17. EMBARGO

1.1K 158 34
                                    

Menjauh dari Raya memang bukan kemauan Mondy. Tapi itulah kemauan Abah, dan boleh jadi yang terbaik bagi mereka untuk saat ini.

Abah punya hak penus atas Raya. Membantah Abah hanya akan membuat hubungan Raya Mondy memburuk.

Mondy lega telah menceritakan semuanya, termasuk gagalnya wisuda, terserah penilaian Abah padanya. Ia sudah mencoba membuktikan kesungguhannya. Kalaupun Tuhan menjodohkan keduanya pasti akan ada jalan untuk mereka berdua. Takdir pastilah yang terbaik. Dan Mondy percaya, hasil tak pernah mengkhianati usaha sekalipun tak selalu seperti yang kita mau dan tak selamanya memuaskan.

“Pokoknya kamu harus pegat. Kamu harus putus!” Paksa Abah saat mengusir Mondy dari kosan Raya.

“KOK GITU BAH? GAK AH… MONDY GAK MAU!” Mondy nyolot.

“EH NGALAWAN ORANG TUA?” bentak Abah.

“Ya bukan gitu Bah… Maaf,” lirih Mondy.

“Eneng anak saya, amanah saya dan keputusan ada di tangan saya. Kamu gak usah membantah lagi. Jauhi Eneng! Abah gak mau kalian terjerumus, terbuai rayuan setan. Abah tidak mau menanggung dosa kalian. Mending kamu urus, selesaikan dulu masalah kamu. Abah bener- benar kecewa sama kamu…..”

Mondy pun pasrah. Ia harus rela meninggalkan Raya tanpa pesan.

“Ulah sms, chattingan, teteleponan ka eneng, 2 bulan. Itu hukuman buat kalian.” Tegas Abah sebelum Mondy pergi.

“2 minggu Bah?” tawar Mondy.

“3 bulan!” tambah Abah sambil melotot.

Mondy melongo. “Yah… kok gitu Bah. Mmm……1 bulan?” tawar Mondy lagi.

“4 bulan atau selamanya!” tegas Abah dengan angkuhnya, melipat kedua tangannya di dada.

Mondy tercekat, kaget. “Kok malah jadi lama,”batinnya.

“I… Iya bah. 2 bulan!” jawab Mondy dengan cepat sebelum ditambah lagi oleh Abah.

*****

Raya mudik ke Bandung selama seminggu bahkan mungkin bisa lebih. Billy sudah memberinya ijin seminggu, selanjutnya ia bisa siaran dari Bandung tapi hanya untuk beberapa hari.

Selama di Bandung Abah mengijinkan Raya untuk balap tapi tetap harus selalu pulang ke rumah. Abah terpaksa melakukan itu karena ingin mengalihkan pikiran Raya dari Mondy. Ia tidak ingin putri kesayangannya banyak waktu luang hingga memiliki kesempatan untuk memikirkan cinta-cintaan.

Seenggaknya dengan kesibukan yang dimilikinya, Raya bisa melupakan Mondy dan tak bergantung pada laki-laki itu lagi.

Kembali ke dunia yang selama ini ia rindukan, membuat Raya bahagia. Bisa berkumpul dengan teman-teman balapnya di Bandung.
Setidaknya untuk minggu ini saja, ada 3 even balap di Bandung. Dan salah satunya diikuti oleh tim-nya Pak Budi.

Raya dengan antusias mengajukan diri. Meski akhirnya tak bisa podium dan hanya di peringkat ke-6, ia cukup bahagia dan puas.
Bukankah ada slogan buat penggila balap – menang kalah dalam balapan tetap senang -?

Dalam event itu Raya bertemu kembali dengan Zio dan Arif pembalap yang sempat mencuri perhatiannya beberapa waktu lalu.

Beberapa teman balap dan mekanik di sana masih mempertanyakan hubungan Raya dan Mondy. Mereka semua tahu Raya hanya mencintai dunia balap, dan mendadak punya pacar seorang artis. Tentu saja masih banyak yang tidak percaya. Bahkan Zio pun tak sukses menggoda Raya dengan pesonanya.

“Tapi selama janur kuning belum melambai, bukan berarti kasih tak sampai Guys!” elak Zio ketika di bully Pak Budi dan mekaniknya.
Mumpung Raya masih sibuk ganti baju.

JANGAN SALAHKAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang