"Aku Byun Baekhyun, ada apa sunbae?".

Dongho tersenyum miring, dia baru tahu jika ternyata sosok Byun Baekhyun yang selalu diunggulkan Kyuhyun seonsaengnim, sang pembina klub belajar matematika hanyalah anak kecil yang begitu polos dan itu membuatnya ingin menantang namja mungil itu dengan beradu cepat dan tepat dalam mengerjakan soal-soal matematika pemberian satanKyu.

Dongho sudah tahu bagaimana kiprah Baekhyun di dalam setiap mata pelajaran karena selalu ada gosip tentang adik kelas pindahan dari China itu belum lagi Kyu ssaem yang selalu menjadikan lelaki kecil di hadapannya ini bahan perbandingan saat dia dan rekan-rekannya memiliki kesalahan dalam mengerjakan soal-soal latihan. Namun sampai sekarang Dongho belum pernah berkesempatan bertemu muka secara langsung dengan bocah umur 15 tahun itu.

"Kebetulan sekali kalau begitu, kau dipanggil Kyuhyun ssaem, tadi beliau menitipkan pesan untuk ku agar meminta mu untuk menemuinya di ruang kepala sekolah setelah bel pulang berbunyi".

"Baiklah. Terimakasih sunbae".

Dongho mengangguk kemudian berlalu dari hadapan Baekhyun.

'Kita lihat saja anjing kecil, siapa yang akan keluar sebagai pemenang'. Dongho menyeringai setelah berbalik dan melangkah menjauhi kelas Baekhyun yang masih memproses ada apakah gerangan satanKyu memanggilnya ke ruang kepala sekolah?

"Maaf sedikit lama, aku lupa menaruh dimana buku ku tadi". Suara berat Chanyeol membuyarkan lamunan singkat Baekhyun, ia tersenyum manis kala mendapati Chanyeol sudah berdiri di hadapannya.

"Tak apa, santai saja Chanyeol".

"Kau baru saja berbicara dengan siapa?". Kepala Chanyeol melongok, mencari sosok yang tadi ia lihat tengah bicara pada Baekhyun namun tak seberapa jelas karena separuh wajahnya tertutup oleh dinding.

"Hanya seorang sunbae yang tidak ku kenal. Mana buku mu, aku akan kena marah jika terlambat menghantarkan buku-buku ini". Chanyeol disadarkan oleh si mungil kalau bukunya masih ada di tangannya sendiri sejak tadi. Bukannya apa-apa Baekhyun hanya tak suka kena omel jika ia terlambat mengumpulkan buku-buku tugas di tangannya yang mulai pegal itu, menurutnya omelan guru hanya akan membuat telinganya sakit.

"Eoh, begitukah?". Baekhyun mengangguk, namun sedetik kemudian buku-buku di tangannya berpindah ke tangan Chanyeol.

"Kemarikan. Biar aku saja yang membawanya".

"Eh?".

Chanyeol tersenyum lebar, ia telah memantapkan hatinya untuk menjadi lebih dekat dengan Baekhyun apapun yang terjadi.

Walaupun tak ada yang tahu jika suatu saat nanti ia akan terluka setelah mengetahui fakta yang selama ini tersembunyi.

Chanyeol memulai langkahnya menuju ruang guru bersama Baekhyun yang berjalan di sebelahnya. "Tak apa, kau tunjukkan saja dimana aku harus meletakkannya nanti. Kau terlihat masih lelah, apa jangan-jangan kau baru saja sampai di Korea dan langsung ke sekolah?".

Baekhyun sedikit tercengang, apa pria disampingnya itu keturunan cenayang atau semacamnya? Bagaimana bisa ia tahu apa yang dialami Baekhyun dengan begitu akurat?

Kau hanya tak tahu saja Byun muda, Park Chanyeol yang berjalan bersisihan dengan mu adalah seorang wakil ketua devisi penyelidikan di NIS, organisasi rahasia yang bekerja dibidang pelayanan masyarakat dalam memberantas aksi teroris.

"Woah, daebak apa kau keturunan cenayang? Kau sungguh sesuatu Park Chanyeol".

"Apa yang ku katakan benar?".

Baekhyuh mengangguk sambil bergumam, "Ne, aku sama sekali tak tidur karena aku baru sampai di Korea pukul 3 pagi ini dan sampai di rumah ku pukul 5 subuh. Daebakida, aku punya teman seorang cenayang".

[5] Sapphire Blue | BROTHERSHIP | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang