Part 46

60.2K 1.5K 23
                                    

Hello readers! Gimana sama part sebelumnya? Buahahahaha maaf aku mengecewakan kalian huhu:( wkwkwk. Ini dia kelanjutannya wkwk check this out!

***

Hanzel P.O.V

Hening.

Sella tidak membuka suaranya sama sekali. Ia hanya menoleh kearah jendela dan sesekali menghela nafas berat.

Aku tau apa yang dia rasakan dan itu semua membuatku merasa sangat bersalah. Ya, aku memang bersalah karena diam saja saat demara memelukku tadi.

Aku tidak bisa bereaksi apapun karena tepat pada saat demara memelukku, aku membeku ditempat. Bahkan aku tidak membalas pelukannya.

Aku masih ingat bagaimana ia memelukku tadi. Melingkarkan tangannya dipinggangku dan membenamkan wajahnya didadaku.

Flashback

Aku menunggu sella dan bella dibasement bersama aldo. Tadinya aku memang ingin mengajaknya bermain disini dan juga dinner disini. Tapi saat mereka berdua kekamar mandi tadi aldo mengajakku untuk dinner dipinggir pantai, biar lebih romantis katanya.

Cih, aldo itu. Selalu saja ingin bersikap romantis tapi sikapnya itu malah membuat bella muak. HAHA malang sekali nasib sahabatku yang satu ini.

"Zel, lama banget deh mereka." gerutu aldo saat setelah 5 menit aku menelpon sella.

Ck, kebiasaan banget deh ini anak. Baru disuruh nunggu selama 5 menit aja udah ngegerutu gitu. Gimana disuruh nemenin pacarnya kesalon yang sampe berjam-jam? Ditinggal kali ya sama dia haha.

"Sabar oon, mereka juga kan lagi jalan. Tadi sella udah bilang ke gue." ucapku lalu menyandarkan diriku dikap mobilku.

"Ah lama, samperin yuk. Gue takut bella kenapa-kenapa nih." ucapnya khawatir.

Pletak!

"Aww! Hanzel, lo apa-apaansih?!" ucapnya kesal sambil mengelus kepala yang kujitak.

"Jangan lebay deh. Udah sih tungguin aja." ucapku sambil bersedekap dada.

Aldo hanya mencibir sebagai balasannya dan merutuki diriku karena telah menjitaknya. Bodo ah.

Udah hampir sepuluh menit sella juga belum datang. Aku mulai khawatir. Duh kan jadi ketularan aldo deh ini.

"Zel udah yuk susul aja. Gue cemas nih." ucapnya. Aku menghela nafas, aku juga takut sih.

"Ya udah yuk." jawabku akhirnya.

Baru beberapa langkah menjauhi mobil, tubuhku sudah ditubruk dan dipeluk dengan erat.

"Hanzel..."

Suara itu. Suara--Demara? Ternyata yang memelukku demara?

Aku membeku ditempatku. Otakku tiba-tiba saja lumpuh tidak bisa berfikir. Aku merasa seperti patung saat ini.

"Upss.. Gak jadi deh nyusulin merekanya, gue tunggu dimobil aja." ucap aldo.

Aku tidak meresponnya bahkan meliriknya saja tidak. Tak lama terdengar suara pintu mobil ditutup. Aldo sudah masuk kedalam mobil dan sekarang tingga aku berdua dengannya.

"Hanzel, gue kangen sama lo." ucapnya lagi dan memelukku semakin erat.

Demi tuhan! Aku seperti batu sekarang, aku tidak membalasnya. Hanya diam mematung disini merasakan pelukkannya yang hangat.

"De-demara.." hanya itu yang bisa aku ucapkan.

Aku masih kaget dengan semuanya. Otakku membuntu seketika. Aku tidak melawan, tidak menyingkirkan tangannya yant memelukku.

Beautiful DisasterWhere stories live. Discover now