Part 40

61.1K 1.4K 12
                                    

Haiii guys, mungkin kali ini aku bakalan bikin beberapa part hehe. Soalnya banyak yang minta cepet-cepet diterusin jadi baby bikin cerita sekali banyak deh maaf ya kalo lama hehe. Check this out guys;)

***

Hanzel P.O.V

Aku heran, sella kenapa? Masa iya dia ngambek cuma gara-gara masalah sekecil itu? Gak mungkin banget kan ya.

Apa dia ngidam?

Oh no! Mana mungkin, aku baru ngelakuin itu sekali sama dia dan itu belum sampe seminggu ya. Aku emang gak pake pengaman karena aku mau mengikat sella.

Aku lebih memilih sella mengandung anakku terlebih dahulu sebelum aku nikahin. Aku kan udah bilang, aku mau ngiket sella. Aku cinta banget banget banget sama dia.

"Zel.. Buat api unggunnya udah siap belom?" tanya marsya saat aku sedang membereskan perlengkapan untuk acara malam ini.

"Udah kok, tuh." ucapku menggedikkan dagu kearah tumpukkan kayu bakar.

"Good jod," ucapnya lalu meninggalkanku yang kembali repot dengan segala perlengkapan yang dibutuhin.

Aldo sama ben? Jangan ditanya. Tuh, mereka lagi asik main berduaan, gatau deh tuh anak berdua mainin apaan sampe lupa sama aku yang lagi repot gini.

Kalo sella dan bella lagi bersihin ayamnya. Sella udah keluar dari kamarnya pas banget kak bian sama kak jenifer pergi dari villa untuk nyari seafood buat sella.

"Sya, tolong ambilin panggangan ayam dong." teriakku pada marsya yang sedang merapihkan sampah yang berserakan.

"Bentar," ucapnya lalu masuk kedalam villa.

Drrtt.. Drrtt..

Aku merogoh ponselku yang bergetar disaku celana jeans yang kupakai. Ternyata ada telpon masuk dari.... Unknow number? Siapa coba?

Aku segera menekan tombol hijau dan mendekatkan speaker ponsel ketelingaku.

"Hallo?"

Tidak ada jawaban.

"Hallo? Ini siapa?"

Hening.

"Oke, kalo gak penting gue tutup."

Masih hening.

"Serius ya, gue tutup nih--"

"Hai zel."

Deg.

Suara itu. Suara yang sangat aku kenal, suara yang pernah membuatku sakit.

Aku membeku. Seluruh tubuhku terasa seperti menjadi es, aku tidak mengerti kenapa. Apa yang ingin dilakukannya?

"Hanzel? Lo masih disana?"

Aku kembali sadar saat dirinya kembali berbicara. Berdeham untuk menetralisir rasa kagetku, aku mulai berbicara.

"Ya, gue disini."

"Masih inget gue?"

Shit! Jelas masih sangat ingat, aku tidak bisa melupakannya bahkan sampai sekarangpun aku tidak bisa.

"De-demara?"

"Ya, ini gue. Gue kira lo lupa sama gue hehe."

"Ada apa?"

"Gapapa kok, apa kabar?"

"Baik, lo?"

"Baik juga kok. Gimana sekolah lo? Udah dapet hasil ujiannya?"

Beautiful DisasterWhere stories live. Discover now