Bagian 33

395 12 0
                                    



Mengingat pembicaraannya dengan Iel tempo hari, membuat Ify mengurungkan niatnya untuk mencopot sepatunya dan melemparnya ke kepala Rio dari belakang. Sabar Fy sabar. Mengatur nafas dan mengurut dada.

***

From: Cakka Aja

Sorry Ag

Gue mau main basket sama Rio, Iel, Alvin

Nontonnya tunda minggu depan ya?

Emang malam minggu harus ya ngumpul sama temen mulu? Kapan buat guenya?

Terhitung ini sudah ketiga kalinya Cakka membatalkan acara malam minggu mereka. Ada berbagai macam alasan. Yang pertama, sakit. yang ke-dua, ada saudara yang datang ke rumahnya. Tak enak jika meninggalkan rumah. Dan yang ke-tiga sahabat-sahabatnya. "Besok mungkin lo mau bilang kucing-kucing lo mau kawinan," dumel Agni.

"Belum pulang Ag?" Agni mendongak. Terlihat Shilla kembali memasuki kelas setelah sebelumnya pergi bersama Alvin ke kantin.

"Belum. Kok lo balik lagi? bukannya tadi mau ke kantin sama Alvin terus pulang ya?"

"Emang ya. kalau orang hatinya lagi berbunga-bunga itu jadi agak linglung. Tas gue ketinggal hehe," cengir Shilla.

"Sok tua lo!" semprot Agni. "Lo mau jalan sama Alvin ya?"

"Iya. Kan ini malam minggu pertama gue sama dia jadian."

"Berarti nggak lama dong jalannya?" Shilla mengernyit tak mengerti. "Kan nanti Rio, Cakka, Alvin, sama Iel mau basket bareng di rumah Rio."

"Emang iya? Kok dia nggak ngomong ke gue? Apa dia nggak ikut ya?"

Agni hanya mengangkat bahu. Tak tahu juga. "Nah kan gara-gara lo gue lupa. Kasian Alvin nungguin. Bye Ag!" Shilla langsung ngajrit keluar kelas.

***

Keesokan Harinya

Hubungan Rio dan Dea bisa dibilang semakin lama semakin dekat. Mereka selalu menghabiskan waktu istirahat bersama, berangkat dan pulang sekolah bersama, bahkan Dea sering menemani Rio bermain basket sepulang sekolah. Persis seperti orang pacaran.

"Makin gedeg gue sama Rio. katanya minta break buat introspeksi diri. Nah ini? Bukannya menyelesaikan masalah malah nambah-nambah masalah," komentar Via dengan begitu sinisnya.

"Walaupun baru pacaran, gue nggak mau ya Ify, sahabat gue dimadu," timpal Shilla yang berdiri di samping Via. Agni sendiri lebih memilih diam. Cewek tomboy itu lebih suka langsung memberi pelajaran daripada memaki-maki di belakang.

Ketiganya semakin gerah begitu Rio dan Dea berjalan beriringan menuju gedung sekolah sambil ketawa-ketiwi. Mereka yang berada di lantai dua nampak muak. Secara sahabat gue yang dimainin.

"Fy Fy Fy!" Shilla langsung menarik tangan Ify yang baru saja hendak memasuki kelas. "Lihat deh. Lo masih mau diem aja?"

"Tauk. Lo bertindak dong. Gue aja yang Cuma jadi penonton pengen bejek-bejek muka mereka," timpal Via.

Ify tersenyum tenang. "Biarin aja. Mungkin dia lagi mau bales gue," demi apa? Kenapa Ify yang tangguh menjadi pasrah seperti ini?

"Ngapain juga nih Bepe pake dibawa ke sekolah?" mata Ify beralih pada sebuah akuarium kecil di tangannya.

"Karena bapaknya lagi sibuk nyari Ibu baru, gue Cuma bisa bertahan demi anak gue."

"Sok Lu!" koor Via, Shilla, dan Agni. Ify hanya terkekeh.

Satu Wajah Berjuta IngatanWhere stories live. Discover now