Bagian 48

387 18 1
                                    

Ify menatap pantulan wajahnya dalam cermin berukuran lumayan besar di hadapannya. Mengenakan kebaya berwarna hijau tosca dengan riasan tipis namun cukup pas dan menawan, dirinya siap menghadiri prosesi ijab qabul.

"Maafin Ify Pa. Ify harap Papa nggak marah sama Mama," gumamnya pelan. Walaupun terlihat jelas betapa sedihnya ia, namun hal itu tak lantas membuat air mata lolos dari pelupuk matanya.

"Kak, semuanya udah nunggu di bawah," tiba-tiba Deva sudah berdiri di belakang kakaknya yang sepertinya merasa sedikit berat untuk beranjak. "Gue tau ini berat. Tapi gue yakin ini yang terbaik," Ify mengangguki semua ucapan Deva. Yah. Ia juga berharap ini adalah yang terbaik. Terbaik untuk semuanya.

Ify membalik badan menghadap Deva. "Lo ganteng juga pake baju begini," Deva memang terlihat tampan sekali walaupun hanya mengenakan kemeja batik. Pasalnya cowok itu tidak pernah memakai baju batik. Gaya berpakaiannya tidak pernah jauh dari kemeja, kaos, atau jaket. Celananya sudah pasti jeans.

"Lo juga cuantik banget Kak. Cocok pake baju begini," Deva tidak bermaksud balas budi. Ify memang benar-benar cantik. Susah untuk menggambarkan kecantikannya saat ini.

"Thankyou," Ify terkekeh ringan. "Yuk ke bawah," ajaknya. Ia kembali terkekeh melihat tingkah Deva yang menawarkan lengannya untuk digandeng. "Gaya lo," cibirnya dan hanya ditanggapi tawa.

***

Dedep

@DevaDep

Semoga langgeng deh untuk pernikahan ini. BTW @Ify_Marissa cantik banget pake kebaya gitu. Untung lu kakak gue

"Uhuk! Uhuk!"

"Astaga Yel. Lo pelan-pelan kenapa," Via menepuk-nepuk pundak Iel. Setelah Iel berhenti batuk, ia langsung menyerahkan segelas air putih miliknya. "Makan itu nyante aja. Kayak dikejar abu," dumelnya.

"IFY NIKAH?!"

"APA?!" sahut Via, Shilla, Alvin, Cakka dan Agni bersamaan. Nikah? Yang benar saja?

"Nih!" Iel langsung menyodorkan ponselnya. Memperlihatkan time line akun Twitter miliknya agar yang lain dapat membaca kicauan Deva. Hal yang sukses membuatnya tersedak tadi.

"Ah. Nggak mungkin ah," Via yang paling dulu tersadar dari rasa keterkejutan langsung geleng-geleng tak percaya. "Mana mungkin Ify nikah? Dia lulus SMA aja belum," ujarnya.

"Tapi Vi. Tweetnya Deva kok menurut gue menjurus ke itu ya?" sahut Shilla yakin tak yakin.

"Telfon aja telfon!" seru Cakka. Benar juga. Dengan sigap Via mengambil ponselnya lantas mendial nomor Ify dengan tergesa-gesa. "Loudspeaker Vi!" pinta Cakka semangat.

Tuuut tuuut tuuuut

"Angkat Fy angkat," gumam Agni menjadi ikut panik. Semua mata di meja itu fokus terhadap ponsel Via yang di letakkan di atas meja. Tak lama kemudian....

"Hallo?"

"Ify lo nikah?!" tanya Via tanpa ba bi bu.

"Hah? Nikah? Kata siapa?" malah Ify yang bingung di sana.

"Jawab dulu," gemas Shilla.

"Enggak, emang siapa yang ngomong sih?" semua bernafas lega. Ternyata tidak. "Woy?"

"Kita baca tweetnya Deva. Kita kira yang nikah lo," kali ini Agni yang ngomong.

"Emang Deva ngetweet apaan?"

Satu Wajah Berjuta IngatanWhere stories live. Discover now