Bagian 50

580 17 2
                                    

"Nah itu dia tokoh utama gosip kita dateng," Shilla begitu antusias dengan kedatangan Ify pagi ini. Tak tahukah Ify sudah sejak belasan menit lalu ia menjadi bahan pembicaraan ketiga sahabatnya. Bahkan Via sampai rela bangun pagi karena dihujam rasa penasaran bagaiamana acara Ify dan BCA semalam.

"Duduk Fy duduk," Via berlagak membersihkan bangku Ify yang berada tepat di sampingnya. Ify hanya bisa memutar bola matanya kesal. Ia sudah paham betul dengan tabiat Via yang ini. 'Sok baik karena ada maunya'.

"Duuuuuh. Gue Cuma SMS-an. Nggak usah hyper deh," dengusnya seraya duduk. Tapi apa yang didapat? Tidak ada raut-raut akan mengalihkan pembicaraan dari ketiga sahabatnya itu. Terutama... Via dan Shilla. Astaga!

"Harus dong. Kan kita seneng lo udah move on Fy. Beralih ke brondong lagi. Kurang kece apa coba?" Shilla tersenyum girang tanpa rasa bersalah sama sekali. Beralih ke brondong? Dari mana datangnya pemikiran gila itu?

Ify sampai melongo mendengar jawaban Shilla. Agni juga malah terkikik. "Kenapa kesannya gue kayak tante-tante girang begini?" gumamnya agak frustasi.

"Ih! Lo mah mikirnya kejauhan," cibir Via.

"Dia bukannya kelahiran 1997 juga ya?" tiba-tiba Agni bertanya seperti itu. Kontan Via dan Shilla memandang gadis itu semakin antusias. Seperti menemukan emas satu truck.

"Emang. Orang dia lebih tua satu bulan lebih," tanggap Ify seadanya.

"Nah! Kurang apa lagi Fy? Ganteng, keren, jago main basket, lebih tuaan dia lagi. Cocok banget dah. Status mah nggak penting! Yang pacaran sama adek kelas juga banyak kok," sudah mirip sales yang mempromosikan barang dagangannya. Dengan semangat 45 Shilla memantapkan hati Ify agar tidak terlalu ambil pusing dengan Aga yang berstatus 'Adik Kelas'.

"Ya elah. Kenapa jadi lo berdua yang ribet sih? Gue aja yang ngerasain masih happy-happy aja sama kejombloan gue," gerutu Ify.

"Biar nggak ngenes-ngenes amat gitu lho Fy. Kalo Agni kan masih mending. Biar jomblo juga ada dua cowok ganteng yang nunggu kepastian. Nah lo?" kepala Ify sudah berasap mendengar omongan Via yang tidak ada enak-enaknya untuk didengar.

"Lo pernah kelilipan bangku belum Vi?" desisnya dan ditanggapi gelengan oleh Via. "Mau coba?" kali ini Via memanyunkan bibirnya.

***

"Itu anak kenapa sih dari tadi ngeliatin meja kita mulu?" adu Cakka. Heran melihat segerombolan siswa laki-laki kelas XI yang sedari tadi terus melihat kearahnya dan teman-temannya seraya bisik-bisik. Apa iya anak cowok apalagi sudah SMA menggosip?

"Naksir kali sama lo," Rio dan Alvin berusaha mengontrol mulutnya agar tak tertawa karena celetukan Iel. Naksir Cakka? Haha

"Gue serius bego!" masih sempat untuk Cakka menggulung selembar tisu lantas melemparnya tepat ke wajah Iel. "Liat aja noh. Meja deket pintu. Adek kelas aja blagu," lanjut Cakka.

Tanpa aba-aba Rio, Iel dan Alvin langsung menengok ke arah yang Cakka maksud. Tapi begitu ketiganya menatap para adik kelas, yang dilihat langsung mengalihkan pandangan. Berpura-pura sibuk. "Bodo amatlah. Dia silau sama kegantengan gue kali," celetuk Rio. Yang lain hanya melongos.

"Hallo Kakak Ify," sebentar. Siapa? Kakak Ify? Ke empat cowok itu kembali memandang meja para adik kelas tadi. Benar saja. Di sana memang ada Ify. Juga Shilla, Via dan Agni.

***

Seperti biasa. Kalau istirahat ya mainnya ke kantin. Hal itu pula yang Ify dan ketiga sahabatnya lakukan. "Hallo Kakak Ify," eh eh! Suara siapa itu?

Satu Wajah Berjuta IngatanWhere stories live. Discover now