Part 38

68.2K 1.5K 4
                                    

Balik lagi baby nyaaaaa~yihaaa hahaha aku mau langsung lanjutin cerita ini mumpung otaknya lagi encer. Kalo engga yaaa gatau deh wkwk. Langsung aja yuk, cusss~

***

Benjamin P.O.V

Aku mengerjapkan mataku saat sinar matahari pagi mengintip masuk melalu celah gorden yang berada dikamarku dan marsya.

Merenggangkan otot tubuhku yang terasa kaku, aku bangkit dari tidurku dan duduk dipinggiran ranjang. Aku menoleh kebelakang dan menemukan marsya masih tertidur pulas.

Melirik jam kearah nakas, ternyata sudah pukul 7 pagi. Tumben banget nih anak belum bangun, biasanya juga lebih dulu dari aku.

Sudahlah, daripada memikirkan yang tidak jelas lebih baik mandi lalu keluar untuk menyiapkan sarapan pagi.

Ya, aku bisa memasak. Aku memang orang kaya tapi aku juga mandiri hingga aku bisa memasak atau melakukan pekerjaan rumah sendiri seperti bian, hanzel, dan sella. Kalau yang lain entahlah aku kurang tau hehe.

Aku berjalan kekamar mandi, sepertinya berendam di air hangat pagi ini enak. Pastilah badan akan menjadi segar kembali haha.

Tidak lama, aku hanya menggunakan waktu 30 menit -yang memang wajar jika lelaki mandi- untuk membersihkan diriku dan memakai pakaianku.

Setelah selesai memakai pakaian, aku keluar dari kamar mandi dan melihat marsya sudah bangun sedang duduk dipinggir ranjang dengan wajah berantakan.

"Pagi sya," sapaku sambil menyisir rambutku yang setengah basah dengan jari-jari tanganku.

"Pagi ben, tumben udah bangun." ucapnya dengan suara serak sehabis bangun tidur.

"Iya gue mau nyiapin makanan. Duluan ya," ucapku langsung berjalan keluar kamar tanpa mendengarkan jawaban marsya terlebih dahulu.

Aku yakin marsya masih mengantuk karena tadi saat membalas sapaanku matanya masih setengah terpejam dan itu membuatku mendengus geli. Wajahnya lucu.

Eh?

Apa? Tadi aku bilang apa? Wajah marsya lucu? Oh god.. Mungkin otakku sedikit menggeser sampai mengucapkan kata seperti itu untuk nenek lampir kayak marsya.

Menggelengkan kepala, aku kembali melanjutkan jalanku menuju dapur. Masih sepi banget, padahal matahari udah muncul. Mungkin masih pada tidur kali.

Prang. Klontang.

Loh? Itu siapa didapur? Perasaan masih sepi deh, kok didapur berisik banget? Jangan-jangan... Ah ben! Jangan ngada-ngada deh.

Aku kembali berjalan menuju dapur dan melihat sella yang sedang memotong sesuatu. Oh ternyata tadi sella toh. Aku kira siapa.

"Lo ngapain sel pagi-pagi udah didapur? Masih pake gaun tidur gitu lagi." ucapku membuatnya kaget karena sella berjingkat.

"Sialan. Ngagetin banget sih lo!" omelnya saat menoleh kebelakang dan melihatku.

"Haha sorry." ucapku lalu berjalan mendekatinya.

Sella sangat lucu menggunakan gaun tidur seperti ini. Apa lagi warnanya baby pink, sangat cocok untuk kepribadiannya yang manja itu.

"Lo masak apa?" tanyaku lagi.

"Masak soup hehe. Lo tumben banget udah bangun jam segini?" tanyanya lagi kembali mengaduk wadah yang berisi sayuran itu.

"Iya, niat awalnya mau masak. Eh udah ada lo, ya udah gak jadi." ucapku sambil melangkah menuju kulkas untuk mengambil susu.

"Lo bisa masak?" tanyanya. Aku yakin sekali kalau sella pasti kaget.

Beautiful DisasterWhere stories live. Discover now