"Kau masih bisa berkata jika kau baik-baik saja dengan wajah pucat dan pernafasan mu yang seperti itu Baek?".

"Sstt... diamlah. Aku mengantuk hyung, hari ini sangat melelahkan. Nanti akan ku ceritakan di rumah".

"Baiklah, tidurlah kalau begitu".

Setelahnya Luhan tak lagi bicara, ia harus membuat Baekhyun tidur dengan tenang setidaknya selama beberapa menit kedepan. Lalu ia kembali mengamit ponsel di antara telinga dan bahu kirinya, menghubungi orang yang tadi ia suruh ke rumah sakit.

"Joon, panggil dokter saja ke rumah. Minta ia membawa perlengkapan lengkap dari rumah sakit. Tuan muda dirawat di rumah". Tanpa menunggu balasan dari Lee Joon, segera Luhan tutup sambungan telfonnya itu dan memutar arah mobilnya menuju mansion Byun.

Setengah jam kemudian mobil yang membawa Baekhyun sampai di mansion. Setibanya di mansion Byun, Luhan langsung disambut oleh Lee Joon yang mana itu berarti dokter dari rumah sakit sudah menunggu kedatangannya bersama tuan muda yang tertidur dengan damai sekalipun keluar bunyi saat ia bernafas.

"Bagaimana keadaan tuan muda Baekhyun?". Tanya Lee Joon saat Luhan turun dari mobilnya dengan wajah khawatir yang tercetak jelas.

"Dia tertidur tapi dia belum bisa bernafas dengan benar bahkan disetiap tarikan dan hembusan nafasnya mengeluarkan suara seperti tikus terjepit".

"Ya Tuhan, jika tuan besar tau habislah kita". Ujar Lee Joon dengan nada lemah, karena mereka berdua adalah orang yang paling dipercaya oleh tuan Byun untuk menjaga dan memenuhi segala keperluan Baekhyun. Secara tidak langsung mereka harus berusaha agar Baekhyun tetap sehat dan menjalani harinya dengan baik di Korea.

"Lupakan hal itu, sebaiknya cepat bawa Baekhyun ke kamarnya. Dokternya sudah ada kan?". Lee Joon mengangguk, mengiyakan jawaban atas pertanyaan Luhan.

"Hmm, dokter menunggu di ruang tamu".

"Baiklah, aku akan temui dokternya dulu". Luhan masuk lebih dulu untuk menemui dokter yang sudah menunggu di ruang tamu sejak 15 menit yang lalu itu sedangkan Lee Joon dengan perlahan memindahkan tubuh Baekhyun ke dalam gendongannya, membawanya masuk ke dalam dan membaringkannya dengan nyaman di ranjang empuknya.

Setelah Baekhyun ada dalam gendongannya, barulah ia bisa membuktikan ucapan Luhan tentang Baekhyun yang mengeluarkan bunyi seperti tikus terjepit di setiap hembusan nafasnya, ia menatap miris tuan muda dalam gendongannya itu sebelum mengambil langkah besar agar cepat sampai kamar Baekhyun.

Sesaat setelah Baekhyun sudah nyaman berbaring di ranjang empuknya, dokter yang dibawa oleh Lee Joon ke rumah dari Seoul Int. Hospital masuk ke sana dan mulai melakukan beberapa pemeriksaan, dengan bantuan seorang perawat, petugas medis itu memasangkan alat bantu pernafasan yang menyeripai masker hingga menutup separuh wajah Baekhyun, jangan lupakan jarum infus yang tertancap sempurna di punggung tangan Baekhyun setelah dokter memberikan obat biusnya mengingat cerita Luhan tentang Baekhyun yang tak menyukai kehadiran para manusia berbaju serba putih dengan aroma obat yang menyengat.

Selesai dengan tugasnya, Baekhyun dapat bernafas dengan jauh lebih baik setelah dipasangkan alat bantu pernafasan namun saat pemeriksaan, stetoskop yang baru saja terlepas dari telinga sang dokter masih terdengar bunyi 'ngik' disetiap hembusan nafas Baekhyun.

Dokter itu menggeleng pelan, tanda bahwa Baekhyun memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dan segera penanganan yang serius jika terjadi peradangan saluran nafas.

"Bagaimana dokter? Apa dia baik-baik saja?". Tanya Luhan dengan wajah yang kelewat khawatir, menatap penuh harap pada lelaki berwajah sedikit keriput dari seberang ranjang tempat Baekhyun memejamkan kedua matanya.

[5] Sapphire Blue | BROTHERSHIP | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang