05. RE-BOY

1.4K 129 12
                                    


Hari pertunangan Reva-Boy tiba. 

Mondy menyuruh mang Toha untuk menjemput dan mengantar Raya ke rumah Reva sejak subuh tadi.

"Maaf Neng .... Den Mondy nya...." ucapan Mang Toha di potong Raya.

"Iya gapapa Mang. Tadi Mondy udah ngabarin saya kok. Tunggu sebentar ya, Raya siap-siap."

Kurang dari 15 menit Raya pun keluar dengan pakaian casual dan membawa tas besar  langsung diambil alih mang Toha dan diletakkan di bagasi. 

Sepanjang perjalanan Raya lebih banyak diam. Entahlah, ia pun tak tahu yang dirasakannya. Antara sedih, kesel, sekaligus khawatir. 
Mungkin lebih dominan rasa khawatirnya. 

Bagaimana tidak? Siang nanti Mondy seminar. Ia bahkan tak banyak waktu buat persiapan. Tapi pak Bandi, dosen pembimbingnya hanya memberi opsi hari ini atau 6 bulan lagi. 

Semalam mereka pun tak bisa lama-lama ber video call. 
Mondy harus menyelesaikan dan menggandakan makalah.

"Mon.... " cegah Raya ketika Mondy hendak mengakhiri panggilan.
"Iya..." Lirih Mondy menatap wajah sendu Raya. 

Kecewakah Raya padanya? Ia telah membuat gadisnya sedih? Batin Mondy bergejolak. Ia menatap Raya skeptis.

Raya mendadak tersenyum, senyuman  paling manis yang bisa ia buat saat itu. 
Mondy pun mulai lega dan mencoba tersenyum juga.

"Mon, apa ada yang bisa aku bantu buat kamu?" Tanya Raya cepat. 

Mondy melebarkan senyumnya. "Doakan aku aja ya?"

Raya mengangguk. "Itu pasti Mon, tanpa kamu minta. Ada yang lain?...."

"Kamu sudah melakukanya kok Ray?"

"Mmaksud ka-mu?" Raya bingung.

"Iya kamu sudah bantu aku kok. Dengan senyum manis dan cinta tulus kamu Yank," jelas Mondy mengedip genit.

"Huh, dasar gembel eh Gombal!" Raya terkekeh.

"Boleh hamba tutup telponnya tuan puteri?" Pertanyaan Mondy sontak menghentikan kekehan Raya.

"Good luck pacarku. Sukses ya Sayang...." Klik. Raya buru-buru menekan tombol merah. Ia tak ingin Mondy melihat rona merah diwajahnya.

Sementara Mondy malah melonjak dengan mengepalkan tangan.
"YESS!!!"
"Eh, aamiin .. Aamiin ya Alloh."
"thanks pacar."

"Dah sampek Non!" Suara mang Toha membuyarkan lamunan Raya.

"Mamang harus jemput kapan Non?"

"Eh.. . Gak usah Mang. Mak-maksud Raya nanti Raya kabarin lagi aja ya? Belum tau juga kelar acaranya jam berapa." Jelas Raya nampak gugup. 

Raya tak ingin dijemput Mang Toha. Ia maunya Mondy bisa datang menemani dan menjemputnya. Semoga ya? 🙏🙏🙏

Raya pun turun dari mobil, mang Toha membantu mengambilkan tasnya. 

Tante Maya, mamanya Reva mempersilahkan Raya langsung ke kamar Reva. 

Rumah Reva tak jauh beda dengan rumah Raya di Bandung. Mungil tapi tertata rapi. 

Raya bertemu Boy di dalam dan mereka bertoss ria.
"Mondy nya mana Ray?" Tanya Boy bermaksud basa-basi. 

Raya tersenyum kecut. 
Reva  menangkap perubahan pada ekspresi Raya segera mengalihkan pembicaraan, "Ray, pilihin gaun dong!"
Reva menarik tangan Raya, hingga keduanya kini tengah berada di kamar.
"Sory Ray. Boy emang ... Mulutnya kurang disekolahin." Ujar Reva dengan gemas.

JANGAN SALAHKAN CINTADove le storie prendono vita. Scoprilo ora