Part 26

120K 2.2K 31
                                    

Marcella P.O.V

Aku merona mengingat kejadian tadi. Saat hanzel menciumku dengan nafsu bahkan..... Urm ya kalian pasti sudah tau apa yang tadi terjadi.

Hey!

Aku tidak liar, aku hanya ingin mengetesnya apakah ia akan lepas kendali atau tidak dan ternyata hanzel bisa menahannya.

Kenapa aku melakukan itu? Karena aku hanya ingin berjaga-jaga jika nanti hanzel lepas kendali atau tidak. Ternyata aku salah. Hanzel lelaki yang baik dan aku yakin itu.

Aku tidak akan menyesal untuk menerima hanzel menjadi kekasihku dan berhubungan dengannya.

Kami masih menjadi sahabat walaupun status kami sekarang sudah resmi berpacaran.

Hanzel sudah memberikan perjanjian jika kami putus nanti -kuharap tak akan pernah terjadi- kami tidak akan bermusuhan dan kembali bersahabat.

Dan aku menyetujuinya. Aku tak ingin punya musuh ataupun orang yang aku sayang menjauhiku apa lagi dia telah mengisi hari-hariku.

Sudahlah jangan membicarakan hal itu karena aku tidak ingin membuat wajahku kembali merona. Bahkan aku sekarang tersenyum sendiri memikirkan--

"Hayo kan, senyum-senyum sendiri. Mikirin hal jorok ya?" tanya hanzel memelukku dari belakang membuatku tersentak kaget dan terbuyar dari lamunanku.

"Ih! Apa deh, orang gak sih." ucapku mengelak.

"Alah, ngeles deh." ucapnya sambil mencium pipiku.

"Apa deh, jangan cium-cium!" ucapku lalu melepaskan tangannya yang memelukku dan berjalan keluar kamar menuju ruang makan karena tadi bian sudah memanggil kami.

"Yah kan ngambek." ucap hanzel.

Aku tidak memperdulikannya dan terus berjalan keluar. Hanzel terus membuntutiku sambil terus merayuku untuk memaafkannya.

Haha aku senang menggodanya seperti ini. Wajahnya yang memelas membuatku ingin tertawa lepas. Tapi aku tahan sekuatnya.

"Jangan ngambek dong.." ucapnya lagi.

Aku masih terus berjalan kearah meja makan dan mendekati bian yang sedang duduk disebelah kak jeny.

Didepannya ada aldo dan bella yang sedang sibuk mengunyah roti isi mereka sedangkan disebelah mereka ada marsya yang sibuk dengan ponselnya. Ben yang duduk disebelahnya sedang.... Melirikku?

Ada apa dengannya? Aku merasa risih dengan tatapannya yang seperti mengulitiku itu. Ben menatapku sambil memperhatikan diriku dari ujung rambut sampai kekaki dan kembali kewajahku.

Aku menunduk melihat pakaian yang aku gunakan. Tidak ada yang salah. Celana bahan panjang berwarna abu-abu dan baju lengan panjang berwarna senada. Rambutku? Aku cepol asal.

Aku mengangkat sebelah alisku membalas tatapannya dan seketika itu juga ia membuang tatapannya kearah lain. Aneh. Pikirku.

"Sella.." oh, suara hanzel. Ternyata pacarku ini masih mengikutiku. Abaikan saja~haha.

"Hai guys! Morning." sapaku pada mereka tanpa memperdulikan hanzel.

"Hai sel, morning." jawab mereka bersamaan.

Aku terkekeh dan berjalan kearah bangku yang ada disamping kak jeny langsung berhadapan dengan ben.

"Woi zel, duduklah. Ngapain lo disitu aja?" tanya aldo saat aku meminum susu yang ada dimeja.

Aku melirik hanzel yang masih menatapku dengan tatapan memelas seperti anak anjing yang minta dikasihani. Oh malangnya nasib pacarku hahaha.

"Zel, lo gapapa?" kini giliran bella yanh bertanya.

Beautiful DisasterWhere stories live. Discover now