Part 15

76.8K 2.1K 13
                                    

Marcella P.O.V

Aku mengerjapkan mataku saat merasakan silau matahari menembus gorden balkon kamarku. Karena satu-satunya jendela yang ada dikamarku ya cuma pintu balkon kamarku yang terbuat dari kaca.

Aku melirik jam yang ada dinakas. Jam 9 pagi? Ternyata aku bangun kesiangan, tapi tak apalah kan hari ini libur sampe dua minggu kedepan dan abis itu masuk untuk nerima hasil ujian. Duh, gak sabar deh.

Aku melirik kearah sebelah sisi tempat tidurku yang ditiduri oleh hanzel semalam. Kosong. Ternyata anak kupret itu udah bangun toh.

Dengan segera aku masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan tubuhku karena kamarin pas pulang sekolah dan izin sama bunda untuk liburan aku gak mandi cuma ganti baju. Hehe. Jorok ya? Bodo, wkwk.

"Hah segarnya." gumamku saat selesai membelit tubuhku dengan handuk.

Aku menggunakan waktu 45 menit didalam kamar mandi karena aku berendam di air hangat hehe. Aku rasa tubuhku tadi benar-benar capek jadilah aku memutuskan untuk berendam.

Aku berjalan kelemariku yang berada disudut kamar kemudian membukanya. Aku memutuskan menggunakan t-shirt v-neck dan hot pants bahan.

Simple.

Sudah kujelaskan bukan sebelumnya kalo aku itu gak suka sama yang terlalu ribet? Lebih enak simple kayak gini, santai dan nyaman gak berlebihan juga.

Aku menyisir rambut coklatku yang masih setengah basah dan tak berniay mengeringkanya dengan hairdryer karena aku lagi gak buru-buru hehe.

Aku berjalan keluar kamar dan menuruni tangga dan berjalan keruang makan. Aku bisa denger suaranya kak bian, hanzel, dan ben sedang tertawa bersama. Entah apa yang mereka katakan aku tidak tau dan tidak ingin tau.

"Morning kak." ucapku lalu mencium pipi kak bian.

"Morning too, dek." jawab kak bian seraya tersenyum padaku.

Aku berjalan kearah bangku yang berada disebelah hanzel dan tepat berada didepan pria menyebalkan itu. Siapa lagi kalo bukan ben?

"Morning, baby." ucapku pada hanzel yang sedang memakan waflenya dengan nikmat.

Hanzel menoleh kearahku dan mencium pipiku lalu mencubit pipiku gemas. "Morning too, darl." jawabnya.

Pagi ini hanzel hanya menggunakan kaus polo dan juga boxer yang kuyakin ia pasti pinjam dengan kak bian. Yang aku tau hanzel semalem kesini itu gak bawa apa-apa haha.

Aku melirik ben. "Morning ben." ucapku ogah-ogahan. Tak adil jika aku hanya menyapa kak bian dan hanzel sedangkan disini ada ben. Walaupun dia nyebelin tapi aku masih punya perasaan.

Eits! Jangan berfikir yang tidak-tidak. Aku bakalan mencoba jatuh cinta pada seseorang jika aku masuk kuliah nanti. Ingat itu! Dan sekarang statusku masih sebagai murid SMA.

"Morning too." jawab ben datar dan masih sibuk memakan waflenya.

Aku berusaha sekuat mungkin tidak memutar bola mataku karena mendengar ucapannya yang dingin.

Ugh! Aku benci lelaki bodoh dihadapanku ini.

Alih-alih menghilangkan emosiku, aku mengambil gelas susu milik hanzel lalu meminumnya. Aku sudah biasa makan atau minum dengan piring dan gelas yang sama berdua hanzel. Seperti pacaran memang, tapi itu rasanya mengasyikkan.

"Nih." ucap hanzel menyodorkan potongan wafle kedalam mulutku.

Dengan senang hati aku menerima suapan dari hanzel. Hanzel tau aja lagi kalo aku males makan sendiri haha. Emang sahabar paling baik deh.

Beautiful DisasterWhere stories live. Discover now