28. Waktu Berputar

759 76 2
                                    

Teruslah mengerti ...
Selama waktu masih berjalan
Detik masih mau berputar,
Massa terus terkenang.
Sebelum waktu dan ruang menunjuk angka nol dalam sejarah semesta.

***


Roda kehidupan berderak melambat, membawa si pelaku utama pada puncaknya. Waktu berjalan menyisakan histori kehidupan. Tidak ada yang seindah Skenario Tuhan dalam merangkai kisah semesta. Semua manusia menjalankan kehidupannya tergantung pilihan. Meski ada takdir yang menentukan, layaknya rizky, jodoh dan kematian.

Semua terasa begitu berat, coretan takdir yang tertulis untuk mereka seakan mengarah hanya pada satu titik temu. Titik yang meremukkan, mengantar pada kesedihan setiap orang.

Diluar sana, sirine polisi serta kerlip layar media yang menyilaukan seakan menggetarkan bumi panzer ini. Tepat satu jam yang lalu, setelah tragedi berdarah itu, semua terasa dijungkir balikan. Dunia tercengang oleh sebuah fakta yang tidak pernah mereka sangka sebelumnya. Saat si malaikat tertangkap di tengah kota yang megah, di dalam sebuah gedung yang menjulang tinggi.

Satu jam yang lalu pula, Alex Robinson resmi ditangkap oleh pihak kejaksaan. Semua bukti yang I.A.G dapatkan mengungkap pelaku yang sebenarnya. Catatan asli yang berhasil Syakhil curi menjadi bukti terkuat tentang konspirasi yang Alex lakukan. Menyembunyikan bukti sama saja menutupi kesalahannya sendiri, setidaknya itulah salah satu fakta kuat yang mereka miliki untuk menangkap pelaku yang sebenarnya.

Jika dulu Alex membuat catatan palsu yang berisi pelaku konspirasi di black forest, maka catatan asli menunjukan perjanjian yang ditandatangani oleh Alif Mubarak dan Damian bersama seratus relawan lainnya yang gugur karena kejahatan Alex Robinson. Dalam surat itu tertera pernyataan dari para relawan bahwa mereka mengikuti perkemahan murni dari keinginan mereka sendiri, berisi alasan mengapa mereka ingin bergabung dengan acara solidaritas itu.

Seakan tak rela membiarkan hal ini berlalu begitu saja, media segera berkerumun untuk mencari penjelasan yang sebenar-benarnya layaknya menjadi mata dunia, agar semua orang melihat jawaban dari segala misteri yang sempat mereka lupakan.

"Mr. Alex. Bisakah anda memberikan komentar tentang peristiwa ini? Benarkah anda menipu publik selama enam tahun ini?." Berbagai pertanyaan terlontar dari pemburu berita secara bergantian. Saat Alex digiring memasuki kantor kejaksaan.

"Apa alasan anda menipu dunia?."

"Lalu apakah OML terlibat?."

Langit malam dia atas kantor kejaksaan kota Berlin bersinar oleh cahaya lampu dari kamera wartawan yang sudah berjubel mengantri.

Masih dengan jas wol yang dia kenakan, Alex Robinson memasuki gedung didepannya dengan tangan yang sudah terlilit besi. Borgol itu terasa dingin menyentuh setiap pori kulitnya. Jika ada pertanyaan, apakah yang Alex rasakan saat ini maka jawabannya adalah.

Mati.

Tidak ada rasa sesal, takut kecewa ataupun perasaan lainnya. Ditengah keremangan ruangan itu, akhir dari perjalanan hidupnya dimulai.

MASIH DI ANTARA kegelapan, suara yang beradu dengan sendal memantul pada setiap dinding menimbulkan suara yang lebih keras dari aslinya.

Diujung sana, hanya diterangi sorot kecil lampu seseorang tengah meringkuk dengan tatapan kosongnya. Wajah yang biasa terlihat penuh ambisi itu meredup menampilkan gurat sendu yang menambah kesan keriput pada wajahnya yang tegas. Sementara itu dia terus berjalan mendekat, hingga jarak dua kaki langkah itu terhenti.

"Aku datang, freunde. Kau tidak mau menyambut sahabat lama mu ini?."

"Kau bisa tertawa bahagia." Ucapnya datar, sedatar air mukanya saat ini.

Ja, ich bin ein MuslimWhere stories live. Discover now