Bagian 26

415 8 0
                                    

Ray dikagetkan dengan kedatangan Iel, Cakka dan Alvin ke rumahnya dan langsung bergabung menonton televisi bersamanya. Apalagi Kakaknya sedang tak ada di rumah. "Kak Rio lagi ke rumah Kak Ify," ujar Ray. Dia memang sudah tahu kalau Ify dan Rio sudah berpacaran. Begitu pun Deva.

"Udah tau," kompak ketiganya.

"Terus ngapain ke rumah gue?"

"Lo ngusir kita?!" tanya Iel galak. Ray menggeleng.

"Aneh aja," jawabnya pelan. "Ah gue lupa! Kalian kan jones-jones!" Cakka langsung menimpuk Ray dengan bantal.

"Kayak lo nggak aja!" serunya. "Lo habis putus kan dari pacar lo?" ejek Cakka.

"Pasti Kak Rio. Ember banget," dumel Ray.

"Siapa yang mutusin Ray?" tanya Alvin.

"Gue lah!" jawab Ray bangga.

"Demi apa lo?" Cakka tak percaya.

"Maksudnya gue yang nerima keputusan dia hehe," Ray langsung mendapat tiga timpukan bantal sekaligus.

"Kirain," dumel Iel.

***

Via memasuki ruang kelas dengan lesu. Tak ada senyum ceria seperti biasanya. Bahkan wajahnya saja terlihat muram dan matanya sedikit bengkak seperti sehabis menangis seharian. "Hai Pia!" Via tak menghiraukan sapaan Shilla dan terus berjalan ke bangku pojok belakang kelas. Bahkan ia sempat menatap Shilla sinis.

'Kenapa tu anak?' Shilla menoleh ke arah Via. Dan dilihatnya gadis berpipi chuponsely itu tengah membenamkan wajahnya di atas meja.

"Widih. Rahmi rajin amat sih?" terdengar suara Ify yang baru masuk kelas.

"Ify!" Ify yang tengah sibuk menggoda Rahmi. Si anak cewek paling rajin piket, langsung menoleh begitu mendengar panggilan Shilla lalu berjalan menghampiri Shilla.

"Kenapa?" tanyanya langsung.

"Via kenapa sih?" tanya Shilla pelan. Takut kalau Via mendengar.

"Emang dia kenapa?" Ify balik tanya.

"Pas tadi gue sapa, dia nggak jawab. Malahan kayak natap gue sinis gitu. Emang gue punya salah ya sama dia?" Ify menggaruk tengkuknya. Bingung harus menjawab bagaimana.

"Mungkin dia lagi nggak mood kali," Ify memilih aman dengan menjawab begitu.

"Semoga aja deh," Shilla menghembuskan nafasnya. Pasti gadis ini akan kefikiran terus sampai ia menemukan jawabannya. Kesalahan yang ia sendiri tak tahu apa.

Tak berapa lama bel masuk pun terdengar. Semua murid segera memasuki kelas, termasuk Agni. Hari ini ia duduk bersama Shilla. Dan Ify duduk dengan Via. "Kenapa lo?" tanya Agni karena melihat Shilla yang terlihat sedikit murung. Beberapa kali ia menoleh ke bangku Via dan Ify.

"Via. Kayaknya dia lagi marah deh sama gue," jawab Shilla lesu.

'Pasti karena kemaren,' tentu saja Agni paham apa penyebabnya. "Mungkin dia lagi nggak mood," Agni menepuk pundak Shilla memberi semangat. Terlihat Shilla mengangguk lesu. Semoga saja apa yang dibilang Ify dan Agni memang benar.

***

Hari ini begitu suram bagi Via. Tak ada celetukan-celetukan asal darinya, candaan-candaannya, dia berubah pendiam hari ini. Terutama saat bersama Shilla. Ia akan berubah pemarah dan sensitif. Tak jarang saat Shilla berusaha menciptakan gurauan dengannya, Via malah menjawab dengan ketus. Dan itu mampu membuat Shilla semakin bingung.

Satu Wajah Berjuta IngatanWhere stories live. Discover now