12. IslamoPhobia

791 91 19
                                    

Sepanjang lorong keabadian, yang tersisa hanya kesunyian.
Banyak orang meminta harapan namun hanya angan yang didapatkan.

***


Ratusan orang berkumpul memenuhi jalanan, didepan pusat pemerintahan. Tapatnya di AlexanderPlatz depan gedung Rotes Rathous, gedung pemerintahan kota ini. Dimana polisi sudah bersiaga disana untuk menjaga keamanan, jika hal yang tidak diinginkan terjadi.

Blokade kembali dilakukan, kisruh Islamphobia di kota ini kembali menimbulkan aksi protes. Tapi ada yang berbeda dengan aksi kali ini, bukan para Rasis maupun aktivis yang menolak Islam yang melakukan protes besar-besaran. Melainkan warga muslim yang menuntut hak kebesasan beragama, mereka menuntut kebebasan berhijab bagi pegawai pemerintahan maupun perkantoran, terutama para guru yang memang dilarang menggunakan atribut keagamaan saat mengajar di kelas. Tentu sangat miris, mereka warga negara ini dan berhak mendapatkan perlindungan dari pemerintah, nyatanya justru diskriminasi selalu ditujukan untuk para minoritas.

Saat keadilan disuarakan, mengapa harus dilandasi dengan diskriminasi. Mereka berhak menjalani kehidupan sesuai aturan yang mereka yakini.

Gerakan Islamphobia sungguh sangat disayangkan, mengingat dalam sejarahnya ketika The Golden Age menjadi gerbang kemajuan ilmu pengetahuan. Ilmuwan-ilmuwan muslim dan para sejarawan dari Barat, baik Islam maupun umat Nasrani saling bekerja sama menerjemahkan naskah-naskah bahasa Yunani kedalam bahas Arab. Toleransi dengan satu tujan. Bagaimanapun pernah ada kehidupan harmonis antara keduanya.

Biar bagaimanapun para Ilmuan Islam berperan penting dalam peradaban dunia. Sebelum Copernicus dan Galileo Galilei menemukan teori Heliosentris, Al Biruni sudah menemukannya terlebih dahulu. Namun hanya sedikit di dunia ini yang tahu, karena mereka lebih mengenal Copernicus dan Galileo Galilei.

Bahkan sudah ratusan atau mungkin ribuan tahun yang lalu sebelum penelitian modern
membuktikan AL-Quran sudah menjelaskan. Dalam surah Al-Anbiya ayat 33:

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu berada didalam garis edarnya.

Maha suci Allah dengan segala firman-Nya. Dalam surat itu Allah menjelaskan bahwa bumi dan bulan berotasi dalam garis edarnya masing-masing dengan matahari sebagai pusatnya. Hal ini membuktikan bahwa Islam dan ilmu pengetahuan saling berkaitan.


Jika saja semua orang tahu, pasti mereka juga akan terkejut sekaligus menganga. Mungkin semua orang akan masuk Islam jika tahu kelebihan Al-Quran. Tidak heran banyak Ilmuan Sains yang memilih menjadi mualaf.

Kekalahan bangsa barat pada perang Salib, tragedi runtuhnya menara WTC 11 September seolah membuat mereka buta dan hanya melihat bahwa Islam adalah agama kekerasan. Bagi mereka yang menganggap Islam itu keji, Islam itu teroris, lagi-lagi karena sejarah dimasa lalu. Menilik kembali kebelakang, salah satu faktor pemicu permusuhan ini adalah faktor agama.

Perpecahan umat Nasrani menjadi Gereja Timur dan Gereja Barat, menjadi salah satu faktor pendorong adanya perang salib. Menciptakan musuh bersama agar tercipta rasa kesatuan untuk kembali menyatukan perpecahan yang ada. Meskipun upaya mempersatukan gereja ini tidak berhasil Setelah diadakan sidang Uskup melalui Konsili.*

Islam bukanlah agama kekerasan, Mereka para teroris yang mengatas namakan diri sebagai seorang muslim hanyalah orang yang salah mengartikan Al-Quran sebagai petunjuk yang benar. Aliran yang keras ini bukanlah Islam yang sesungguhnya.

Umat muslim tidak ingin berperang, mereka hanya ingin hidup berdampingan. Mendapatkan perlindungan, layaknya warga lainnya. Hidup rukun dengan tetangga tanpa perselisihan dan rasa benci. Perbedaan tidak akan menjadi penghalang untuk kemajuan suatu bangsa, tapi justru akan memperkaya bangsa itu. Sayangnya hanya segelintir orang yang tahu. Setidaknya dia masih menghargai pola pikir masyarakt tentang Islam yang semakin lama berubah. Toleransi. Sudah banyak warga negara ini yang menghargai seorang muslim.

Ja, ich bin ein MuslimWhere stories live. Discover now