💕35💕

480 53 2
                                        

~~~~

“Jiyeon!” Jieun kaget saat melihat Jiyeon sudah diambang pintu menatap kesedihannya, Jiyeon masih terdiam dengan beribu ribu kebingungan.

“hmm… gue..gue” Jieun menghampiri Jiyeon yang masih diam seribu bahasa.

“maafin gue ya, karena gue semua kebahagiaan lo hancur”.

“enggak, bukan lo.. tapi… tapi gue” Jiyeon menundukkan kepalanya sedangkan Jieun masih bingung dengan apa yang ingin disampaikan Jiyeon.

“emm… lo mau ke.. kemana?”Tanya Jiyeon yang mengalihkan pembicaraan mereka tadi, Jiyeon menatap semua barang barang yang ada dikamar Jieun, terlihat sangat rapi dengan didampingi dua koper disamping ranjang Jieun.

“percuma kan kalau gue jawab, itu gak penting buat lo. Tapi lo tenang aja, kebahagiaan yang sesungguhnya akan datang kok, buat lo dan buat orang yang lo sayangi” jawab Jieun yang tersenyum paksa dihadapan Jiyeon.

“hmm… lo bohong, jadi sekarang lo mau lari dari kenyataan, lo kalah dengan gue, mana kata kata lo dibuku itu, mana kata kata lo akan mendapatkan kembali kebahagiaan lo dulu, lo pembohong besar Ji, kenapa lo mau nyerahin kebahagiaan lo buat gue? Apalo udah bosan dengan hadirnya gue disini? Lo bosan dengan gue yang selalu mengambil apa yang menjadi hak lo? Dan apa lo juga bosan mendengar kata cinta yang keluar dari mulut Chanyeol untuk gue” tanya Jiyeon bertubi tubi.

“jawab Ji! Kenapa lo diem? Biasanya juga lo selalu ngejawab semua pertanyaan gue dengan nada ngebentak lo itu kan, tapi kenapa sekarang lo berubah menjadi kaku, lo takut? Lo takut dengan kehadiran gue, iya!” bentak Jiyeon dengan air matanya yang terjatuh.

“maaf, gue gak ngerti maksud lo! Dan jangan paksa gue untuk menjawab semua pertanyaan lo” kata Jieun yang kembali memasuki kamarnya.

“sebenarnya mau lo itu apa sih? Bukannya lo senang kalau gue kalah dengan permainan ini?” tanya Jieun yang kembali menghadap Jiyeon, Jiyeon hanya tersenyum sinis dengan mata yang masih sembab.

“gue Cuma gak mau berhutang budi sama lo! Kenapa lo mau donorkan darah lo untuk gue yang gak berguna ini? Bukannya lo benci sama gue? Lo dendam sama gue?” tanya balik Jiyeon dan melemparkan secarik kertas dihadapan Jieun.

“gue Cuma gak mau orang yang gue sayangi itu kembali merasakan sakit! Sekarang lo udah taukan kenapa gue mau ngalah sama lo? Kenapa gue harus memberikan sebagian darah gue buat lo? Gue bosan dan gue capek kalau terus terusan jadi musuh lo, gue masih ingat kata nyokap gue tentang kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan.

Dan lo tau, dari dulu memang gue selalu kesepian, yang gue mau hanyalah teman bermain gue, teman yang bisa ngertiin perasaan gue dan dari pertama lo muncul dikehidupan keluarga gue itu menjadi sebuah keajaiban yang diberi Tuhan buat gue,

Keajaiban agar gue gak pernah kesepian lagi, tapi apa nyatanya, setiap gue mau berbagi kebahagiaan, lo selalu ngalangi kan? Gue tau maksud awal lo, maksud dari semua permasalahan ini!

Bukan Cuma lo yang sedih Jiyeon, gue juga, bahkan gue gak mampu menahan tangis gue saat mengetahui lo adik tiri gue, tangis kebahagiaan gue karena mempunyai adik seperti lo” jelas Jieun.

Kali ini memang Jieun tidak bisa lagi menangis, air mata yang selalu keluar begitu saja kini tak dapat lagi jatuh, dia ingin belajar menjadi perempuan tegar tanpa ada air mata.

“ini semua kesalahan gue? Gue yang mengakibatkan kekacauan dikeluarga ini? Dangak sepantasnya gue dan nyokap gue ada ditengah tengah kebahagiaan kalian, gue jahat, dan gak sepantasnya gue ada didunia ini, apa menurut lo, gue mati aja? Biar gue gak buat masalah lagi?”

Jiyeon yang sepertinya mulai depresi dengan keadaan keluarganya sendiri kini malah bertanya tanya dan tersenyum senyum seperti orang tidak waras.

















Bersambung,...

Repeat Again (Chanyeol - Jieun) (Complete)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz