Part 25 : i don't know and don't understand ?!

1K 37 8
                                    

"Duduklah"

Zen membawa mereka ke tempat duduk yang strategis untuk melihat pemandangan yang indah ini. sebenarnya dia kadang juga sering memperhatikan keseharian Queen. Dia tak tahu kenapa, semenjak pertemuannya dengan Queen dari dulu sampai sekarang selalu aneh dan unik. Kadang dia sampai melupakan Calista kekasihnya, ntah apa yang dia pikirkan dan dia inginkan sekarang dia pun tidak tau.

"Jadi, ada apa sebenarnya lo ngajak gue ke sini?" Tanya Queen.

"Gue rasa lo suka dengan pemandangan ini, kebetulan banget gue mau ke sini, ya gue ajak lo. Lo suka kan?" Jawab Zen yang membuat Queen ternganga. 

"hanya itu? hanya itu yang membuat dia repot2 culik aku dari pulang sekolah dan semua yang dilakukannya?" Batin Queen. Queen pun menepuk jidatnya.

"Just it? Are you kidding me??"  Tanya Queen Skeptis dan langsung cemberut.

Heey, siapa yang tidak merasa dipermainkan mengalami semua perjalanannya tadi.

"Hahaha, jangan cemberut gitu. Disamping tujuan utama gue, salah satu maksud gue bawa lo ke sini untuk mengucapkan terimakasih karena pada waktu akhir pertandingan ketika gue terpuruk, lo ada buat gue." Zen tersenyum dan memandang ke depan saat mengatakan itu.

Mau tak mau pikiran Queen langsung kembali menerawang pada waktu akhir pertandingan dia melihat seseorang sedang terduduk lesu sendirian dan sangat terpukul serta mau tak mau dia pun kembali mengingat ketika Zen memeluknya. Membuat pipi Queen bersemu merah.Itu pertama kali dia dipeluk oleh cowok. Dan kenapa harus Zen. Arrrggh... Queen tengsin mengingatnya.

"Kenapa pipi lo jadi merah gitu? Lo kangen gue peluk lagi ya?"  Cerca Zen sambil berusaha untuk pura-pura memeluk Queen lagi namun dengan tanggap Queen pun menghindar...

"Eeeh, Eeeh, jangan semena-mena ya. Gue teriak nii" Ancam Queen.

Zen pun tersenyum miris, "G mungkin gue semena-mena sama elo Queen, karena..."Batin Zen yang sedang berbicara pun diinterupsi Queen.

"Jadi sebenarnya lo mau apa, gue memang suka dengan tempat-tempat seperti ini. Gue juga g tau dari mana lo tau gue suka ini, tapi please, jangan buat posisi gue rumit. Gue yakin pacar lo g lo kasih tau kalo sekarang lo sama gue, gue g mau dibilang perusak hubungan orang, gue harap lo ngerti. Gue, gue..." Ucapan Queen terputus.

"Hmmm... Altar, Kien, Rama, Ibu Mulya, Viona. Ada masalah apa dan hubungan apa lo sebenarnya sama mereka?" Tanya Zen yang tak terduga oleh Queen.

Queen kaget, ya so pasti Queen kaget. Dia tak pernah bercerita pada Zen, Zen bukanlah anak sekolahannya. Mengapa Zen bisa tau nama-nama mereka dan masalah, memang ada masalah tapi... hmmm, hal ini membuat Queen tak habis pikir.

"Gue yakin salah satu dari mereka menginginkan lo, tapi gue harap lo jauhi Kien!" Tegas Zen

Haaaaaaaaa?! Queen benar-benar ternganga mendengar penjelasan Zen yang sedikit itu. Zen ini sebenarnya siapa? Lalu, kenapa Kien? Karena yang Queen tau selama ini Kien hanya biasa-biasa aja.. ya sebiasa dia sering mencari perhatian Kien, tapi menurut Queen, KIen baik-baik saja padanya dan kalo dia tidak ke-GR-an mungkin Kien seperti menunjukkan ketertarikkan yang lebih kepada dirinya, walaupun sampai sekarang dia berusaha untuk menepis perasaan seperti itu.

"Memangnya kenapa? Gue rasa Kien baik-baik aja sama gue?" Balas Queen yang penuh tanya?

"POKOKNYA JAUHI KIEEN, NGERTI" Marah Zen tiba-tiba. Zen marah sambil memegangi lengan Queen dan menatap tepat ke manik mata Queen dengan tajam. Queen pun tak mau kalah dihardik seperti itu. Diapun mematut mata tajam milik Zen tak kalah tajam.

"Lo g punya hak..." Tiba-tiba kata-kata Queen terputus

Krinng-kriiiing

Story Queen : Always Lonely ?!Where stories live. Discover now