Aurora - 29

33.9K 7K 1K
                                    

Harapan gue pagi ini adalah bisa melewati hari dengan damai. Gue udah berusaha mengembalikan mood dengan cara berdandan secantik mungkin, tersenyum pada diri sendiri di depan cermin, dan memutar lagu yang bikin semangat. Meskipun mata gue agak bengkak, tapi gue tetap berusaha terlihat ceria. Gue harus fokus belajar hari ini.

Gue mengingat tujuan utama gue datang di negara ini. Tujuan utama gue adalah menuntut ilmu dan ajang pembuktian diri. Gue ke sini harus fokus belajar. Mendapatkan hati oppa adalah bonus. Sayangnya, bonus yang harusnya bikin gue bahagia itu malah membuat hidup gue terjebak masalah. Contohnya hari ini.

Lisa mendesah sembari menatap seekor kucing.

"Cing, maafin temen gue, ya. Gue juga salah sih udah mau nurutin dia," oceh Lisa.

Gue terpekur. Kucing yang kemarin gue jadikan kelinci percobaan, sekarang telah terkapar tak bernyawa di deket apartemen. Mulutnya berbuih dengan wajah yang mengenaskan.

"Jahat banget...," ucap gue lirih.

"Lo beneran harus ekstra hati-hati, Ra. Mendingan lo jangan keluar-keluar selain buat kuliah."

Gue mengangguk.

Beneran!

Gue nggak habis pikir, kenapa ada manusia lebay semacam fans gila dan haters? Gue nggak paham kenapa ada fans yang sebegitu fanatiknya sampai idolanya pacaran aja langsung sumbu pendek dan bertingkah tolol. Bisa nggak sih sekadar mengagumi karya dan kepribadian sang idola sewajarnya aja?

Apa untungnya coba nge-bully gue? Biar di-notice sama Sean? Yang ada, Sean semakin muak sama fans kayak gitu! Mana nambah-nambahin dosa lagi. Belum lagi kalau gue melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Itu bakal jadi pukulan keras bagi fans gila atau haters untuk berpikir seribu kali kalau mau nge-bully orang lain.

"Kita balik aja, Ra. Bentar lagi Pak Raewon dateng. Ntar minta tolong beliau aja buat nguburin kucing," ucap Lisa.

Gue melangkah kembali ke apartemen dengan seribu keheranan.

Ah, fans gila dan haters.

Apa mereka nggak punya urusan yang lebih penting? Ngerjain PR atau belajar buat ujian gitu. Ngapain sih sibuk ngurusin hidup idol dan kekasihnya? It's ok kalau cuma kepo-kepo dan update berita. Tapi kalau udah kayak yang barusan gue alami, rasanya terlalu sayang aja karena mereka menghabiskan masa muda dengan sia-sia.

Gue harap, mereka segera sadar dan menggunakan otak mereka dengan baik.

***

Delapan hari yang telah berlalu serasa delapan bulan buat gue. Bagi orang yang jatuh cinta, waktu itu ibarat dua sisi mata uang. Jika lo melewati hari bersama dia yang tercinta, maka waktu bakal berlalu cepet banget. Di lain sisi, waktu bakal berjalan sangat lambat jika berada di posisi gue yang terpisah dari dia yang udah bikin gue jatuh hati.

Gue melewati delapan hari gue dengan penuh kewaspadaan. Lisa bener-bener melarang gue keluar, kecuali untuk urusan penting semacam kuliah. Kalaupun ada tugas kelompok, pasti apartemen kami yang selalu jadi tempat kumpul. Keluar pun, gue harus ditemenin Pak Raewon.

Gue merasa terkekang.

Gue kangen Bryan Byun. Sayangnya, yang gue kangenin itu lagi sibuk sama comeback-nya. Gue nggak mau merusak fokus dia. Jadi gue hanya sesekali mengirim pesan buat nyemangatin. Selebihnya, gue nggak berani ngobrol basa-basi.

"Ra." Lisa menghancurkan lamunan gue.

"Ya?"

Lisa menyodorkan sebotol minuman isotonik buat gue. "Nyadar nggak sih kalo nilai lo turun?"

Fangirl TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang