Part 9

73.9K 2.3K 3
                                    

Saking asyiknya mereka bercanda sambil memasak hanzel dan sella pun tidak sadar jika bian sudah kembali kerumah.

"Ih hanzel, itu yang bener jangan kayak gitu." ucap sella saat hanzel malah meninggalkan coklat yang sedang dilelehkan dan beralih kearah pancake.

"Tolongin dulu dong, gue mau naro pancakenya dipiring nih." ucap hanzel.sambil memindahkan pancake yang berada diatas pan kedalam piring saji.

"Ck, iya iya." ucap sella pasrah lalu mengaduk coklat yang sedang dilelehkan.

"Ekhm.." suara dehaman bian membuat hanzel dan sella menoleh kebelakang mereka dan melihat bian sudah berdiri dibelakang meja pantri yang memisahkan antara ruang maka dan dapur.

"Eh kak bian, udah pulang?" tanya sella dan meneruskan kembali pekerjaannya.

"Hai kak." sapa hanzel dan kembali pada kesibukannya yang tertunda tadi seperti sella.

"Lo masak apa dek? Lo nginep zel?" tanya bian langsung pada kedua orang yang berada didepannya.

"Masak pancake kak, lo mau?" tanya sella.

"Iya kak, disuruh sama sella tuh." jawab hanzel tanpa menoleh kearah bian. Bian hanya mengangguk mengerti dan kembali berbicara kepada sella.

"Mau dong dek, dua ya tapi. Ada temen gue juga soalnya, dia nginep disini juga." ucap bian.

"Oke deh kak." jawab sella.

"Lo disini dari kapan zel?" tanya bian lagi pada hanzel. Kali ini bian berjalan kearah kulkas untuk mengambil satu kaleng coke.

"Belum lama kak, temen lo nginep kak?" tanya hanzel.

Hanzel dan bian memang sudah biasa akrab seperti adik dan kakak seperti sella dan bian. Bian juga menganggap hanzel seperti adiknya sendiri sedangkan hanzel menganggap bian sebagai kakak sendiri karena dia memang menginginkan sosok kakak dihidupnya. Dan bian pun tak keberatan dengan itu.

"Iya dia nginep, dia juga bakal ikut kita kepuncak. Jadi besok tinggal nunggu jenifer doang." ucap bian.

"Kak jen jadi ikut kak?" tanya sella pada bian sembari memindahkan wadah coklat kedekat hanzel.

"Jadi lah, mana mungkin gak jadi." ucap bian sambil meneguk cokenya.

"Nih zel, coklatnya. Ice creamnya udah ditaroin?" tanya sella saat sudah berdiri disamping hanzel.

"Udah nih, mana sini coklatnya." ucap hanzel. Dengan telaten hanzel menyiramkam sauce coklat keatas pancake ice cream yang mereka buat.

"Selesai." ucap hanzel lalu membawa dua piring pancake ke meja makan dan dua piring lagi dibawa oleh sella.

"Udah siap nih kak, panggil temen lo gih." ucap sella kemudian kembali kedapur membantu hanzel membersihkan dapur.

"Oke." ucap bian kemudian berjalan kearah ruang tamu.

Selesai membersihkan dapur, sella mengambil juice jeruk siap saji dan menuangkan kedalam empat gelas yang sudah disiapkan oleh hanzel diatas meja makan.

Setelah semua siap, hanzel dan sella akhirnya duduk dan memakan masakan mereka.

"Hmm.. Enak zel," ucap sella disela-sela makannya.

"Iya dong, hanzel gitu yang masak." ucap hanzel dengan bangga kemudian kembali menyuapkan pancake kedalam mulutnya.

"Nih. Aaaaa" ucap sella menyodorkan potongan pancake kemulut hanzel. Dan dengan senang hati hanzel menerima suapan itu.

Sudah kebiasaan mereka seperti itu jika makan bersama. Terkadang jika mereka sedang makan berdua direstoran mereka selalu mendapat tatapan dari semua orang yang ada direstoran. Tak kala ada beberapa yang berbisik bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Mendengar itu hanzel dan sella hanya bisa tertawa.

"Aaaaa" gantian hanzel yang menyuapi sella dan dengan senang hati sella menerimanya.

"Mesra banget sih lo berdua, jadi iri gue. Jeny mana bisa diajak mesra begitu." ucap bian yang tiba-tiba sudah duduk dihadapan mereka bersama dengan temannya.

"Bisa aja lo kak." jawab hanzel dan kembali memakan pancakenya.

"Ohh iya, kenalin nih temen gue. Ben. Nah ben ini adek gue sella dan ini temennya hanzel." ucap bian mengenalkan temannya pada hanzel dan sella.

Sella masih saja menunduk dan memakan pancakenya. Dia merasa tidak tertarik untuk melihat wajah teman bian seperti apa. Sampai ada tangan yang menjulur kearahnya dan dengan terpaksa sella mendongakkan wajahnya menatap orang itu.

Betapa kagetnya ia saat melihat siapa teman bian, sama persis seperti apa yang dilakukan ben. Matanya terbelalak dan pikiran mereka kembali berputar pada saat didepan restoran hari senin kemarin.

"ELO?!" ucap mereka berdua serempak.

"Lo?! Ngapain lo dirumah gue?!" tanya sella ketus.

Ben kembali menarik tangannya dan menatap sella dengan tatapan dingin. Wajahnya datar tak menampilkan ekspresi apapun sama dengan sella yang memasang wajah datar.

"Gue kesini diajak bian," ucap ben dengan nada dingin.

Bian dan hanzel hanya bisa mengernyit bingung melihat sella dan ben sama-sama memsang wajah datar dan kelakuan yang dingin.

"Lo berdua saling kenal?" tanya bian pada akhirnya setelah diam beberapa saat. Sedangkan hanzel hanya mengangguk mensetujui pertanyaan bian.

"Gak, gue gak kenal. Tapi gue tau dia, dia yang udah numpahin minuman ke baju seragam gue waktu kita abis makan siang." ucap sella menjelaskan.

Tidak terima dengan tuduhannya ben pun angkat bicara. "Lo aja yang jalannya meleng! Jalan sih mata ke hp, ya salah lo kalo lo nabrak gue terus ketumpahan minuman yang ada ditangan gue." jawab ben masih dengan nada dingin.

"Enak aja lo nyalahin gue, lo yang salah!" balas sella dengan suara yang meninggi.

"Ck, udahlah males gue berantem sama bocah." ucap ben lalu duduk disebelah bian yang masih bingung dengan teman dan adiknya kemudian memakan pancakenya.

"Udah gak mood makan gue, mau tidur. Bye." ucap sella kemudian berjalan kekamar dengan menghentakan kaki tanda ia bete.

Hanzel dan bian saling tatap saat sella sudah pergi. Alis mereka bertautan tanda bingung.

"Dia kenapa kak?" tanya hanzel.

"Gak tau, gue aja bingung." ucap bian menggedikkan bahunya.

"Lo kenal sama sella?" tanya hanzel pada akhirnya ke ben.

"Gak, gue gak kenal. Kita cuma gak sengaja ketemu waktu didepan restoran." ucap ben menjelaskan sambil memakan kembali pancakenya.

"Kok dia bisa sampe marah gitu sama lo?" tanya bian menyuarakan pikiran hanzel.

"Gue numpahin minuman yang ada ditangan gue kebajunya, lagian siapa suruh dia jalannya meleng sambil mainin hp, ya jangan salahin gue. Gue juga lagi buru-buru jadi gak ngeliat, padahal gue udah minta maaf." ucap ben menjelaskan.

"Ohh gitu.." ucap bian dan hanzel bersamaan. Sedangkan ben hanya mengangguk mengiyakan.

"Zel samperin gih sana, suruh makan. Oiya bilangin sekalian ke dia bunda nyusul ayah jadi bunda pulang dua minggu lagi." ucap bian.

"Iya kak." ucap hanzel lalu berjalan meninggalkan ben dan bian yang kembali memakan pancakenya.

votes and comment, guys!

Beautiful DisasterWhere stories live. Discover now