18. Separated and Connected

Start from the beginning
                                    

Ia harus menikahi Chanyeol. Itu adalah keinginannya sejak ia berumur 9 tahun. Sejak pertama kali ia memasuki istana dan melihat Chanyeol bermain gitar untuk yang pertama kalinya. Chanyeol adalah cinta pertamanya, dan ia yakini merupakan yang terakhir juga.

"Menurut surat wasiat mendiang Raja Chanho yang menyebutkan bahwa Yang Mulia Raja diminta untuk menjaga Putri Mahkota Seohyun, Presidium menyimpulkan bahwa ia menginginkan kedua orang yang dimaksud untuk menikah. Hal ini juga terjadi delapan tahun yang lalu, oleh Raja Park Joon Ho yang mengangkat istri adiknya sendiri untuk menjadi Ratu. Dalam kata lain, tidak ada aturan maupun syarat lain yang menghalangi Putri Mahkota saat ini untuk diangkat menjadi Ratu dan penerus keturunan."

Itu dia. Seohyun mencoba untuk mengontrol raut wajahnya. Ia sudah tahu itu akan terjadi. Ia melirik Chanyeol dan menangkap laki-laki itu malah menatap ke arah Baekhyun dengan parau, dan Baekhyun sendiri yang diam menunduk menatap kakinya. Ada perasaan senang yang tiba-tiba bergerumul dibawah dada Seohyun, yang membuatnya merasakan kemenangan. Ia tersenyum bangga pada dirinya sendiri, membayangkan dirinya berjalan sepadan dengan Chanyeol, bergandengan dengan laki-laki itu, dan kalau bisa, menjadi ibu dari anak laki-laki Chanyeol.

Anak. Sesuatu yang ia bisa berikan pada Chanyeol, dan tidak bisa Baekhyun berikan.

.

"Kita tidak putus, kan?"

Luhan berhenti memainkan air ketika mendengar pertanyaan Sehun. Saat ini, mereka berdua sedang berenang di kolam berenang pribadi Sehun, yang airnya sudah diatur sedemikian hangat, agar keduanya tidak kedinginan. Sehun tidak berenang, ia hanya duduk didalam kolam. Ia duduk dan memperhatikan Luhan yang bergerak kesana-kemari, bermain air.

"Tidak, Sehun."

"Kau akan tinggal dimana setelah keluar dari Istana?"

"Ada, tempat. Kau tidak perlu khawatir."

"Biar kusiapkan apartemen untukmu. Di Golden Tower, lantai paling atas. Apa itu cukup bagimu?"

Luhan mendelik. Golden Tower adalah gedung apartemen paling mahal yang ada di Korea Selatan. Di lantai teratas, lantai dengan hanya ada tiga apartemen. Satunya dimiliki Presiden Korea Selatan itu sendiri, satunya lagi dimiliki oleh Presiden China. Satu lainnya masih kosong karena belum ada yang mampu membelinya.

"Kau gila," Luhan terkekeh. "Aku bukan presiden."

"Aku bisa membelinya untukmu," Sehun bersikeras. "Kau akan tinggal disana, tidak ada penolakan. Keamanan disana sangat terjamin, aku yakin kau tau itu. Kau bisa tinggal disana sampai aku mundur dari jabatan sialan itu, merancang robot atau apapun yang kau mau, aku akan mengirimkan semua kebutuhanmu-"

"Sehun, stop," tutup Luhan, menekankan jari telunjuknya ke bibir Sehun agar kekasihnya itu berhenti bicara. "Kau terdengar seperti aku akan melupakanmu besok. Aku tidak begitu. Meski kau melepasku tanpa pegangan apa-apa, aku masih akan kembali padamu. Kau percaya padaku atau tidak?"

Sehun melepaskan jari Luhan yang ada dibibirnya agar ia bisa berbicara. "Bukan begitu maksudku. Argh, kenapa kau tidak memahami maksudku, sih?"

Sehun mendecak kesal, menimbulkan cipratan kecil di air. Ia memandang ke bawah, ke tubuhnya yang ada dibawah air. Luhan terkekeh pelan melihat kelakuan Sehun, ia bisa merasakan betapa khawatir Sehun padanya karena akan dilepas ke luar istana begitu saja secara tiba-tiba. Mungkin Sehun lupa bahwa sebelumnya Luhan pernah tinggal di luar istana, bahkan hidup di jalanan karena tidak memiliki orang tua. Dibandingkan dengan Kyungsoo, yang sejak lahir pun dibantu oleh bidan Istana karena ayahnya merupakan koki kesayangan kerajaan sejak entah berapa puluh tahun lalu, Luhan jauh lebih bisa hidup di luar istana.

[ChanBaek] Half BeatWhere stories live. Discover now