Bagian 24

396 8 0
                                    

"Kok duduknya jauh dari yang lain sih?" tanya Ify.

"Sengaja," jawab Rio cuek. Ify hanya mendengus lalu mencubit pinggang pria tengil di sampingnya itu.

"Curang!" serunya dan hanya dibalas kekehan oleh tersangka.

Mereka melewati perjalanan dengan saling memukul bahu. Ralat! Ify yang memukul-mukul bahu Rio. Dengan pelan tentunya. Untuk Rio, ia lebih memilih untuk menahan serangan Ify dengan tangannya diiringi cekikan geli. Karena pukulan Ify tak menimbulkan sakit berarti bagi bahu Rio. Tangan Ify terlalu kecil untuk melakukan itu.

***

Senin kembali menyapa. Itu tandanya, hari sibuk kembali menemani siswa-siswi SMA Persada. Termasuk Ify dan teman-temannya.

"Kenapa sih liburannya nggak sebulan aja?" Via menopangkan dagu. Gadis ini tengah merasa bosan sepertinya.

"Iya. Biar entar nilai UTS kita jeblok semua!" sahut Ify sambil membolak-balikkan buku Geografi di depannya. Via hanya memanyunkan bibir mendengar respon Ify. Menurutnya jawaban gadis itu tidaklah membantu menaikkan mood nya.

"Kita UTS nya seminggu ya?" tanya Shilla setelah menyeruput jus jeruk pesanannya.

"Biasanya sih gitu," jawab Ify.

"Yah. Bakal jadi tahanan rumah deh gue. Nasib-nasib punya Bapak over protective," keluh Shilla. Shilla yang merupakan anak tunggal membuat sang ayah menjadi lebih protective padanya. Sang ayah tak segan-segan untuk menyita ponsel, laptop, bahkan kunci mobil Shilla.

"Kalo nggak gitu lo ngeloyor mulu soalnya," ledek Agni.

"Ya kan otak itu nggak baik kalo disuruh kerja mulu. Dia juga butuh refreshing tau. Kalo tiap hari kerjaannya disuruh mikir terus, bisa penuaan dini gue," Shilla membela diri.

"Kirain Cuma pernikahan yang bisa dini, ternyata penuaan juga bisa ya?" gurau Via dan disambut tawa teman-temannya.

"Jayus lo!" sahut Ify sambil mendorong pelan bahu gadis itu hingga sedikit terhuyung. Via hanya tertawa.

"Kira-kira Alvin mau nggak ya gue ajak belajar bareng?" gumam Via sambil menopang dagu.

"Lo kalo suka jangan gitu-gitu banget Vi. Entar dianya ilfeel loh," nasihat Shilla.

"Lah. Kan niat gue baik mau ngajak belajar," alibi Via.

"Modus!" koor yang lain. Via hanya tertawa.

TRING

Ify segera mengambil ponsel di sakunya.

From: Rio

Pulang sekolah gue tunggu di taman belakang

Ify mengerutkan kening tak mengerti. Dengan cepat ia mengetik pesan sebagai balasan untuk kekasihnya. Tentu juga untuk mengutas rasa penasarannya.

To: Rio

Mau ngapain?

From: Rio

Entar juga lo tau

See you! :*

Ify hanya dapat geleng-geleng kepala lalu kembali mengantungkan ponselnya ke saku. Ia menatap teman-temannya. "Balik ke kelas yuk! Bentar lagi bel nih," Ify membereskan bukunya lantas berdiri diikuti Via, Shilla dan Agni.

***

Ify clingak-clinguk sambil memasang muka kesal. Kurang lebih lima belas menit sudah ia menunggu kedatangan Rio. Dan lihat! Sampai sekarang belum juga nampak batang hidung pria tengil itu. "Nggak tau orang penasaran ya tu bocah?" dumel Ify sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Satu Wajah Berjuta IngatanWhere stories live. Discover now