Arggh ... ini memuakkan.

Dengan tetap mempertahankan langkah kaki yang pasti, aku menggeraikan rambutku dengan anggun dan merapikan hiasan kepalaku yang terasa sedikit longgar.

Tanpa sadar aku melihat Eliza dan Fiona yang menatapku dengan pandangan tak percaya dengan mulut yang terbuka lebar. Kedipan mata menggoda aku layangkan pada mereka dan ... mulut mereka mengatup rapat.

Kursi dihadapanku yang hanya berjarak ± 4 meter, masih menampilkan dua sejoli 'menyebalkan' yang masih asyik dengan kegiatan mereka tanpa terusik dengan sorakan beberapa tamu dan penonton.

Kursi dihadapanku yang hanya berjarak ± 4 meter, masih menampilkan dua sejoli 'menyebalkan' yang masih asyik dengan kegiatan mereka tanpa terusik dengan sorakan beberapa tamu dan penonton

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Teruslah kalian bermesraan seolah-olah dunia milik berdua.

Daddyku terlihat sedang menatap Emili sambil berbisik menggoda yang membuatnya tersipu malu sambil menundukkan wajah dengan senyuman lebar.

©give.me.baby.twins©

"Kau pikir ini acara akrobat. Wanita itu, dimana dia? Bethany dimana?! Bagaimana bisa dia membawa wanita tidak jelas seperti ini," berang Mrs. Walker sambil berjalan bolak-balik disekitarku.

Kakinya berhenti didepanku dan tangannya memegang keningnya, "Tidakkah kau berpikir lebih baik kau terjatuh anggun dengan gaun itu daripada melakukan akrobat dengan gaun pengantin itu. Sangat tidak cocok dengan gaun yang kau kenakan, kau tau itu ?!" ucap Mrs. Walker dengan geram. Matanya berkilat penuh amarah.

"Maaf aku bukan pekerjamu, Mrs. Walker. Wajahmu sudah berkeriput dan akan semakin keriput sebentar lagi. Aku permisi."

Dia menggeram kesal padaku dan pergi dengan rutukkan yang tak henti-hentinya keluar dari mulut itu.

Aku menghembuskan nafas lega setelah keluar dari backstage dengan kembali mengenakan dress yang tak kusukai.

Saat ini, aku benar-benar butuh air untuk mencuci wajahku saat ini. Aku memutuskan untuk pergi ke toilet. Tanganku menampung air wastafel dan membasuh wajahku dengan erangan puas. "Ini bukan mimpi, Camilla," ucapku pada cermin dihadapanku.

Aku menatap pantulan diriku di cermin yang dihiasi oleh ukiran-ukiran mewah berwarna emas disepanjang sisinya. Make up natural masih terlihat menghiasi wajahku. Rambutku terlihat mengkilap dan rapi—tidak seperti tampilan awal yang terkesan liar dan berantakan.

Aku terkejut saat melihat sosok dibelakangku dari cermin. Tatapan intimidasi terasa mengelilingi tubuhku. Aku membasuh kembali wajahku berkali-kali dan mengangkatnya lagi.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
GIVE ME BABY TWINS ✔️On viuen les histories. Descobreix ara