Aurora - 33 (Pengumuman GA1 & GA2)

36.3K 6.3K 879
                                    

Untuk pertama kalinya, gue kembali menjejakkan kaki di apartemen Bryan. Seharusnya ini jadi pertemuan yang indah. Tapi lagi-lagi harapan itu tertelan oleh kenyataan yang membuat hati gue sesak. Sekarang gue dan Bryan duduk berhadapan di meja makan. Dia mengutak-atik lalu menyodorkan ponselnya yang tergeletak di atas meja. Gue terdiam.

"Jelaskan padaku maksud dari foto ini," desis Bryan menatap gue tajam.

Gue menggigit bibir. Gue sudah membaca beritanya dari Lisa sejak di kampus. Jadi, gue telah mempersiapkan diri menghadapi pertanyaan Bryan.

"Aurora, kau bilang sudah mengakhiri drama itu dengan Sean! Lalu apa ini?!" desak Bryan.

"Itu pelukan perpisahan," jawab gue menunduk.

"Memangnya kalian harus berpelukan? Kau dan Sean bukan Teletubbies! Untuk apa kalian berpelukan?! Ingat! Kau itu kekasihku dan Sean itu tampan!"

Kau itu kekasihku dan Sean itu tampan adalah dua kalimat yang tidak berkorelasi sama sekali. Tapi justru dari dua kalimat random itu, gue bisa membaca dengan jelas kekhawatiran dia akan adanya tikungan dari gue. Ada sisi ketidakpercayaan diri di sana, dalam kalimat yang terlontar dari bibir Bryan. Mungkin bagi dia, ketampanan Sean akan membuat gue jatuh cinta. Nyatanya, jatuh cinta bagi gue nggak seklise itu.

Gue menghela napas, mencoba menenangkan diri.

"Dia hanya memberikan pelukan perpisahan. Tidak lebih." Gue berusaha menjelaskan dengan kepala dingin.

"DIA MENYUKAIMU, AURORA!"

"Aku tahu!" tukas gue, mulai ikut meninggikan suara.

"Lalu kenapa kau masih memberi harapan padanya?!"

"I'm not!!!"

"Oh ya? Kalau begitu kenapa kau tidak menolak pelukan darinya?!"

"Itu hanya pelukan perpisahan, Bryan!" Gue berusaha keras menekan suara gue.

Bryan mendengus.

"Oh, hanya? Pelukan kau sebut hanya??? Jangan-jangan kau pernah berciuman dengannya. Iya, kan???"

Gue mendelik. "Kemarin-kemarin kau yang memintaku berakting dengan baik! Kau yang memintaku pergi dengan Sean! Kau bahkan sangat dewasa menghadapi skandal itu! Sekarang mana sikapmu yang itu?! Kenapa kau seperti ini?!"

"KARENA KAU JUGA MENYUKAI SEAN!!!"

Bentakan Bryan membuat pertahanan gue hancur. Gue nggak mengira, Bryan yang kemarin-kemarin manis bisa membentak gue seperti ini.

"Aku mengenalmu selama beberapa bulan ini. Aku berusaha mengenali hatimu, sikapmu, kebiasaanmu. Bagaimana mungkin aku tidak merasakan tatapan sayangmu untuknya, Aurora?"

Gue menggigit bibir dengan hati ngilu, berusaha menahan air mata yang hampir tumpah. Rasanya ada yang mengganjal di tenggorokan ini.

"Lihat? Kau tidak membantahnya...," sambung Bryan.

Kali ini air mata gue benar-benar jatuh. Bagaimana gue bisa membantah sedangkan untuk berbicara saja tenggorokan ini tercekat? Gue terdiam karena terlalu shock dengan bentakan dia. Memang benar, gue sempat goyah dan menyukai Sean. Tapi demi Galaksi Andromeda! Bryan is my one and only! Haruskah gue meneriakkan itu sekeras-kerasnya?

Gue merasa semuanya berubah dengan sangat cepat. Terlalu cepat malah. Gue nggak pernah menduga kalau liburan ke Everland akan membawa petaka ke hubungan gue dengan Bryan. Andai saja gue bisa memutar ulang waktu. Andai saja....

Gue merindukan Bryan yang konyol.

Gue merindukan Bryan yang sweet.

Gue merindukan Bryan yang romantis.

Fangirl TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang