengan kedua matanya yang menyapu setiap penjuru butik itu. Senyumnya seketika terkembang begitu pandangannya menangkap seseorang yang dicarinya.

Jang Soo langsung menuju ke lantai atas setelah menangkap kode dari wanita itu yang memintanya untuk menunggu di atas. Ia lalu mendudukkan dirinya di sofa empuk yang berada di tengah-tengah lantai atas. Tak lama, seorang wanita yang ia cari mendekatinya lalu mengajaknya untuk masuk ke ruangan wanita itu saja. Jang Soo hanya menurut dan mengikuti ke mana wanita itu menariknya.

Setelah menyilakan Jang Soo untuk duduk di kursi yang berada di depan meja kerjanya, wanita itu beralih mendekati lemari pendingin yang berada di sudut ruangan. Ia meletakkan segelas air mineral di depan Jang Soo dan segelas lagi di depannya sembari mendudukkan dirinya di kursi kerjanya.

"Hal yang kutakutkan terjadi sudah. Perasaan mereka benar-benar nyata," ucap Jang Soo dengan kedua matanya yang menatap lurus pada manik mata wanita di hadapannya.

"Sudah kukatakan padamu, tapi bagaimana akhirnya kau bisa yakin tentang itu?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Kim Ji Hye, calon istri Jang Soo sekaligus pemilik Nerva Boutique—salah satu butik ternama di Korea Selatan.

"Aku menyuruh seseorang untuk mengikuti Se Mi diam-diam. Pagi ini, Se Mi tak sengaja bertemu Jung Kook dan juga adik perempuan Jung Kook. Se Mi terlihat sangat akrab dengan adik Jung Kook dan ketiganya sekarang sedang berada di apartemen Se Mi. Satu-satunya pria yang pernah memasuki apartemen Se Mi hanyalah manajernya, Yoon Gi. Bahkan aku yang merupakan ayahnya sendiri tidak pernah ia izinkan untuk memasuki apartemennya," jelas Jang Soo.

"Melihat bagaimana cara Jung Kook memandang Se Mi saat itu sudah membuatku yakin bahwa perasaan mereka memang nyata," sahut Ji Hye sambil menatap gelas yang isinya belum berkurang sedikit pun. Ia lalu mengangkat wajahnya untuk menatap Jang Soo sembari berucap, "Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang?"

Jang Soo tampak terdiam sejenak. "Masih belum terlambat untuk memisahkan mereka," ucapnya sembari membentuk seringai di bibirnya.

***


"Rumahmu rapi," puji Jung Kook setelah ia menginjakkan kakinya di dalam apartemen Se Mi.

"Jika tidak, Yoon Gi Oppa akan memarahiku," sahut Se Mi yang membuat Jung Kook tertawa geli.

Kakak sepupunya itu adalah pecinta kebersihan, kerapian, serta keindahan. Ia tidak akan menoleransi jika ada sedikit saja sesuatu yang berantakan dalam jarak pandangnya. Pernah suatu ketika Yoon Gi mendapati kondisi dapur Se Mi yang sudah seperti arena bekas tempur karena berbagai percobaan Se Mi dalam mengasah kemampuan memasaknya. Tak tanggung-tanggung, pria itu langsung saja menghujani Se Mi dengan amarahnya selama hampir empat jam. Bayangkan saja empat jam Se Mi harus duduk tegak menerima segala macam omelan Yoon Gi.

"Kau duduk saja, biar aku yang memasak," perintah Se Mi sembari melangkah menuju dapur apartemennya.

"Tidak. Kau sudah membelikan es krim dan juga boneka untuk So Mi. Jadi, biarkan aku yang memasak untukmu sekarang," tolak Jung Kook yang langsung mengikuti Se Mi menuju dapur.

"Memangnya pria kaya sepertimu bisa memasak?" tanya Se Mi yang terkesan seperti sebuah ledekan.

Jung Kook menghela napasnya pelan. "Apakah menjadi pria kaya benar-benar memiliki banyak nilai minus di matamu?"

Se Mi hanya membalasnya dengan mengangkat kedua bahu sambil memutar bola matanya.

Melihat reaksi Se Mi yang masih terkesan meledeknya, membuat Jung Kook dengan cepat mendekatkan wajahnya pada wajah Se Mi. Gadis itu sempat terkejut dan memundurkan wajahnya refleks. Berada dalam jarak sedekat itu dengan seorang pria mengagumkan seperti Jung Kook membuat Se Mi menahan napas serta berusaha keras mengontrol detak jantungnya yang semakin membuas.

RETROUVAILLES [END] ✔Where stories live. Discover now