BAB 15 - She is Elyza

Start from the beginning
                                    

Caramel tidak menjawab. Dia mendekatkan wajahnya pada tulisan yang ada di motor itu. Keningnya berkerut dalam. Dia tidak tahu arti tulisan itu. "Aduh!" ringisnya karena tangannya dicengkram kencang. Kepalanya langsung menoleh.

"Mau maling?" tanya cowok dengan rambut sepanjang bahu dengan bandana hitam.

"Eh sembarangan! mau liat doang tau!" bantah Caramel dengan wajah kesal. Memangnya tampang polosnya ini ada wajah-wajah maling apalagi begal.

Cowok itu masih mencengkram lengan Caramel. "Kalau gitu lo pasti mau sabotase motor ini!"

Caramel membuka mulutnya. Dia menoleh pada Bella dengan wajah bingung. Dari pandangannya, Bella juga sepertinya bingung. "Ni orang ngomong apa sih?"

"Jangan ngelak, lo mau nyelakain pemilik motor ini kan? ngaku kamu antek kelompok mana?"

"Aduh Mas salah orang. Dia mau ngecek motor aja, kayanya kita pernah liat motor ini. Gitu loh, nggak nyampe ke antek-antek," kata Bella sambil menarik lengan Caramel.

Lengan Caramel tetap ditahan. Sekarang cowok itu sudah menarik lengan Caramel untuk masuk ke tempat billiard. Bella yang panik langsung ikut masuk ke dalam. Tiak perduli ada apa di dalam ruangan sana. Toh ada Rafan. Bella percaya, kalau ada Rafan di dalam sana maka mereka berdua sudah pasti aman.

"Dimana Ken?"

"Lagi sama Bos," jawab cowok yang sibuk menghirup rokoknya. "Bawa siapa?"

"Mata-mata."

"Ehh sembarangan! gue kan bilang cuma mau liat motornya!" protes Caramel. Tadi antek sekarang mata-mata. Dia jadi merasa seperti seorang pengkhianat negara.

Bella mengangguk setuju. Cowok di depannya ini memang lebay banget. Apa salahnya sih melihat motor itu. Memangnya siapa pemiliknya sampai tidak boleh didekati. Mustahil kan motor itu milik pangeran Inggris. Dia menatap sekeliling. Berusaha mencari Rafan di antara banyaknya orang di sini.

"Dimana Bang Rafan?" tanya Caramel.

"Rafan?"

"Iya gue mau cari dia, nanti lo tanya aja sama dia alesan gue deketin itu motor. Gue bukan mata-mata!" kata Caramel.

"Dia ini adeknya Bang Rafan," kata Bella.

Dua cowok di depannya ini saling pandang dengan wajah bingung. "Siapa nama lo?"

"Caramel Starla Rajendra," jawab Caramel jujur.

Dua cowok itu langsung melebarkan matanya. Yang awalnya merokok malah langsung membuang rokoknya. Keduanya menundukan kepala. "Maaf, biar gue panggil sebentar," kata cowok yang tadi menyeret lengan Caramel untuk masuk ke sini.

Caramel mengerutkan keningnya. Inia da apalagi. Kenapa dua cowok itu kelihatan takut waktu mendengar namanya. "Nama gue serem ya?" bisiknya pada Bella.

"Ada yang aneh nih," bisik Bella.

🍬🍬🍬

Sejak pagi Bara dan yang lain sudah ada di tempat billiard setelah semalam lagi-lagi berhasil menang dalam balapan motor. Tempat ini juga sudah seperti basecamp bagi dia dan teman-temannya.

Bang Aryo ketua dalam geng ini adalah pemiliki tempat. Jadi kalau sudah di sini, mereka seperti ada di rumah sendiri.

Bara dan Defan sedang membicarakan masalah balapan besar yang akan dilakukan bulan besok dang bang Aryo. Harus sangat terencana dalam team yang turun dan perawatan kendaraan.

"Pokoknya team inti turun," kata bang Aryo. "Ken, Defan sama Thomas."

"Siap Bang," jawab Bara dengan santai seperti biasa. Toh dia sudah sering ikut balapan.

The Boy With A Fake SmileWhere stories live. Discover now