Part 25

76.8K 2.1K 17
                                    

Benjamin P.O.V

Oh shit!

Kenapa sella dan hanzel harus berciuman diruang tamu seperti ini saat aku sedang melirik kearah mereka.

Sella membalas ciuman hanzel tak kalah mesra dengan ciuman yanhmg diberikan hanzel.

Aku melirik kesekitar dan ya, yang lain tak ada yang menyadari itu semua karena mereka sedang asik sibuk dengan pasangan mereka masing-masing.

Sedangkan aku merutuki diriku yang telah melihat adegan berciuman yang dilakukan oleh mereka -hanzel dan sella- dan merutuki marsya yang sedari tadi menggelayut manja dilenganku.

Bahkan saat semalem tidur aja dia masih berani meluk-meluk aku, idih ngapain coba nih cewek gak tau malu banget.

"Guys, berangkat yuk. Udah jam 4 kurang nih." ucap bian yang membuyarkan lamunanku.

Kami segera bangkit dan berjalan kearah garasi lalu menaiki mobil masing-masing. Aku melirik hanzel yang membukakan pintu untuk sella lalu mencium kening gadis itu.

Cih, sok mesra.

'Woy! Kok marah? Cemburu? Gak boleh ben, gak boleh. Kamu gak suka sama sella.' batinku menyerukan.

Aku menggeleng lalu memfokuskan diriku pada jalanan. Kami akan meninggalkan jakarta selama seminggu.

Diperjalanan aku sesekali melirik kearah mobil hanzel yang kebetulan berada disebelah kanan mobilku. Terlihat sella yang sedang tertidur menghadap hanzel dan sesekali hanzel mengelus rambutnya sambil tersenyum.

Ugh!

Mengapa aku merasa kesal saat melihat hanzel tersenyum seperti itu padanya. Bahkan ia bisa menyentuh sella dengan bebas tanpa larangan.

'Hey benjamin! Otakmu sudah rusak? Kau kan tidak menyukainya dan berhentilah merasakan kecemburuan yang tak ingin kau rasakan. Fokus benji! Ingat, selama liburan ini kau akan berdekatan dengan marsya untuk mengalihkan dirimu dari sella. Ingat benji!' batinku menyuarakan.

Aku menggeleng lalu kembali fokus terhadap jalanan tanpa melirik hanzel dan sella kembali, ah lebih tepatnya melirik sella kembali.

Kami hanya memakan waktu selama 2 setengah jam untuk mencapai villa keluarga bian karena berkendara gila-gilaan. Sungguh, ini menyenangkan.

Aku memarkirkan mobilku lalu berjalan kebagasi untuk mengeluarkan barang-barangku dan marsya lalu membawanya masuk. Setidaknya aku masih gantle untuk membawakan barang-barang nenek lampir itu.

Villa ini tampak sederhana diluar tapi ketika masuk kedalam aku merasa seperti berada dihotel berbintang. Keren. Hanya itu yang bisa aku katakan sekarang.

"Oke guys, kamar kalian bakalan gue bagiin. Hanzel&sella kalian dikamar dipojok sana, aldo&bella dikamar sebelahnya, ben&marsya dikamar yang ada dibelakang gue. Ngerti?" jelas bian panjang lebar.

Aku berjala memasuki kamar yang sudah diberi bian lalu menaruh barang-barangku dan marsya disudut ruangan.

"Inget! Sekamar sama gue jangan macem-macem!" ancamku pada marsya.

"Iya." jawabnya lalu duduk disofa yang menjadi satu dengan ranjang kingsize.

Aku berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diriku. Kurasa mandi air hangat bisa membuatku merasa lebih tenang sebelum aku keluar kamar untuk sarapan dan kembali bertemu dengan sella.

***

Hanzel P.O.V

Oh my....

Sungguh aku sangat senang.

Beautiful DisasterWhere stories live. Discover now