15. ABAH?

1.2K 157 18
                                    

Maaf ya lama gak post. Kangen juga sebenarnya.. .😳😳😳😳😳

Susah nyari waktunya guys. Kalo pun ada udah kelelahan dan buntu.

🙏🙏🙏🙏🙏

Aku sempetin next, moga2 gak ngecewain
😍😍😍

Dua minggu penuh diantar jemput Mondy menjadikan kebiasaan Raya berubah. Ia makin peduli pada penampilan dan gayanya, makin rajin, dan tentu makin bersemangat.

Seharusnya ia merasa senang, tenang dan menang.

Menang???
Iya lah menang. Keraguan publik akan hubungan mereka pun terkikis habis. Raya patut berbangga menjadi pacar seorang Mondy yang begitu digandrungi. Meski sudah tak aktif lagi di dunia entertainment, wajah tampan dan cool-nya yang pernah dulu pernah terpampang di layar kaca masih belum dilupakan orang.

Tapi semua itu menjadikannya bergantung, dan Raya tak menyukai itu. Selama ini ia adalah gadis yang mandiri, berani dan penuh percaya diri.
Ia takut ketergantungan ini akan membuatnya lemah. Bayangkan saja selama seminggu ini saja, Mondy hampir tidak pernah meninggalkannya. Mulai dari pagi sampai malam selesai siaran. Ketika tidak ada jadwal siaran, Mondy membawanya ke rumah. Jika kemarin ia membawa Raya ke rumah Ayah Wira, bermain dan ngobrol seharian di sana, hari ini Mondy menjemput Raya untuk diajak ke rumahnya dengan dalih, meminta bantuan Raya untuk menata taman.

"Ya... Aku gak mau aja, tanaman-tanaman kesayangan Mama mati semua karena gak ada yang ngerawat. Apalagi bulan depan rencananya Mama mau ngadain haul meninggalnya papa di rumah." Jelas Mondy.

"Pliss ya. Bantuin." Paksa Mondy menaik turunkan alis.

Raya mengesah, memajukan bibirnya. Jujur ia tidak paham soal tanam menanam. Kalo sekedar bersih-bersih, beres-beres sih bisa. Nha ini mengatur tanaman? Selain tidak paham, ia juga gak suka. Itu menuntut ketelatenan, kesabaran dan ketelitian.

"Tapi Mon.... Aku gak ngerti soal begituan." Ragu Raya.
"Kalo asal nyiram aja sih bisa, atau sekedar cabut potong rumput. Tapi kalo nanam atau nata.... Aduh, kamu nyari orang lain aja deh!" tolak Raya.

"Atau kenapa gak make jasa orang yang ahli aja. Dijamin pasti beres dan bagus kan? Keluar duitnya juga gak selisih banyak. Justru kalo kita berdua yang ngerjain, bukan tambah rapi malah tambah berantakan, bukan bersemi malah bisa-bisa mati!"

"Ih... Kamu Ray," protes Mondy, "Ya gak mungkin matilah... orang kita berdua merawatnya pakai cinta."

"Mulai nih....." Raya pura-pura manyun mengalihkan pandangan meski sebenarnya hatinya senyum-senyum sendiri. Ia sudah bisa menebak gaya dan model rayuan Mondy. Meski begitu ia tetap saja suka. Suka karena Mondy selalu mengatasnamakan kita dan bukan aku atau kamu saja disetiap rayuannya. Dan itu sudah cukup membuat hati Raya bergetar.

Mondy terus saja merayunya.

"Ah... sesekali gue nolak. Pengen liat respon Mondy gimana?" batin Raya. "Lagi pula.... Aku takut terlalu bergantung sama kamu Mon."

"Gak Ah! Aku dirumah aja deh. Pengen istirahat. Sukur-sukur ada yang ngajakin balap ...." Gumam Raya sengaja dikeraskan.

"Kok gitu sih Yank. Ah... gak asik ah. Aku kan udah susah payah jemput kamu kesini? Masak......" Mondy tak terima.

JANGAN SALAHKAN CINTAWhere stories live. Discover now