BAB 2 - I'm Not Alone

Start from the beginning
                                    

"Masalah Kara dan Dera, Bunda nggak bisa ikut campur, Kara sudah besar sudah tahu mana yang benar dan salah. Bunda hanya bisa bilang kebencian membuat hati Kara semakin sakit," jelas bunda.

Caramel mengusap air matanya. "Kara harus apa Nda? kalau untuk temenan lagi sama Dera jujur Kara nggak sanggup, rasa percaya Kara udah hilang."

Selama ini dia tidak pernah berpikir kalau Dera dan Bayu akan berselingkuh. Mereka memang akrab tapi Caramel membiarkannya karena dia paham dua orang itu memiliki hobi yang sama.

Menjalin persahabatan dengan Dera lagi, Caramel tidak bisa. Pura-pura tidak terjadi apapun dia juga tidak bisa.

"Bicara sama mereka, dengarkan dan keluarkan semua apa yang kamu inginkan, kalau hubungan dimulai dengan baik-baik kenapa berpisahnya tidak baik-baik juga?" tanya bunda.

Caramel tersenyum, bunda selalu memiliki solusi yang baik. Sayangnya dia jarang sekali menceritakan masalahnya pada bunda.

"Makasih Bunda," ucapnya.

Bunda merentangkan tangannya."Sini anak Bunda yang udah mulai remaja, peluk dulu dong."

Caramel terkekeh geli dan memeluk bunda, dia masih memiliki bunda yang siap mendengarkan semua ceritanya.

Ponsel Caramel berdering, nama Dera muncul di layar. Caramel tahu, pasti Dera akan membahas tentang apa yang dia lihat di toko buku siang tadi.

"Yaa halo," sapa Caramel.

"Ra-"

"Cukup Der, besok senin gue akan ngomong sama lo. Untuk sekarang gue nggak mau lo hubungin gue tolong bilang itu sama Bayu."

"Tapi Ra gue-"

"Lo tenang aja, gue nggak akan ngomong sama Umbel dan yang lain, besok senin gue pindah tempat duduk. Lo tetep di bangku biasa," lanjutnya.

"Raa apa harus sejauh ini? gue enggak mau persahabatan kita ancur."

"Sejauh ini? lo bisa nanya sama diri lo sendiri? sori Der untuk balik seakrab dulu  gue nggak bisa, gimanapun tetep kita nggak bisa kaya dulu. Lo bisa tetep sama Umbel, gue yang akan ngejauh." Caramel menutup sambungan telponnya.

Hanya dalam batas itu toleransinya bekerja. Dia tidak akan bicara apapun tentang kelakuan Dera. Untuk kembali berteman apalagi bersahabat Caramel tidak sanggup dan tidak mau. Cukup dirinya belajar dari kesalahan saat ini.

"Bunda buatin teh mau?"

Caramel menggeleng. "Kara mau tidur aja Nda," ucapnya.

Bunda tersenyum, dia menghapus air mata yang kembali mengalir dari mata putrinya. "Yaudah, jangan nangis lagi yaa? kalau nanti abang-abang kamu lihat ini mata bengkak, kamu pasti tahu siapa yang mereka cari?"

"Haha iyaa siap Nda," jawab Caramel. Dia berbaring dan menarik selimut hingga menutupi wajahnya.

Mendengar pintu ditutup, Caramel kembali terisak. Dia benar-benar kesal dan ingin memukuli Bayu. Rasanya dia benar-benar bodoh.

"Gue benci banget sama tu orang!!" teriaknya.

Lama dia menangis hingga akhirnya jatuh tertidur.

Caramel meregangkan tangan lebar-lebar. Matanya terasa sangat berat hingga sulit terbuka, dia menguap sekali lagi dan bergulung di bawah selimut.

"Aww!!" ringisnya karena jatuh dari ranjang. "Isshhh sial banget sih gue!!"

Kakinya menendang-nendang udara sekitar. Caramel tidak akan lupa untuk mencatat hari paling menyebalkan ini.

The Boy With A Fake SmileWhere stories live. Discover now