Part 29

73.4K 1.8K 15
                                    

Hanzel P.O.V

Aku berjalan keluar kamar sambil menggandeng tangan sella yang terasa kecil ditanganku.

"Cailah dempetan mulu deh ah pasangan baru mah." celetuk aldo saat aku melewati ruang tv.

Disana ada aldo dan bella yang sedang menonton tv sambil berangkulan. Yeh dia berdua aja nempel terus, emangnya kenapa kalo aku sama sella juga.

"Mirror kali om, lo juga tuh liat. Nempel mulu sama bella." ucap sella yang membelaku.

Haha great honey, tanpa disuruh kamu udah ngejawab ucapannya si idiot aldo.

"Ck, tau nih anak nempel mulu. Jadi susah kemana-mana gue." ucap bella yang membuat aldo mendelik kearahnya.

Haha bella kan paling gak suka ditempel terus menerus. Dari dulu sampe sekarang ya tetep aja begitu tapi bukan aldo namanya kalo nyerah ditengah jalan haha.

"Pfftt... Haha rasain lo, cewek lo tuh yang gak betah haha." ucap sella.

Aku hanya terkekeh geli melihat aldo yang sekarang lagi ngembungin pipinya tanda ngambek. Sifatnya itu masih kekanak-kanakan banget jadinya ya gitu. Untung bella tahan sama aldo wkwk.

"Ah elah, udah sana lo berdua. Jauh-jauh sana." ucap aldo mengibaskan tangannya menyuruhku dan sella untuk segera pergi.

Aku hanya menggeleng dan menarik sella untuk keruang makan yang kebetulan juga menjadi satu dengan dapur.

"Eh sella, hanzel." ucap marsya saat kami masuk keruang makan.

"Hey sya." sapaku. Aku melirik sella yang hanya tersenyum sekilas kearah marsya dan duduk disebelahnya.

"Hey zel." sapa marsya balik padaku sambil tersenyum. Aku mengangguk mengiyakan lalu berjalan kearah kulkas mencari bahan makanan yang pas untuk dimasak sekarang.

"Kamu mau makan apa sel?" tanyaku sembali melihat-lihat isi kulkas.

"Sup makaroni zel." jawabnya. Aku menoleh kearahnya yang sedang menyengir lebar kearahku.

Aku hanya menggeleng dan balas tersenyum lalu mengeluarkan bahan makanan yang akan aku olah untuk makan malam kali ini.

"Lo udah makan sya?" tanyaku saat memasak tanpa menoleh kearahnya.

"Udah kok tadi, kan tadi gue barengan makannya sama yang lain." ucapnya.

Aku hanya ber'ohh'ria dan kembali melanjutkan acara memasak sup makaroniku untuk sella dan aku.

Aku hanya memasak satu porsi karena aku tau sella pasti gak akan makan kalo gak berdua sama aku makannya.

Setelah 10 menit akhirnya sup makaroniku jadi. Aku menghidangkan sup yang masih mengepul didepan sella dan berjalan kembali kedapur untuk membersihkan perabotan lalu mengambil air minum dan duduk disebelah sella.

"Kamu makan sendiri ya?" tanyaku.

Sella cemberut lalu mendorong sup yang tadi ada didepannya kesamping. "Gak mau kalo gak sama kamu." ucapnya lalu menatap lurus.

Aku senang meledeknya seperti ini. Sudah menjadi kegemaranku meledek sella seperti ini. Dengan gemas aku mencium pipinya dan menarik mangkuk sup itu kearahku lalu mendendoknya dan meniupnya perlahan.

"Aaaaa" ucapku menyodorkan sendok sup yang sudah aku dinginkan.

Dengan senyum lebar sella menyuap sup itu dengan semangat. Bener-bener deh ini anak bikin aku makin sayang aja kalo kelakuannya dia kayak gini.

Aku kembali menyendok sup makaroni untukku lalu menyendokkan lagi untuk sella sampai seperti itu seterusnya.

"Nih minum." ucapku memberi sella minum.

Setelah menghabiskan minumnya aku membawa gelas dan mangkuk kosong untuk kucuci. Aku sudah terbiasa untuk mandiri seperti ini.

Setelah mencuci peralatan makan yang aku gunakan, aku berjalan kearah kulkas dan mengambil sekaleng coke lalu membukanya.

"Hanzel!" ucap sella yang membuatku berhenti meminum coke ku dan menoleh kearahnya.

"Apa?" tanyaku kembali meminum coke ku.

"Ih! Jangan kebanyakan minum minuman kaleng! Buang gak?! Minum air putih aja!" ucapnya dengan nada kesal.

Berusaha untuk tidak memutar bola mataku, aku menaro kaleng coke yang masih tersisa setengah dimeja pantry dan berjalan mengambil gelas untuk mengambil air mineral.

Sella itu banyak ragamnya. Kadang bisa jadi pemarah, manja, jutek, dan kayak sekarang jadi bawel. Tapi sella bawel untuk kesehatanku juga sih.

"Hanzel, sella, gue duluan ya mau tidur hehe. Bye." ucap marsya lalu beranjak dari tempat duduknya.

Aku hanya membalas ucapannya dengan tersenyum sedangkan sella hanya mengangguk dan bergumam.

"Zel aku mau kekamar." ucap sella saat aku menghabiskan gelas kedua minumku.

Aku menaruh gelas dimeja pantry dekat kulkas lalu berjalan mendekatinya menarik tangannya lembut agar berdiri menghadapku.

"Kamu ngantuk?" tanyaku saat mata kami bertatapan.

Sebelah tanganku melingkar dipinggangnya sedangkan sebelahnya lagi mengelus rambut panjang coklat indahnya.

Sella menggeleng. "Aku bosen." ucapnya.

"Nonton film aja yuk?" usulku. Karena tadi aku sempat melihatvada beberapa CD film dimeja yang berada dibawah tv.

Sella mengangguk dengan senang. "Ayuk," ucapnya lalu menarikku kearah ruang tv yang tak lain adalah ruang keluarga juga ruang tamu.

"Hai bel, do." sapaku saat sudah sampai diruang tv dan duduk disofa yang berada disisi kanan sofa yang bella dan aldo duduki.

"Yoo zel, sel." balas aldo.

"Hey sel." sapa bella.

"Hey bel." balas sella.

Kami diam beberapa detik lalu tertawa. Kebiasaan kami jika kehabisan kata-kata untuk bahan pembicaraan.

"Bete nih." kini sella membuka suara setelah kami diam selesai tertawa.

"Sama, gue juga." jawab bella.

Aku melirik aldo yang tengah melirikku juga. "Sama, kita juga." ucapku bersamaan dengan aldo.

Aku dan aldo terkekeh sedangkan bella dan sella hanya memutar bola mata melihat kebiasaan berbicara kami yang berbarengan.

"Mending nonton yuk, kan ada film tuh disitu." ucapku lalu menunjuk meja yang ada dibawah tv dengan daguku.

"Oh iya bener." ucap bella lalu buru-buru menggeledah meja tersebut.

"Nah! Dapet." ucap bella.

"Film apaan bel?" tanya sella kemudian beranjak mendekati bella yang sedang berjongkok didepan meja tv tersebut.

"The wolf on The Wall Street." ucap mereka berdua bersamaan.

"Boleh tuh!" kini giliran aku dan aldo yang menjawab bersamaan.

Kami tertawa lagi dan bella mulai menyetel filmnya sedangkan sella kembali duduk disampingku.

Sella menyandarkan kepalanya dibahuku dengan badan yang membelakangiku. Wajahnya melihat kearah tv flat yang tertempel didinding menampilkan film yang kami tonton.

Tanganku beralih kepinggangnya dan menariknya menjadi lebih dekat denganku.

Aku selalu nyaman dengan bersama sella disaat seperti ini maupun disaat lainnya.

***

Heyy guys maaf yaa pendek hehe aku soalnya bingung.-.maafkan authornya yaa wkwk

vote dan comment please(:

Beautiful DisasterWhere stories live. Discover now