Bagian 3

781 22 0
                                    

Ify mendelik ketika sadar Rio membawanya ke lapangan indoor sekolah. "Kalo gini caranya, mood gue makin buruk Pesek. Udah tau gue nggak suka olah raga, eh lo malah ngajak gue ke lapangan," dumel Ify.

"Seenggaknya lo bisa crewet bin bawel lagi," ejek Rio. Sedangkan Ify hanya manyun ketika baru menyadarinya.

"Ok. Lo menang," ucapnya.

"Duduk situ yuk Fy,"Ify dan Rio berjalan ke arah bangku penonton.

"Huh!" Ify menghembuskan nafas kasar. "Yo. Salah nggak sih kalo kita lebih mentingin orang lain dari pada diri kita sendiri?" tanya Ify tiba-tiba tanpa menoleh ke Rio.

"Nggak tau sih. Tapi kayaknya hanya ada sedikit orang di jaman sekarang yang masih punya sifat kayak gitu," jawab Rio.

"Misalkan lo punya 2 pilihan. Sahabat atau cewek yang lo cinta, lo bakal milih mana?"

"Pertanyaan lo nggak banget deh Fy," sambar Rio.

"Dih. Tinggal jawab juga," Ify sedikit memaksa.

"Gue nggak bisa munafik. Itu sama aja disuruh milih antara makanan atau udara. Gue nggak bisa hidup tanpa makanan, dan gue nggak bisa hidup tanpa udara. Kalaupun gue milih salah satu diantara keduanya, nggak bisa dipungkiri akan ada sesuatu yang hilang di hidup gue. Keduanya sama-sama berarti Fy," terang Rio.

"Gue takut menghadapi pilihan Yo. Gue paling benci sama yang namanya memilih," jujur Ify.

"Entah kapan, lo akan menemui sebuah pilihan Fy. Baik itu yang berdampak besar atau kecil untuk hidup lo. Jangan berpegang teguh dengan kalimat 'gue nggak boleh egois' jangan juga berpegang teguh dengan kalimat 'Gue juga pengen bahagia' gunain kalimat 'Harus yang semestinya'. Lebih tepatnya, lo harus memilih pilihan yang menguntungkan buat semuanya," jelas Rio.

"Kadang gue suka mikir. Kenapa dalam hidup harus ada pilihan?" tanya Ify lagi.

"Tuhan ngasih manusia otak itu untuk berfikir. Salah satunya adalah berfikir untuk menentukan pilihan. Ya karena, hidup itu pilihan. Coba lo bayangin kalo lo tiap hari hidupnya Cuma gitu-gitu aja. Lo akan bosen kan? Tuhan sengaja membuat pilihan supaya hidup-hidup makhluk-Nya lebih berwarna dan mereka bisa menikmati hidup."

Rio bergidik ngeri melihat Ify yang senyum-senyum tak jelas sambil menatapnya. "Gue tau Fy gue ganteng. Banget malah. Tapi lo liatnya biasa aja kali," gidik Rio.

"PD mampus lo. Gue Cuma nggak nyangka aja. Ternyata lo bener-bener udah dewasa sekarang. Jawaban lo Yo. Beuh super," tutur Ify.

"Namanya juga cowok ganteng," Rio menepuk dada bangga.

"Nggak nyambung PESEK!" teriak Ify di telinga Rio.

"Dasar toa," Rio mengacak gemas rambut Ify.

"Aaaaa Rio! Berantakan kan!" dumel Ify sembari memanyunkan bibirnya.

"Karena lo masih di samping gue, tetep cantik kok," jawab Rio seenaknya.

"Terserah lo deh," pasrah Ify.

***

From: Cowok Sarap

Gimana Vi?

Kamu mau nggak jadi pacar aku?

Via langsung mencak-mencak begitu membaca pesan yang baru saja masuk ke PONSEL nya. "Dasar muka tembok! Udah ditolak masih aja SMS," kesalnya.

To: Cowok Sarap

Heh! Lo tu nggak bisa baca ya?

Jelas-jelas gue udah nolak lo.

Masih aja SMS. Dasar cowok sarap!!

Satu Wajah Berjuta IngatanWhere stories live. Discover now