Bab 32

2.2K 129 5
                                    

Flau membuka kedua matanya yang terasa begitu berat dan pemandangan pertama yang kini dilihatnya adalah sebuah ruangan, sebuah ruangan yang teramat besar namun terasa begitu sunyi.

" Dimana ini? " Lirihnya dengan suara parau, namun hal selanjutnya yang sungguh membuat Flau tercekat adalah kedua tangannya yang tanpa disadarinya kini tengah terikat di belakang tubuhnya. " Apa-apaan ini?! Kenapa aku terikat seperti ini?!! " Seru Flau yang seketika panik dan berusaha memberontak.

" Oh...kau sudah sadar rupanya. "

Deg...

Suara itu, Flau...Flau mengenalnya, karena suara itulah yang terakhir kali dia dengar sebelum semuanya menjadi seperti ini.

" Melihat ekspresimu itu, kurasa kau benar-benar ketakutan, Flau. "

" Kau...kau menjebakku?!! " Balas Flau yang terus memberontak, berusaha melepaskan dirinya, tidak peduli pergelangan tangannya yang kini terasa perih. " Lepaskan aku!! "

" Melepaskanmu?! Enak saja, aku sudah cukup menghabiskan banyak waktu dengan mengirimimu pesan-pesan tidak berguna itu, padahal akan lebih baik jika aku langsung menculikmu saat itu juga! "

" Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku?!! " Seru Flau yang seakan tidak percaya, jika gadis seperti Jenica yang terlihat biasa saja mampu melakukan hal sepicik ini.

Bahkan kejadian dimana dirinya dan Jenica bertemu di cafe itu pun masih jelas terbayang di dalam benak Flau. Dan sungguh dia tidak pernah menyangka bahwa akhirnya akan menjadi seperti ini.

" Cih, kau masih bertanya lagi! Bukankah sudah kubilang bahwa aku akan melakukan apapun demi Joyz, demi kebahagiaannya!! "

" Dengan menculikku seperti ini?! "

" Ya, dengan menculik dan melenyapkanmu. " Jawab Jenica dengan ekspresi dinginnya yang mampu membuat Flau merinding seketika.

" Le...lepaskan aku!! Lepaskan aku!! " Pekik Flau dengan air matanya yang kini jatuh perlahan membasahi wajah cantiknya.

Plakkk...

" Kau tidak berhak menangis seolah kau yang tengah menderita, karena yang paling menderita saat ini adalah Joyz!! " Seru Jenica dengan marah, tidak peduli bahwa tamparan kini mulai membekas pada wajah cantik Flau.

Deg...

Tubuh Flau mematung begitu mendengar ucapan Jenica, karena lebih dari apapun dia tahu...dia tahu bahwa apa yang dikatakan gadis itu adalah sebuah kebenaran. Joyz...benar-benar menderita karenanya, bahkan sebuah tamparan yang baru saja dilayangkan oleh Jenica tidaklah setimpal dengan rasa sakit yang dia sebabkan pada Joyz.

" Maaf... "

" Kau pikir kata maaf saja cukup untuk menggambarkan bagaimana menderitanya Joyz, hah?!! "

" Aku bilang maaf....aku ingin minta maaf padanya..... " Lirih Flau disela-sela isak tangisnya.

" Kau ingin minta maaf padanya?! Cih, kau pikir aku akan membiarkanmu melakukannya?! Tentu saja tidak, karena tujuanku menculikmu adalah untuk melenyapkanmu, dengan begitu aku akan dengan mudah mendapatkan Joyz. "

Kedua mata coklat milik Flau spontan melebar begitu mendengar perkataan Jenica, sungguh dia tidak pernah berpikir bahwa gadis itu sangat menginginkan Joyz lebih dari apapun.

" Bersiaplah, Flaurestya Housten. " Ucap Jenica dengan senyum teramat sinisnya.

_____

Joyz menatap sosok yang kini berada di hadapannya dengan ekspresi teramat datar, bahkan bisa dibilang ekspresinya lebih datar dibanding ekspresi sebuah boneka.

" Aku tidak pernah menyangka bahwa kau akan memintaku untuk bertatap muka seperti ini, Mr. Nathaniel Arlando. " Ucap Joyz dengan santainya, bahkan dia masih bisa menyempatkan diri untuk meminum kopi panasnya.

" Sebenarnya aku sangat enggan sekali untuk bertemu denganmu, tapi kurasa aku tidak mempunyai pilihan lain lagi kecuali bertemu denganmu. Jadi, katakan apa maksud dari pesan yang kau kirimkan padaku, Mr. Joyz Loyard? "

" Ah, pesan itu....kupikir pesan itu tidak akan tersampaikan padamu. "

" Jangan mengulur waktu dan cepat katakan apa maksud pesan itu. "

Dibandingkan dengan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Nathan, Joyz lebih memilih untuk melemparkan sebuah map coklat ke arah Nathan yang dengan cepat menerimanya.

" Apa ini? "

" Kau akan tahu jika kau membukanya. "

Kedua mata Nathan spontan menyipit, sebelum akhirnya dia memilih untuk menuruti apa kata Joyz untuk membuka map itu.

" Jadi, kau bermaksud menuduhku  melakukan semua ini? " Tanya Nathan usai membaca map coklat yang ternyata berisi sebuah bukti.

" Aku tidak pernah dan tidak akan menuduh siapapun, karena yang aku butuhkan hanyalah sebuah bukti dan begitu aku mendapatkan buktinya maka aku tidak perlu menuduh siapapun. " Jelas Joyz yang kini memilih untuk menyandarkan tubuhnya dengan kedua tangan bertaut.

Nathan menghembuskan nafasnya dengan senyum miring yang kini membingkai wajah tampannya. " Sebenarnya, aku masih tidak percaya bahwa kau bisa menemukanku secepat ini, Mr. Loyard. "

Joyz ikut tersenyum miring begitu mendengar pengakuan Nathan yang telah diduganya itu, karena seseorang seperti Nathan tidak akan sebodoh itu untuk terus menutupi perbuatannya ketika sudah ada bukti yang jelas. Karena hal itu jelas akan melukai harga dirinya.

" Itu karena kau memilih lawan yang salah, Mr. Arlando. "

" Tidak, aku tidak pernah memilih lawan yang salah. Lagipula, jangan kau pikir aku akan menyerah begitu saja setelah kau merebut Flau dariku. " Balas Nathan dengan ekspresi dinginnya.

Mendengar nama Flau, Joyz spontan mengeraskan rahangnya dan balas menatap Nathan dengan ekspresi dingin miliknya.

" Seharusnya aku yang mengatakan hal itu padamu. Karenamulah aku harus kehilangan Flau-ku yang berharga. "

Drrtt...drrtt...

Belum sempat Nathan membalas perkataan Joyz, getar ponsel baru miliknya spontan menjadi pusat perhatian bagi keduanya. Dan begitu melihat nama pengirim pesan yang tertera di layar ponselnya, dahi Nathan sontak berkerut.

From : Jen
Message : Don't be late.

Begitu dia selesai membaca pesan Jenica, Nathan spontan bangkit berdiri dengan kedua mata coklatnya yang melebar tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

Membuat Joyz seketika menatap Nathan dengan pandangan bertanya. " What's wrong? "

Nathan spontan menoleh ke arah Joyz dengan wajah pucat pasi, karena kalau boleh jujur saat ini dia bahkan tidak tahu harus bagaimana karena terlalu syok.

" Fla....Flau... " Ucap Nathan dengan terbata.

Joyz seketika bangkit dan menatap Nathan dengan sorot tajam begitu mendengar nama Flau dan entah mengapa jantung Joyz seketika berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya.

" Ada apa? Apa yang terjadi pada, Flau? Katakan padaku! " Desak Joyz.

Berusaha untuk menenangkan diri, Nathan akhirnya mulai menghembuskan nafasnya kesekian kalinya sebelum membalas pertanyaan yang terus dilontarkan oleh Joyz. " Flau diculik. "

Kedua mata kecoklatan milik Joyz spontan melebar, bahkan selama beberapa saat Joyz seakan berada dalam keheningan. " Siapa?! Siapa yang berani menculik, Flau?! "

" Jenica, ini buktinya. " Balas Nathan yang kemudian memberikan ponselnya pada Joyz yang dengan segera menerimanya.

" Jeny.....beraninya dia menculik dan bahkan melukai, Flau.... " Geram Joyz.

" Kita harus bertindak cepat, sebelum Flau terluka lebih parah! " Seru Nathan dengan ekspresi khawatirnya begitu dia mengingat kondisi Flau yang berada di foto itu.

" Ikut aku. " Perintah Joyz dengan nada dinginnya.

_____

#happy reading!! 😊

Joyz & Flau in WeddingOnde histórias criam vida. Descubra agora