03. SURPRISE PACAR

1.6K 163 19
                                    


Sudah hampir sebulan sejak RaMon menjalin hubungan dengan restu kedua orang tua mereka. Tapi justru mereka nampak jarang bersama.
Berbeda dengan Reva dan Boy yang hampir tiap hari ketemuan. Bahkan  Reva lebih sering menginap di apartemen Boy.

RaMon sibuk dengan urusan masing-masing. 
Mondy berusaha menepati janjinya - memantaskan diri untuk jadi calon suami. 😀😀😀 Itu menurut dia. 

Ia mengebut pengerjaan skripsinya, berharap bisa wisuda tahun ini. 

Periode wisuda univertasnya 2 kali dalam setahun, wisuda pertama 3 bulan lagi. Kalo bulan depan ia bisa selesaikan skripsi dan sidang, ia bisa ikut wisuda pertama.

Beruntung Raya disibukkan dengan siaran dan  balapan. Bulan ini, hampir tiap akhir pekan ada balap, dan Raya selalu ikut. Konsekuensinya ia pun harus latihan. Itu cukup menguras energi dan pikiranya. 

RaMon hanya bisa bertemu via video call. Itu pun hanya sebentar. 
Seperti malam minggu ini, Raya ada di Cimahi. Mereka tak bisa lama ngobrol.

"Udah makan?" tanya Mondy.
Raya hanya mengangguk dan tersenyum, mengamati wajah kekasihnya di layar.

"Lagi dimana?" tanya Mondy lagi. 
Raya menggerakkan ponselnya hingga Mondy tahu gadisnya sedang dikamar hotel sendirian.

"Kenapa gak ikut yg lain? Dyan mana?"

Raya masih senyum. Senyum paling manis yang ia berikan sebagai upeti telah dapat menikmati ekspresi aneh pada wajah ganteng Mondy.

"Yank...... Ih… Senyum-senyum mulu. Jangan diam dong yank? Hey… emang kamu nggak kangen?" lirih Mondy mesra.

"Karena aku tahu kamu bakal telpon maka aku gak ikut keluar sama yang lain," ucap Raya akhirnya dengan gaya centilnya.

"Kamu kurang tidur ya? No kantung mata nya. Kayak kurusan juga …." tanya Raya tiba2.

"Cie… cie ….Pacarku care amat cih, . . . " ledek Mondy.

Gantian Mondy yang diam menikmati wajah cantik pacar yang selalu  menggemaskannya. 

Tak lama adegan saling pandang itu pun berakhir saat salah satu diantaranya mulai tertidur,
"Met bobo ya yank....."

Sesaat tapi telah mampu menyamankan hati dan pikiran mereka. Sudah menjadi vitamin penumbuh semangat pada diri masing-masing untuk melakukan tugas terbaik sekaligus mempercepat penyelesaian tugas masing-masing agar segera dapat bertemu. 

Mondy menolak hampir semua tawaran iklan, sinetron dan model, hanya karena ingin berkonsentrasi dengan skripsinya. 
Waktunya begitu mepet. 

Ia kini tinggal di rumahnya sendiri, agar bisa lebih fokus dan konsentrasi. Sementara sang mama tinggal dirumah suaminya, Ayah Wira. 

Semula Anis dan Wira keberatan. Siapa yang akan mengurus Mondy? Bagaimana makannya? Siapa yang akan mencucikan pakaiannya? Di sana hanya ada Pak Karim, dan Mang Toha. Panjaga sekaligus sopirnya  juga biasa bantu bersih-bersih.

"Kalo kamu mau pindah ke rumah, Mama ikut! Mama gak bisa biarin kamu gak ada yang ngurus di sana!" ancam Anis. 

Wira pun kaget! Mondy apalagi.

"Mah...... " rengek Mondy. "Mondy udah gede. Udah bisa ngurus diri Mondy sendiri. Sekalian belajar mandiri. Di sana juga Mondy tidak sendiri. Ada Mang Toha dan Pak Karim."

"Mondy! Dirumah sebesar itu kamu sendirian sayang..... Mereka semua tidur diluar. Dan bukankah Bik Siti kemarin sudah mengundurkan diri dan pulang ke kampung?  Yang masakin kamu siapa?  bersih-bersih rumah siapa? Pokoknya mama ikut pindah!" kekeuh Anis.

JANGAN SALAHKAN CINTAWhere stories live. Discover now